Tidak terasa ternyata sudah 1 bulan Dara dan Evan menjadi suami istri, hari ini rencananya mereka akan pindah kerumah baru mereka. Mama berusaha membujuk mereka untuk tinggal saja dirumahnya, namun mereka menolak dengan alasan ingin mandiri. Mama Evan menyetujui namun dengan syarat, Evan harus cepet memberikan dia cucu. Dipikir membuat cucu itu mudah, Evan sih senang-senang saja saat membuat nya, namun Allah belum memberikan mereka titipan.
"Evan kamu janji harus sering ajak istri kamu kesini."ucap mama evan
"Iya ma, deket doang kok cuma 15 dari sini."jawab Evan dengan malas
"Tetep aja Mama kesepian, kalau Papa kerja Mama dirumah sendiri." ucap Mama Evan dengan wajah memelas
"Engga usah pasang muka kayak gitu ma, alay tau engga."
"Dasar kamu anak durhaka, udah dibaikin malah nglunjak!"ucap Mama Evan menjewer telinga sang anak
"Aduh ma sakit." ucap Evan meringis
"Udah Ma kasian itu anaknya." ucap Papa Evan
Mama Evan melepaskan tangannya dari telinga Evan, Dara hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mertuanya itu.
"Ma, Dara janji bakal sering main kesini. Nanti kalau Mas Evan engga mau nganter,Dara pergi kesini sendiri deh."ucap Dara yang mampu membuat Mama Evan tersenyum menang
Mama Evan lantas memeluk Dara, dia sudah menganggap Dara seperti anaknya sendiri. Evan yang melihat itu hanya mampu mendengus, sebenarnya anak kandung disini itu siapa? Dara atau dirinya!
"Kita berangkat ma." ucap evan lalu menyalami Mama dan Papanya
"Hati-hati ya."Mama evan mencium pipi Dara, lalu Dara menyalami Mama dan Papa Evan
"Jangan lupa buatin papa mama cucu." ucap Papa Evan
"Beres pa."ucap Evan dengan mangkat jempolnya
Kedua orang tua Evan memandang putra serta menantunya yang meninggalkan perkarangan rumah lalu memasuki mobil, mereka sangat bahagia memiliki menantu seperti Dara.
"Semoga mereka selalu bahagia ya ma."ucap mama evan
"Amin."
"Semoga mereka bahagia selalu, tidak ada pengganggu."batin Papa Evan
Dara dan Evan memasuki rumah barunya, Dara mengamati sekeliling ruang tamu. Rumah mereka memang tidak sebesar rumah Ayah dan rumah orangtua Evan, tatanan rumah yang elegan mampu membuat Dara terpukau.
"Huh, akhirnya kita pindah juga. Jadi bisa lebih leluasa." ucap evan yang mendudukkan pantatnya disofa
"Emang kenapa kalau dirumah mama?"tanya Dara lalu ikut duduk disamping Evan
"Engga bisa kayak gini."Evan menarik pinggang Dara memeluknya dari samping, menciumi pipi serta leher Dara
"Nanti malem makan diluar yuk."ajak Dara
"Mau makan dimana?"
"Mau makan bakso."
"Iya tapi sekarang gini dulu."Evan merebahkan kepalanya dipangkuan Dara lalu menarik tangan Dara untuk mengelus rambutnya.
"Kok kamu sekarang manja sih."
"Aku pusing."
"Kamu sakit?"tanya Dara panik
"Engga sayang, mungkin kecapean kan beberapa hari ini aku lembur terus."
Beberapa hari terakhir Evan selalu pulang larut pekerjaannya sangat padat, dan saat itu dia belum menemukan sekertaris yang cocok. Beruntung 2 hari yang lalu dia sudah memiliki sekertaris baru, tentu saja sekertaris yang sekarang laki-laki. Dia tidak mau jika dirinya dan Dara akan mengalami perang, bisa disuruh tidur diluar. Mending kalau tidurnya di sofa ruang tamu, lah ini tidurnya diteras rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My little wife
RomanceDi jodohin? Nikah? Diumurku yang 18 tahun ini? Gila! Benar-benar gila! Aku tak menyangka akan menjadi istri seseorang diusia semuda ini? Aku takut tak bisa mencintainya, karena mau bagimana pun ini pernikahan terpaksa!! -Dara Yunita Cahaya Aku ben...