Selamat membaca:)
(VOTE DAN KOMEN DARI KALIAN SANGAT BERARTI BAGI AUTHOR)
Sudah satu bulan lebih, Alana dan Rigel menjalin hubungan. Dan kebiasaan Alana saat hari minggu adalah mengunjungi rumah Rigel. Alana sekarang berada di dapur untuk mencuci piring bersama Tania disebelahnya. Tania membantu menaruh piring piring yang sudah dicuci ke rak. Tanpa sengaja Tania menjatuhkan piring dan piring itu pecah. Alana terlonjak kaget, dan menoleh mendapatkan Tania yang matanya memerah menahan tangis. Alana mematikan kran, dan menghampiri Tania.
"Gak papa, gak usah nangis. Biar kakak bantu." kata Alana memenangkan Tania.
Qila yang mendengar pecahan piring, menuju ke dapur untuk memastikan apa yang terjadi. "Ini kenapa bisa pecah?" Qila hendak membantu Alana tapi Alana mencegahnya karena Qila sedang hamil besar.
"Tania gak sengaja mecahin piring ma, maaf." jawab Tania menunduk takut.
"Gak papa, asal kamu baik baik aja." Qila membelai rambut Tania. Alana yang melihat itu merasa iri dengan Tania. Tania memiliki ibu yang penyayang. dia jadi teringat saat Alana berumur delapan tahun.
Flashback on
Prangggg
Suara pecahan piring terdengar dari dapur. Alana kecil merasa takut karena tak sengaja memecahkan piring saat mencuci piring. Alana memungugut pecahan pecah kaca.
"kamu gak papa?" Alan menghampiri Alana yang sedang duduk memunguti piring.
"Aku gak papa kok." jawab Alana.
"Aku bantu ya."
"Gak usah." jawab Alana cepat, dia takut Rani akan marah padanya membiarkan Alan membantu Alana. Dia tahu Rani sangat menyayangi Alan, Rani tidak akan membiarkan Alan terluka.
"Udah gak papa." Alan jongkok disamping Alana dan mulai mememunguti pecah pecahan piring.
"Auuu." ringis keduanya. Entah itu kebetulan atau apa. Mereka sama sama terluka karena pecahan piring itu.
Rani menghampiri Alana dan Alan karena mendengar suara pecahan. Dia terkejut mendapatkan Alan berdarah. Rani menarik tangan Alan pelan. "Kenapa bisa luka gini sih? Ini sakit enggak? Kalau sakit bilang. Mama takut kamu kenapa napa." kata Rani memegangi tangan Alan yang terluka sambil meniup niup pelan.
Hati Alana sesak saat Rani sekhawatir itu pada Alan saudara kembarnya. Dia juga terluka, tapi kenapa Rani tak bertanya padanya. Apa dia baik baik saja. Alana menunduk.
"Ini siapa yang mecahin piring?"
"Aku." jawab Alana dan Alan bersamaan. Alan hanya ingin melindungi Alana dari kemarahan Rani.
"Mama tanya sekali lagi, siapa yang mecahin piring ini!"
"Aku ma, tadi waktu cuci piring. Gak sengaja mecahin piring terus Alan nolong aku." Alana menunduk.
"Tapi ma, bukan salah Alana. Dia cu____" kata Alan membela Alana.
"Alan tunggu di ruang TV, mama mau ngomong sama Alana." kata Rani.
"Tapi ma____"
"Tunggu disana!" Alan mengangguk lemah.
Rani menghampiri Alana, Alana gemetar mendengar suara langkah kaki dari Rani. Dia tahu Rani akan berbuat sesuatu yang akan menyakiti dirinya, karena Alan terluka saat menolong Alana.
"Liat saya!"
Alana mendongak, dia melihat ada raut marah di mata Rani. Siapapun tolong Alana saat ini. Alana takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana(TAMAT)
Teen FictionDILARANG MEMPLAGIAT CERITA SAYA! PLAGIAT JAUH JAUH! Alana Hendrawan, cewek cantik yang bisa menguasai teknik bela diri. Bukan hanya fisiknya saja yang cantik tapi hatinya juga. Alana akan melakukan apapun untuk orang yang disayanginya terlebih lagi...