"Rose?"
"Ka--kak seungwoo?" tubuh wanita itu kembali gemetar.
"Jangan pergi- aku beneran kangen sama kamu." tahan pria itu mencengah rose yang berdiri dari duduknya.
Seungwoo segera mendekatinya, lalu bertekuk lutut di hadapan rose. Pria itu menangis di hadapan rose yang badannya mulai gemetar.
Di dalam hatinya rose, ia mati-matian sedang berusaha agar sakitnya tidak kumat untuk sekarang.
"Berdi-ri kak, j-jangan b-begini."
"Maafin aku..aku salah, aku bajingan sayang."
Hati rose begitu perih dan ia meringis ketika melihat seorang han seungwoo, jatuh bertekuk lutut dihadapannya. Ini bukan seperti seungwoo, rose juga tidak akan berpikir pria itu akan melakukan hal ini kepadanya.
Apakah ia hanya bermimpi?
"Kak, untuk m-maafin atas ke-esalahan kamu ke aku sejujurnya sangat susah. Sekarang, aku ba-bahkan memaksakan diri aku buat n-ngomong sama ka-kakak..walaupun sejujurnya, trauma aku masih ada."
Dada rose mulai sakit. Tidak, tidak boleh dia harus berbicara dengan seungwoo sekarang. Ia harus tegas melawan rasa takut akan traumanya itu.
Klise masalalu rose mendadak muncul dibenaknya. Kekerasan yang seungwoo lakukan kepadanya, omongan orang tuanya, bahkan semua kepahitan yang ia rasakan dulu muncul seketika didalam pikirannya.
Padahal rose dalam masa penyembuhan, jika ia kembali mengingat dan takut..Maka terapi yang ia lakukan hanya akan sia-sia saja.
Seungwoo mengadahkan kepalanya melihat rose yang mulai menarik nafas dengan tidak normal. Pria itu khawatir, rose seperti ini membuatnya khawatir.
"R-rose ka-kamu kenapa?" tanya seungwoo panik.
"T- tolong hhhh pang-gil dok- ter hhhh." ujar rose terbata-bata dan lalu ia hampir terjatuh pingsan didekat seungwoo.
Sedangkan seungwoo semakin panik. Ia mengendong rose walaupun wanita itu menolak digendong olehnya.
Segera ia berlari mencari dokter untuk menyelamatkan mantan istrinya itu.
Banyak sekali pertanyaan yang berputar didalam pikirannya. Seungwoo rasa, ia harus mencari tahu ini semuanya.
Seorang dokter wanita yang memakai nametag Dr.jung baru saja keluar dari kamar rawat rose dengan seorang suster. Ia menyerahkan buku catatan medis kepadanya suster disebelahnya.
Seungwoo melihat dokter yang sudah keluar dari dalam, lalu menghampirinya.
"Kamu yang namanya han seungwoo?"
"Eh..benar dok?"
Dr. Jung melihat seungwoo dari atas hingga bawah. Ia tau siapa seungwoo, karena pria ini adalah alasan pasiennya seperti sekarang. Selama masa terapi, rose menyebutkan nama seungwoo kepadanya.
"Saya begitu prihatin melihat kondisi mantan istri bapak. Maaf jika saya ikut campur, nyonya rose adalah pasien tetap saya. Anda belum tau kan jika nyonya rose mengidap PTSD? Akibat masa lalunya? Itu sangat berbekas kepada diri nyonya."
Seungwoo terdiam. Perkataan dokter jung kepadanya barusan adalah sindiran. Hatinya merasakan sakit. Dia bahkan tidak tau jika rose akan mengalami ini semua karena dirinya.
Memori seungwoo kembali teringat bagaimana ia menyiksa rose dulu. Seungwoo gila, dia sudah gila. Ego mengusai dirinya sampai ia rela menyakiti rose. Seungwoo egois.