32

292 55 34
                                    









"Seungyoun?"

Merasa dipanggil oleh seseorang, seungyoun pun menoleh.

"Siapa ya?"

Dia baru pertama kali melihat orang yang memanggilnya ini. Siapa ini? Tau namanya dari mana?

"Gue seungsik temennya seungwoo."

Raut seungyoun seketika berubah datar setelah mendengar nama yang disebut terakhir tadi. Demi tuhan, seungyoun malas mendengarkan nama itu.

"Gue gak kenal sama lo, tapi kenapa manggil gue? Jangan-jangan temen lo itu nyuruh lo kesini buat rebut rose ya? Kaga ada anjir jangan macem-macem lo!" bacotnya.

Beneran deh, seungyoun jadi was was juga kalo denger namanya seungwoo.

"Duh bacot bener. Gue datang kesini mau jenguk keadaannya rose. Santai aja, ini seungwoo gak tau kedatangan gue."

Seungyoun menelisik wajah seungsik. Ia harus melihat dulu apakah pria didepannya ini berbohong atau tidak. Soalnya seungyoun tidak bisa membiarkan sembarang orang untuk masuk menjenguk rose.

Ini sudah hari 3 rose di rawat. Kata dokter dia bisa pulang jika sudah ditetapkan waktu baikan. Trauma rose kadang membuatnya kumat sedikit di jam yang menentu, itu sebabnya dokter masih menyuruh rose untuk tetap berada di rumah sakit dalam jangkauan mereka.

Tidak separah dulu. Jika dulu, rose pernah hampir melukai dirinya.

Dilihatnya seungyoun, tidak ada raut kebohongan dari wajah seungsik. Pria itu bahkan membawakan sebuah makanan dan bunga. Tapi kenapa harus ada bunga juga? Bikin seungyoun cemburu saja.

"Sini ikut gue. Gue bakal terus awasin lu di dalam. Jangan kira gue bakal biarin lo beduaan sama bini gue," ujar seungyoun.

Seungsik berdecak kesal. Dia baru tau, calon suami mantan istrinya seungwoo ini bacot sekali. Rasanya seungsik pengen masukin bunga yang ia pegang kedalam mulut pria itu. Tapi setidaknya seungsik sudah bertemu langsung dan mudah menilai seungyoun.

Seungsik pikir, seungyoun lebih baik dari pada temannya yang gila itu. Setidaknya, seungyoun begitu menjaga rose dan tidak membiarkan rose terluka dibanding seungwoo. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya itu.

Bahkan seungwoo masih selalu menyebut nama rose ketika pria itu mabuk berat di bar milik seungsik. Kalau dia masih mencintai rose, seharusnya ia tidak melakukan hal kurang ajar seperti yang dulu. Bingung juga seungsik dengan temannya yang bodoh itu.

"Sama rose sudah berapa bulan?"

"Baru 7 bulan."

Seungsik hanya mengangguk. Lalu tibalah mereka didepan ruangan rose. Seungyoun membukakan pintu dan mempersilahkan seungsik untuk masuk.

"Mas udah datang- eh kak seungsik?"

"Halo rose hehehe." sapa seungsik canggung. Ini adalah sekian lama ia bertemu dengan mantan istri sahabatnya. Terakhir, ia melihat rose keluar dari pengadilan bersama jaehyun sambil menangis.

Seungsik ingat sekali, itu adalah hari dimana rose dan seungwoo resmi bercerai. Setelah itu dia mendengarkan kabar bahwa rose menghilang begitu saja.

Seungsik pernah memberitahukan itu kepada seungwoo, dan apa respon seungwoo?

"Gak peduli, hilang aja selamanya sana!"

Ia menghela nafasnya mengingat itu. Jika ia menjadi rose, ia akan pasti akan mengalami hal yang sama.

"Woe plis gak usah haha hehe ke bini gue!"

Demi tuhan,  manusia satu ini cemburuan banget cuy.

kaefci || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang