Rose telah bersiap-siap dari tadi. Hari ini, ia akan menemui seungwoo, ia telah memberanikan dirinya. Rose ingin menyelesaikan masalah antara dirinya dan sang mantan suami.
Seungyoun tau, karena rose sendiri yang menyampaikan ini kepadanya. Awalnya seungyoun nolak, karena takut kenapa-kenapa. Tapi rose tetap mengatakan bahwa dia bakal baik-baik aja. Dan rose juga meminta tolong seungyoun untuk menjaga jihoon dan ryujin di rumah, ketika ia pergi.
"Papa mama kok pergi sama om itu?" tanya jihoon bingung. Dia bingung saja mamanya mau bertemu orang yang katanya ayah kandung mereka berdua.
Bukan katanya lagi, memang bapak kau nak.
"Iya papa iun gak juga suka! Walaupun dia ayah iun..iun gak mau mama sama dia hiks." timpal ryujin.
Ryujin sekarang suka rewel kalau menyebut nama seungwoo, ayah kandungnya sendiri. Bukan rewel karena rindu tapi karena takut.
Seungyoun menenangkan ryujin. Anak kecil perempuan itu masih tidak bisa menerima seungwoo yang ternyata adalah ayah kandungnya. Bahkan ryujin takut bertemu pria itu, setelah beberapa hari lalu seungwoo membentaknya karena ryujin tidak mau memeluk seungwoo.
"Iun om itu kan gak sengaja marahin kamu? Soalnya kamu gak mau dipeluk kan sama omnya?"
"Tapi om seungwoo jahat sama mama.."
"Iun dengerin papa. Untuk ion juga ya, sejahat apapun om seungwoo ke mama dan kalian. Dia tetaplah ayah kandung kalian, ayah biologis kalian. Dosa loh kalo kalian masih dendam sama dia.." nasehat seungyoun. Pria itu sedang menasehati jihoon dan ryujin.
Seungyoun hanya gak mau, anaknya menanamkan sikap seperti ini terlalu lama. Mungkin karena seungyoun sudah menjadi pria berumur yang ganteng, ia mau yang terbaik untuk anak-anaknya sendiri.
Tidak ada salahnya memaafkan seseorang yang menyakiti kita. Toh tuhan akan memberikan balasan yang setimpal untuk mereka bukan?
"Tapi dia udah jahatin mama!"
"Iya papa, ion juga kecewa.."
Kedua bocah itu mulai marah. Hm, kalau sudah begini agak susah juga menenangkan mereka.
"Hey sudah sudah tenang dulu ya. Kalian anak pintar kan?"
Jihoon dan ryujin mengangguk menurut untuk berhenti nangis.
"Kalian pintar berarti tau kan yang baik sama yang jahat? Kalo gak mau maafin ayah seungwoo, nanti kalian sama aja jahatnya..kalian mau jadi orang jahat?"
"Enggak!" Karena panik mendengar seungyoun berbicara seperti itu, akhirnya mereka menjawab menolak bersamaan.
"Enggak mau kan? Kalo gitu ayo maafin ayah seungwoo. Lagian, ayah seungwoo gak bakal berani ngambil mama rose."
"Papa yakin?"
"Yakinlah. Mama kamu kan sayangnya sama papa dan kalian berdua. Kalo dia ambil, kita rebut dong. 1 banding 3, siapa menang?"
"Kita?"
"Betul nak. Tidak perlu takut ya? Mama kalian cuma mau nyelesaian sesuatu sama ayah seungwoo."
Sepertinya bujukan seungyoun berhasil. Jihoon akhirnya mulai paham dan mengangguk mengerti.
"Oke deh papa. Kita percaya hehehe"
"Nah gitu dong..kalian juga manggil dia ayah ya? Tidak kasihan lihat dia mau sekali aja di panggil ayah?"
"Hmm oke deh pa."
"Iun?"
Berbeda dengan ryujin, ia mengeleng. Susah untuk ryujin memanggil seungwoo dengan sebutan ayah. Anak kecil itu menundukkan wajahnya yang masih mengeluarkan butiran air mata.