17.sebuah Alasan menjadi Alan

4.5K 299 11
                                    

Hai ada yang nunggu Alana update gak?

Hai ada yang nunggu Alana update gak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Hari ini adalah hari keberangkatan Alana pergi kepuncak. "Alan, kamu gak usah pergi kepuncak ya? Disini aja sama mama. Mama takut kamu gak kembali." Rani menangis membujuk Alana supaya tidak berangkat.

"Mama, aku bakal pulang kok. Ini cuma empat hari. Mama gak usah khawatir, jangan lupa diminum obatnya. Alan gak mau saat Alan pulang mama sakit." Alana mencoba memberi pengertian kepada Rani. Alana mencangklong tas ranselnya kemudian mencium tangan dan pipi Rani.

"Oh iya, Alana pergi duluan tadi dia pamit sama Alan." kata Alana.

"Mama gak peduli sama anak itu, yang terpenting kamu ada disisi mama. Mama harap anak itu hilang digunung supaya gak kembali lagi kerumah. Anak itu cuma nyusahin mama aja."

Sakit, ketika mamanya mengatakan seperti itu langsung kepada dirinya. Alana sudah terbiasa dengan ucapan mamanya yang pedas, tapi mengapa  Alana belum terbiasa? Alana mencoba membenci Rani, tapi mengapa juga tak bisa? Jelas jelas Rani tak pernah menganggap Alana sebagai anak, walau Alana tak tahu letak kesalahanya dimana. Alana berharap suatu hari nanti Rani akan menyayangi Alana seperti menyayangi Alan, tapi kapan?

Yang membuat Alana berubah menjadi Alan adalah mamanya sendiri.

Flashback on

"Gak! Gak mungkin Alan ninggalin aku!" ucap Rani histeris.

"Mama Alan udah meninggal ma, mama harus ikhlas supaya Alan tenang disana." ucap Alana memberi pengertian kepada Rani. Sudah satu bulan Rani seperti ini, Hendrawan dan Alana sudah membawa Rani ke psikiater tapi Rani masih sama seperti ini.

"Diam anak bodoh! Alan itu masih disini. Dia cuma lagi pergi sebentar. Nanti dia kembali lagi kan. Iya kan hahahaha, dia dia cuma pergi sebentar." Rani menangis kemudian tertawa.

"Mama sadar Alan udah ninggalin kita semua! Kita harus ikhlas. Alan akan sedih di atas sana kalau liat mama kayak gini."

Rani menampar Alana, "Alan masih hidup! Dia masih hidup! Alan gak akan ninggalin mama dia udah janji waktu kecil."

Hendrawan yang habis dari kerja melihat itu langsung menghampiri Rani. "Sadar Rani Alan udah meninggal!"  Hendrawan menampar Rani.

"Gak! Alan belum meninggal! Dia gak akan ninggalin mamanya sendirian!" Rani berlari menuju kamarnya dan menguncinya.

Alana yang khawatir melihat Rani mengunci pintunya, dia segera menyusul Rani diikuti Hendrawan. Alana khawatir Rani akan melakukan sesuatu yang membuat Rani celaka, mengingat kejiwaan Rani terguncang atas kepergian Alan.

"Mama, buka pintunya." Alana menepuk nepuk pintunya.

"Rani buka pintunya!" teriak Hendrawan khawatir.

Alana(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang