Seungwoo sedang meminum Penfolds Bin 95 Hermitage di dalam Flute Glass miliknya. Seteguk membuatnya bisa merasakan minuman itu sangat terasa di dalam tenggorokannya. Ia sekarang berada di bar milik temannya, kang seungsik. Tadinya seungwoo masih nekat untuk menunggu sampai rose sadar. Sayangnya, ia tidak tahan untuk makan hati melihat adegan putrinya yang begitu menyayangi pria yang notabene bukan ayah kandungnya sendiri.
Hati seungwoo sakit. Ia marah, sedih, iri, dan kecewa menjadi satu. Dia tau, sangat tau jika selama ini ia telah menyakiti rose begitu banyak dan juga membiarkan buah hati mereka tanpa kasih sayangnya. Mengingat masa lalunya yang bejad membuat seungwoo sangat merasa bersalah. Satu kata yang ada di dalam pikiran seungwoo saat ini adalah..
Menyesal.
Ingin rasanya ia memutar balik kejadian itu agar tidak terulang kembali. Ia ingin rose kembali kepadanya, ia ingin memperbaiki semua dan menjelaskan semua dengan jelas. Agar ia menebus dosa yang telah ia perbuat kepada anaknya dan wanita yang dicintai itu.
Setelah hari dimana ia dan rose resmi bercerai dan tanpa status antara suami istri, hati kecil seungwoo juga merasakan kehilangan. Ia tidak tau jika kebodohannya yang ia perbuat itu mengakibatkan terjadinya perceraian diantara mereka.
Memang pada waktu itu seungwoo terlihat tidak acuh kepada rose. Lebih seperti tidak peduli terhadap rose bukan? Padahal kenyataan yang sebenarya ia menahan kesedihan yang mendalam. Seharusnya, ia tidak melakukan itu. Lebih tragisnya lagi ia menolak kedatangan buah hatinya yang berada di dalam rahimnya rose. Ia belum siap menjadi seorang ayah saat itu.
Penyesalan seungwoo selalu menghantui dirinya sampai sekarang. Pria itu bahkan selalu menangis sendiri di ruang kerjanya ketika tidak ada seorang pun yang masuk. Memukuli kepalanya dan terus berkata dirinya adalah pria bodoh.
"Woo udah cukup minumnya." seungsik menahan tangan seungwoo yang ingin meneguk kembali minumannya itu.
"Gak bisa ssik gak bisa..gue mau kembali sama rose."
"Iya iya tapi stop dulu. Lo kalo mabuk gue susah bawanya. Badan lo kek beras bulok."
Seungwoo menaruh kembali flute glass nya. Tiba-tiba saja air matanya menetes. Dia menangis, menangis tanpa ekspresi. Menangis dalam diam.
Seungsik yang berada di dekat seungwoo hanya bisa mengelus punggung sahabatnya itu. Ia juga tau jalan kisah rumah tangga seungwoo yang hancur. Seungsik jadi tempat dimana seungwoo menceritakan semua yang ia perbuat kepadanya rose. Dulu, seungsik bahkan hampir memukuli seungwoo. Karena dia tau, yang dilakukan seungwoo itu sudah sangat keterlaluan. Terlalu toxic hubungan mereka saat itu. Apalagi, seungsik tau jika rose itu adalah anak baik-baik yang telah dirusaki oleh sahabatnya ini.
"Gue jahat.."
"Iya emang."
"Gue kejam sama rose.."
"Baru nyadar woo?"
"Gue anjing banget ya ssik."
"Buaya level 50 lo woo, udah ah. Lo kalo mabuk bahasannya ini terus. Stop, nyiksa diri lo sendiri."
"......."
Seungsik menarik kursi disebelah seungwoo dan mendudukinya. Pria itu melihat sahabatnya yang sangat kacau itu. "Woo dia udah bahagia sama orang lain. Gue kemarin nunjukkin postingan cowoknya ke lo sebagai sarcasm aja."
"Lo jahat banget ke gue ssik!"
"Ya terserah lo aja. Gue sengaja, biar lo lihat kalo dia baik-baik aja. Itu tandanya lo harus berusaha lupain dia dan relain rose bersama cowoknya woo.."