SPECIAL CHAPTER: JINMIN

1.6K 95 21
                                    

Kehilangan sosok Jimin sangat mempengaruhi kehidupan Jin. Siapa sih didunia ini yang tidak sedih dan terpukul saat kehilangan orang tersayangnya? Pasti semua orang merasakan yang namanya kehilangan.

Berat? Sudah pasti Sedih? Tidak usah ditanya. Bukan haanya Jin saja yang merasa kehilangan, member yang lainnya juga. Namun disaat seperti ini ia harus kuat untuk adik adiknya agar mereka tidak terus terlarut dalam kesedihan bukan. Jimin pun pasti tidak akan menyukainya.

Saat ini Jin sedang berada di dapur untuk memasak makanan untuk ia dan adik adiknya.

"Jiminie tolong bantu hyung memotong sayur nya"

Karena tak mendapat jawaban akhirnya ia pun menoleh ke belakang dan tak melihat siapa siapa. Ah iya dia lupa satu fakta. Jimin sudah tenang disana, ia pasti sudah berbahagia disana.

Jin pun tersenyum sendu. Jin hanya terlalu rindu dengan adiknya yang satu itu. Ia teringat kenangan disaat mereka masak bersama. Jimin pasti akan selalu membantunya didapur untuk urusan masak memasak.

Jin pun menghembuskan nafasnya dan melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

Setelah selesai menyiapkan makanan dan juga makan siang, Jin pun pergi ke kamarnya untuk menenangkan hatinya.

Ia pun memandangi sebuah foto diatas nakas, Jin pun menyentuh lembut foto itu. Didalam foto itu ada mereka semua yang tersenyum lebar. Jin sangat rindu dengan salah satu senyuman yang ada disana, senyuman seperti bulan sabit yang tak akan pernah ia lihat lagi.

Ah memikirkannya membuat air matanya lolos begitu saja.
"Bogosipda Jimin-ah"

Pandangannya beralih kepada sepucuk surat yang ada dinakas. Jin pun mengambil surat tersebut dan membukanya.

"Annyeong Jin hyung, apa kabar hyung. Semoga hyung baik baik saja. Hyung tau? Disaat hyung membuka surat ini mungkin saat itulah aku sudah tidak bisa membuka mataku lagi. Heheh hyung jangan menangis oke nanti Jiminie ikut sedih.

Hyung tau, aku sangat bersyukur mempunyai hyung sepertimu. Jin hyung itu sudah seperti eomma ku. Cerewet. Jin pun terkekeh membacanya. Tapi aku sayang hyung hehhe. Oh iya hyung ada hadiah untukmu di laci meja semoga hyung suka dengan hadiahnya. Hyung harus ingat satu hal aku tidak pernah pergi meninggalkan hyung, aku selalu ada dihati mu hyung. Jika hyung rindu hyung cukup pejamkan mata dan ingat aku dalam hatimu nanti pasti Jiminie akan datang. Baiklah hyung sekian dulu aku masih harus menulis surat untuk yang lainnya. Sampai jumpa hyung. Saranghae"

Jin pun menangis sambil memeluk surat tersebut. Jin menangis tersedu sedu. Tubuhnya bergetar hebat merasakan sesak didada nya.

"Nado saranghae Jiminie"

Jin pun beralih ke laci meja untuk mencari hadiah yang Jimin maksud. Didalam sana ia menemukan sebuah kotak berwarna pink dengan pita putih sebagai pemanis.

Jin pun membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah snow globe yang sangat cantik.

"Gomawo Jimin-ah hyung suka hadiahnya. Aku akan selalu mengingat mu dihatiku"

Dan disana didekat jendela kamar yang terbuka, Jimin duduk disana. Ia mengenakan pakaian serba putih yang semakin menambah kadar ketampanannya.

Jimin pun tersenyum sangat manis karena Jin menyukai hadiahnya. Dengan langkah perlahan, Jimin berjalan ke arah Jin dan memeluknya hangat.

"Aku bisa merasakan pelukan mu Jiminie. Aku tau kau ada disini meskipun aku tak dapat melihatmu"
Tangisan Jin pun semakin menjadi jadi. Jimin pun perlahan melepaskan pelukannya dan beranjak dari sana karena sudah memastikan hadiahnya diterima oleh Jin.
Jimin pun menghilang seperti debu. Jin pun jatuh dari atas ranjang detik itu juga.

Always Together (COMPLATED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang