Selasa (11.49), 09 Juni 2020
-----------------------
Setelah melihat John bersama baby Bo di rumah Julia, Zie selalu merasa waswas akan bertemu lagi dengan lelaki itu. Dia bahkan sempat menimbang untuk memperingatkan Julia agar tidak membiarkan baby Bo terlalu dekat dengan John. Tapi niat Zie urung karena dia tak menemukan alasan yang cukup masuk akal mengenai tindakannya.
Ternyata apa yang Zie khawatirkan tidak terjadi. Selama dua minggu penuh Zie tidak lagi bertemu dengan John. Dia bahkan sempat berpikir bahwa John sudah pulang ke kota asalnya. Tapi Julia mematahkan dugaan Zie dengan beberapa kali mengungkit nama John yang katanya ikut sarapan bersama atau membelikan anak-anak mainan baru.
"Bibi Zie!"
Seruan Leila, cucu bibi Maria menarik Zie dari lamunan. Saat ini dia sedang membereskan barang-barangnya dan bersiap pulang lebih awal karena semua pesanan sudah diselesaikan.
"Ya, Leila?" tanya Zie sambil tersenyum.
Dia selalu mengagumi kelincahan gadis empat belas tahun itu. Sosok Leila secara keseluruhan mengingatkan Zie pada dirinya sendiri di usia itu. Tapi bedanya, Zie di usia empat belas tahun sudah berambisi menjadi kaya dan dihormati sementara Leila masih senang bermain-main dan menikmati masa remajanya.
"Bibi Zie, aku baru tahu kalau kau berkencan dengan John."
"Paman John, Leila," koreksi Maria yang berada tak jauh dari si remaja.
"Ya, pokoknya dia." Leila mengibaskan tangan dengan tak sabar lalu kembali fokus pada Zie dengan mata berbinar. "Bisa minta tolong katakan padanya aku ingin tanda tangan Previta? Artis yang terkenal itu. Katanya John kenal banyak artis."
Zie mengerutkan kening, tak bisa mencerna semua ucapan Leila. Fokusnya hanya pada tiga kata, "berkencan dengan John".
"Bibi Zie! Bisa, kan?" desak Leila tak sabar.
"Leila, jangan ganggu Bibi Zie lagi. Dia lelah dan pasti ingin istirahat." Dengan tegas Maria memegang bahu Leila lalu setengah mendorongnya keluar 'ruang menjahit' dan mengabaikan protesnya. "Tidak perlu pedulikan ucapan Leila," lanjut Maria begitu Leila pergi. "Sampaikan salamku pada John."
Kali ini Zie melongo. "Kau juga percaya ucapan Leila? Bahwa aku dan John—"
Maria tersenyum dengan senyum teduhnya. Di usia yang menginjak lima puluh tahun dan sudah memiliki cucu remaja, dia masih tampak sehat. Dengan lembut, jemari Maria menepuk punggung tangan Zie.
"Seluruh kota sudah tahu. Resiko kota kecil dengan para penduduknya yang suka bergosip. Tapi kau tidak perlu merasa malu. Kalian berdua sangat cocok."
Ada banyak bantahan yang sudah siap terlontar dari mulut Zie. Tapi lebih banyak pertanyaan karena dia sungguh tidak mengerti darimana asal gosip itu. Tidak ada asap kalau tidak ada api, kan? Tapi apa yang membuat semua orang bergosip demikian padahal selama dua minggu ini Zie tidak pernah bertemu John.
Akhirnya tak ada yang Zie katakan. Hingga dia tiba di rumah Julia, pikirannya hanya fokus pada ucapan Leila dan Bibi Maria.
Bibi Zie, aku baru tahu kalau kau berkencan dengan John.
Seluruh kota sudah tahu. Resiko kota kecil dengan para penduduknya yang suka bergosip. Tapi kau tidak perlu merasa malu. Kalian berdua sangat cocok.
Zie bergegas turun dari mobil. Dia hendak menanyakan hal ini pada Julia. Pasti Julia tahu sesuatu.
Seperti biasa, suara para balita terdengar ramai dari arah ruang tamu. Di sana memang basecamp mereka selain ruang tengah. Mainan berserakan di mana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby's Father
Chick-LitJonathan Fabian harus mengawasi secara langsung proyek pembangunan di lahan kosong yang baru dibelinya. Di sana dia bertemu seorang wanita dengan bayi mungilnya yang secara aneh langsung membenci John di hari pertama mereka bertemu. Tentu saja John...