Maaf kemarin gak update.
(VOTE DAN KOMEN DARI KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI AUTHOR)
Selamat membaca:)
Warning! part ini akan membuat anda baper, kalau baper ditanggung sendiri.
Sinar matahari membuat Alana membuka mata. Dia terkejut mendapatkan Rigel ada disebelahnya, lebih tepatnya dia terkejut saat Rigel memeluk Alana dengan posisi duduk dan Alana menyenderkan kepalanya di dada bidang Rigel. Alana melepas pelukan Rigel dengan pelan pelan, agar Rigel tak terbangun. Dia mengecek hp, ternyata banyak pesan dan telepon dari Hendrawan. Papanya pasti mengkhwatirkan nya. Hendrawan tidak tidur semalam karena memikirkan Alana, itu pasti. Alana menjadi merasa bersalah, tapi dia masih marah pada papanya. Ingat Hendrawan mengkhianati Alana, rasa sakit kembali datang tanpa sadar Alana menjatuhkan air matanya. Buru buru dia menghapus air matanya dia tidak mau Rigel melihat Alana lemah.
Alana kemudian membalas pesan dari papanya.
Aku baik baik aja, papa istirahat. Aku tidur dirumah teman, kita bicara nanti. Apa yang papa putuskan.
Alana memejamkan mata memandang pesan yang dia kirim.
Rigel meregangkan otot ototnya, tubuhnya sakit karena tidur dengan duduk. Tapi tidak papa, demi Alana. Sekalian modus>.<
Rigel tersenyum melihat Alana. "Gimana udah mendingan?" Alana menoleh mendapatkan Rigel yang tengah duduk memandang dirinya lekat lekat.
"Sedikit," cicit Alana.
"Hem, gue ajak ke suatu tempat boleh? Mungkin lo bakal mendingan." Rigel menggaruk lehernya yang tidak gatal menghilangkan kegugupannya karena Alana menatap Rigel dengan lekat.
"Boleh," jawab Alana pelan. Dia berdiri tapi Rigel menahan nya. Alana mengerutkan keningnya bermaksud menanyakan kenapa.
Rigel malah berjongkok, dia menepuk punggunngnya. Alana semakin bingung, Rigel berdecak. "Kaki lo pasti sakit. Sini gue gendong."
"Hah?" Alana mengerjap ngerjap matanya. Dia melihat kebawah, ada yang mengobati luka nya siapa lagi kalau bukan Rigel.
"Lo yakin? Maksud gue, turun dari sini sambil gendong gue? Gue gak yakin lo bisa gimana kalau kita jatuh. Lagi pula kaki gue gak papa udah mendingan."
Rigel berdecak, dia langsung menggendong Alana. Alana melotot atas perilaku Rigel. "Makannya kalau lagi keluar, pakek sandal biar gak luka kaki lo. Terus kalau ada masalah gak usah ujan ujanan, nanti kalau sakit gimana? kalau ada masalah gue siap jadi samsak lo." Rigel terkekeh di akhir kalimatnya.
Alana tak bisa menahan senyum, "emang kenapa kalau gue sakit, kan gue yang sakit kenapa lo yang repot?"
"Gue lah yang repot disini!"
"Lah?"
"Iya gue paling repot disini, lo mah enak kalau sakit tinggal tidur. Lah Gue? harus memenuhi otak gue dengan nama lo. Maksud gue, gue bakal khawatir sebelum gue memastikan lo baik baik aja."
"Kenapa?"
"Iya karena gue suka sama lo, kan udah gue bilang beberapa kali. Masak gak peka peka sih!" kata Rigel cemberut.
Pipi Alana memenas, mendengar ucapan Rigel. Detak jantungnya bedekup kencang, hatinya menghangat. Belum pernah seseorang memerlakukan Alana seperti ini. Rigel dan Alana berhasil mendarat ditanah. "Lah sandal gue kemana?" kata Rigel.
"Mungkin hanyut." jawab Alana. "Turunin gue disini."
Rigel menggeleng, "enggak, takut ada beling atau kaca yang nancep dikaki lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana(TAMAT)
Roman pour AdolescentsDILARANG MEMPLAGIAT CERITA SAYA! PLAGIAT JAUH JAUH! Alana Hendrawan, cewek cantik yang bisa menguasai teknik bela diri. Bukan hanya fisiknya saja yang cantik tapi hatinya juga. Alana akan melakukan apapun untuk orang yang disayanginya terlebih lagi...