Alana sekarang berada dibalkon kamarnya, memikirkan bagaimana caranya agar bisa menemukan kakaknya yang menghilang. Tiba tiba sebuah nama terlintas di otaknya.
Clarisa.
Alana mengambil handphone nya, lalu menelfon Clara. Dia ingin menanyakan panti asuhan mana yang ditinggali Clarisa.
[ Halo kak ]
[ Iya Alana, ada apa?]
[ Boleh tanya enggak kak?]
[ Iya apa?]
[ maaf kalau lancang, tapi ini penting. Kakak satu panti asuhan sama kak Clarisa? ]
[ Iya, kenapa? Kita juga sama tanggal dibuang nya ke panti ]
[ Aduh maaf kak buka luka lama, nama panti asuhan nya apa kak? ]
[ panti asuhan peduli kasih ]
Deg
[ emang kenapa Al? ]
[ gak papa kok, yaudah makasih kak. Aku tutup ya ]
Alana mematikan telfon nya, benar dugaan nya. Kalau Clarisa kakak tirinya, yang dibuang mamanya. Alana menelfon Hendrawan untuk memberikan informasi ini. Setelah menelfon Hendrawan, Alana bergegas menuju kantor papanya untuk membicarakan masalah ini.
~~~~
Disinilah Clarisa, duduk termenung sambil memandangi awan. Dia ingin sekali bisa berkuliah seperti Clara, garis hidup Clara lebih baik dari pada Clarisa. Clarisa juga kadang merasa iri pada Clara karena bisa berdekatan dengan Rigel. Clarisa menghembuskan nafasnya, dia bangkit dari duduknya menuju dapur panti asuhan yang tak jauh dari tempat duduknya tadi. Clarisa sebenarnya malas memasak untuk anak anak panti asuhan atau bermain bersama mereka. Itu bukan kemauan Clarisa tapi kemauan bunda Nada pengurus panti sekaligus orang yang menemukan Clarisa saat bayi. Entah Clarisa sengaja di buang atau apa, Clarisa tidak peduli.
"Clarisa, kamu ke ruang tamu sebentar disuruh bunda." panggil Nawang.
"Iya," jawab Clarisa.
Clarisa mengerutkan keningnya saat melihat Alana duduk berbicara dengan bunda Nada ditemani seorang pria paruh baya. Mungkin itu ayahnya, pikir Clarisa.
Tanpa aba aba Alana langsung memeluk Clarisa sambil menangis, Clarisa yang kaget hanya diam saja. Clarisa tidak tahu harus berbuat apa.
"Maaf kak, maafin Alana karena gak nyari kakak." kata Alana dengan tangisan nya.
Deg
"Mak maksudnya ap apa?" kata Clarisa dengan terbata bata.
"Kakak adalah kakak aku."
Clarisa terdiam, dia tak bisa berkata kata lagi. Apa ini keluarganya yang hilang? Tapi kenapa keluarnya tega membuang Clarisa?
~~~~~
Sudah tiga minggu Clarisa berada di rumah Alana. Clarisa baru tahu kalau ternyata dia bukan anak dari Hendrawan, tapi anak yang terlahir karena kesalahan. Dan Rani tak pernah berbicara pada Clarisa melihat wajah Clarisa saja enggan. Clarisa pikir Alana adalah anak yang diinginkan oleh Rani tapi nyatanya tidak, Rani juga tak menginginkan Alana. Tiga hari lalu Clarisa melihat Alana dipukuli oleh Rani. Clarisa hendak menolong tapi Rani malah memukulnya balik.
Alana juga menceritakan Alan saudara kembar Alana yang sudah meninggal dan Alana selama ini harus menyamar menjadi Alan demi kepentingan kesehatan Rani.
Jika Clarisa jadi Alana dia tidak akan repot repot menyamar menjadi Alan untuk ibu seperti Rani. Untuk apa berkorban untuk Rani yang jelas jelas jahat kepada anaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana(TAMAT)
Teen FictionDILARANG MEMPLAGIAT CERITA SAYA! PLAGIAT JAUH JAUH! Alana Hendrawan, cewek cantik yang bisa menguasai teknik bela diri. Bukan hanya fisiknya saja yang cantik tapi hatinya juga. Alana akan melakukan apapun untuk orang yang disayanginya terlebih lagi...