SPECIAL CHAPTER VMIN

1.1K 85 4
                                    

Di sebuah kamar yang sepi dan senyap ini, terdapat seorang namja dengan senyum kotak andalannya sedang berdiam diri diatas kasurnya dengan memandangi sebuah foto.

Pandangan matanya mengisyaratkan kesedihan yang mendalam kepada seseorang yang jauh disana. Matanya terlihat sembab karena sudah lama ia menangis.

Jari jari tangannya mengusap lembut foto tersebut seakan akan foto tersebut akan hancur jika ia tak memperlakukannya dengan hati hati.

"Kenapa kau pergi Jimin-ah" Lirihnya masih sambil mengusap foto tersebut. Ah iya biar aku beritahu siapa yang berada difoto tersebut. Jadi didalam foto tersebut terdapat foto Jimin bersama dengan Taehyung yang saling merangkul satu sama lain. Terpancar raut bahagia di foto tersebut. Dengan berlatarkan pemandangan laut yang indah, mereka berdua tertawa disana.

Namun, bisakah Taehyung tertawa lagi bersama dengan sahabatnya itu? Bisakah ia mengambil banyaknya gambar bersama dengan sahabatnya itu? Bisakah ia membagi semua bebannya kepada sahabat mungil nya itu lagi? Bisakah...

Ah sudahlah, terlalu banyak kata 'bisakah'.

"Hiks hiks hiks kau jahat Jimin-ah hiks hiks"

Taehyung pun menangis lagi sambil memeluk fotonya bersama Jimin. Mungkin dengan memeluk foto itu ia bisa merasakan sedang memeluk Jimin.

Tapi sepertinya Taehyung tak tau jika ada Jimin yang sedang memandanginya disana. Jimin memandang sendu ke arah sahabat seperjuangannya itu.

Setelah puas menangis, Taehyung pun berjalan ke arah lemari pakaiannya. Ia mengambil sebuah surat dan kotak yang ada disana.

Taehyung pun menutup pintu lemari tersebut dan bersandar disana dengan surat dan kotak yang berada di dekapannya.

"Aku perlu udara segar" Taehyung pun menyambar jaket dan masker miliknya lalu keluar dari kamarnya bersama dengan surat dan kotak dalam dekapannya.

Jimin pun mengikuti langkah Taehyung yang berjalan menuju ke arah taman.

Setelah beberapa menit perjalanan, Taehyung pun sampai ditaman dan duduk di salah satu bangkunya. Taman pada sore hari itu hanya diisi oleh beberapa orang saja.

Taehyung pun memejamkan matanya menikmati semilir angin sore yang menerpa wajah tampan bak pahatan tersebut.

Jimin pun mengambil duduk disebelah Taehyung dan memperhatikan apa yang Taehyung lakukan.

"Jimin-ah kau ingat tempat ini kan? Ini adalah taman yang dulu sering kita kunjungi setelah pulang sekolah" Kata Taehyung sambil membuka matanya dan menerawang ke depan.

"Iya Tae aku ingat" Jimin membalas pertanyaan Taehyung meskipun ia tau Taehyung tak akan bisa mendengar suaranya.

"Di taman ini, kau dan aku berbagi suka dan duka, taman ini juga menjadi saksi saat kita menangis bersama karena lelah dengan debut yang tak pasti"

"Saat aku butuh sandaran, kau datang kepadaku dan memberikan ku pundak mu untuk sandaran ku. Disaat aku ingin menangis, kau datang dengan pelukan hangatmu dan memelukku"

"Aku rindu masa masa itu Jimin-ah. Aku rasa aku tidak bisa menemukan sahabat sepertimu lagi didunia ini"

Jimin masih diam mendengarkan semua yang keluar dari bibir Taehyung. Biarlah Taehyung mengeluarkan semuanya, Taehyung butuh orang yang bisa membuatnya tenang orang yang bisa membuatnya nyaman. Dan orang itu adalah Jimin, sahabatnya yang sudah tidak dapat ia lihat lagi.

"Aku tau mungkin aku egois karena sampai sekarang aku masih belum bisa melepaskan mu. Tapi, sangat sulit untuk melepaskan orang sepertimu. Kau itu terlalu berharga. Maafkan aku jika aku belum bisa menjaga mu dengan baik, aku... Aku bukan sahabat yang baik untukmu. "

"Kau adalah orang yang tertawa dan menangis bersamaku. Aku selalu berharap jika sahabat sepertimu akan selalu ada bersamaku. Hahhh tapi sepertinya Tuhan tak mengijinkan itu terjadi"

" Meskipun ragaku sudah tidak ada lagi, tapi aku tidak pernah meninggalkan mu Taehyung-ah. Kau tau aku juga merasa berat untuk meninggalkan mu, meninggalkan Bangtan dan ARMY. Namun, inilah hidup Tae. Kita tidak tau apa yang terjadi kedepannya. Jika diibaratkan, hidup itu seperti sebuah drama dengan kita sebagai pemainnya dan takdir sebagai alur ceritanya. Pada akhirnya kita tidak bisa mengubah alur tersebut karena takdir kita sudah ditentukan" Jawab Jimin sambil melihat ke langit sore yang cantik.

Taehyung pun menghembuskan nafasnya sejenak, dan membuka surat yang sedari tadi dibawanya.

"Untuk sahabat terbaikku Taehyungie.
Annyeong Taetae, apa kabar? Semoga Taetae baik baik saja Jiminie disini juga baik baik saja kok. Taetae tidak boleh sedih disaat Jiminie nanti pergi ya. Jiminie tidak kemana mana kok, karena Jiminie selalu ada dihati Taetae. Suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi. Taehyung-ah apa kau percaya tentang reinkarnasi? Jika kita bisa terlahir kembali, aku harap aku bisa terlahir kembali menjadi sahabatmu. Apa kau mau menjadi sahabatku lagi saat kita dilahirkan lagi Taehyung-ah?. Jika kau rindu, maka datanglah ke tempat ini Tae, panggil namaku maka aku akan datang walaupun kau tak melihatku. Sudah dulu Tae jangan lupa buka hadiah ku itu khusus untukmu. Jangan bilang kepada siapa siapa ya apalagi Jungkook nanti dia bisa marah. Hehe baiklah sudah dulu. Annyeong"

Taehyung pun terkekeh membaca kalimat terakhir surat tersebut.
Taehyung pun beralih ke sebuah kotak berwarna hijau dengan pita yang senada. Perlahan ia buka kotak tersebut dan tersenyum simpul.
Didalam kotak tersebut ada sebuah snow globe seperti milik member yang lainnya. Namun, ada sebuah kalung dengan bandul bertuliskan 'vmin'.
"Gomawo Jimin-ah aku suka hadiahmu. Aku janji akan menjaganya dengan baik" Kata Taehyung sambil memakai kalung pemberian Jimin tersebut.
"Jika reinkarnasi itu benar benar ada, aku juga akan memilihmu sebagai sahabatku dikehidupan yang selanjutnya. Terima kasih untuk semuanya Jim. Saranghae"
"Nado saranghae Taetae" Balas Jimin sambil tersenyum. Ia pun menyempatkan untuk memeluk Taehyung, lalu ia pun menghilang bersama dengan langit sore yang sudah berubah warna menjadi hitam.

Always Together (COMPLATED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang