BRAK
Bunyi pintu depan yang tertutup keras oleh rose tidak membuat pria itu berhenti untuk menemui rose.
"PERGI!!"
"Rose dengerin aku dulu-"
"GAK MAU!! PERGI PERGI PERGI!!"
"Aku kangen sama kamu rose..tolong buka pintunya"
"GAK!!!"
"Mereka anak kita kan?"
"Bukan!"
"Jangan bohong kamu sama saya! Buka pintunya rose!"
Rose terus menahan pintu depan agar pria itu tidak bisa masuk ke dalam rumahnya. Jihoon dan ryujin yang melihat mamanya menangis histeris juga ikut menangis. Mereka tidak suka jika melihat mamanya seperti ini, mereka takut trauma mamanya kambuh lagi.
"Mama udah hiks..jangan nangis lagi hiks" jihoon terus saja menangis dan mencoba menenangkan rose dengan memegang tangan mamanya.
"Rose buka pintunya! Atau aku dobrak?!"
Tubuh rose kembali gemetar.
Ryujin berlari ke dalam kamarnya rose. Ia sedang mencari ponselnya rose, mencoba menghubungi teman mamanya yang ia kenal.
Papa uyon, nama yang ada di pikiran ryujin. Lantas, bocah kecil itu berusaha mencari nomor ponsel seungyoun. Walaupun ia tidak mengerti memegang ponsel.
"Halo bidadari mas-"
"Papa uyon hiks.."
"Loh iun? Sayang kamu kenapa nak?"
"Tolongin kita..ada orang asing mau nyakitin kita"
"HAH?! SIAPA?"
"Iun gak tau.."
"Tunggu papa ya, papa segera kesitu. Jangan buka pintu depan oke?"
Ryuji mengangguk sambil membersihkan air matanya yang mengalir, walaupun seungyoun tidak melihat dia secara langsung.
"Papa tutup telpon dulu ya nak" seungyoun masih sempat berbicara lembut kepada ryujin. Agar anak kecil itu tidak semakin ketakutan.
Panggilan telpon itu akhirnya tertutup.
"Mih uyon pergi dulu"
"Loh kok pergi lagi? Baru aja kamu kesini mau balik lagi?" ujar mami cho kesal. Iya dia kesal, dia baru saja mau kasih seungyoun kue buatannya malah putranya itu mau pergi lagi.
"Ada urusan mih, bye mih." seungyoun buru-buru keluar sambil mengirimkan pesan kepada teman-temannya.
Karena jarak rumah maminya jauh dari rumahnya rose, apalagi dia panik banget sama keadaan rose sekarang seungyoun segera meminta tolong ke anak-anak kosan fakboiz.