MLW-32

8.9K 396 12
                                    

Sesampainya dirumah sakit Dara ditangani oleh dokter, Evan pun ikut menemani. Alhamdulillah!! Dia tidak ditinggal lahiran.

"Sakit dokter." rintih Dara

"Sabar ibu, masih pembukaan 6 kita harus menunggu sampai pembukaan sempurna." ucap Dokter

"Emang pembukaan sampai berapa dok?" tanya Evan

"Pembukaan sempurna itu sampai 10 pak."

Evan menangguk mengerti, berarti harus melewati 4 pembukaan lagi anaknya baru bisa lahir. Tetapi melihat wajah kesakitan Dara membuat dia menjadi kasihan, ternyata begini perjuangan seorang ibu. Evan mengelus kepala Dara dengan sayang sesekali menyeka keringat yang mengalir.

"Elusin perut aku, suruh anak kamu keluar. Ini sakitnya kok malah tambah sih." ucap Dara meringis

"Anak kamu juga kan kita buatnya barengan."

"Kamu jangan jawab kalau aku ngomong!! Mau aku suruh keluar?" ucap Dara ngegas membuat Evan menggeleng, jangan sampai marah nanti dia ketinggalan saat anaknya lahir.

"Terus aku suruh gimana?"

"Kamu diem!!" Evan sontak bungkam mendengar bentakan dari Dara, ternyata sebuah artikel yang dibaca itu benar. Ternyata benar apa yang dikatakan bagas beberapa hari lalu saat mereka bertemu, katanya kalau seseorang akan melahirkan itu galak.

"Mama mana?" tanya Dara yang tidak mendapatkan jawaban dari Evan.

"Kamu kok diem sih?"

"Tadi katanya suruh diem." jawab Evan polos

"Jangan kayak orang bego deh Mas!! Kamu keluar gih, panggil Mama dan kamu enggak usah masuk lagi."

"Lah aku salah lagi?"

"Iya kamu salah,  sekarang keluar!!

Evan langsung keluar dari ruangan Dara, Evan menutup pintu ruangan Dara lalu mengelus dadanya, semua anggota keluarga Dara sudah berdiri dihadapannya. Evan menatap satu persatu orang yang disana, teman Dara juga sudah disana, gercep sekali mereka.

"Gimana Dara udah mau melahirkan?" tanya Mama

"Belum, masih pembukaan 6."

"Terus kenapa kamu keluar?"

"Diusir." jawab Evan, sontak teman-reman Dara tertawa terbahak.

"Mampus diusir." ucap Monica tertawa terbahak yang langsung terdiam saat mendapat pelototan dari seseorang disebelahnya.

"Hehe enggak sengaja." ucap Monica berbisik

"Mama disuruh masuk sama Dara

Evan duduk dikursi tunggu menanti dengan harap-harap cemas, dia tidak sabar untuk melihat sang buah hati. Papa duduk disamping Evan mengelus bahu anaknya dengan sayang, walaupun Evan tidak terlalu dekat dengan Papa tetap saja komunikasi mereka baik. Jika kebanyakan orang mengatakan anak laki-laki lebih dekat dengan ibu itu benar!! Tetapi Evan akan mengubahnya, semua anaknya harus dekat juga dengan dirinya mau perempuan atau laki-laki dia ingin menjadi tempat bersandar bagi anak-anaknya kelak.

"Kamu yang tenang jangan takut, sebisa mungkin jangan terlihat takut supaya istri kamu juga tidak takut, berikan dia semanga." nasehat Papa

"Apa ini juga Papa rasain waktu Mama ngelahirin Evan?"

"Iya dulu Papa malah lebih parah, ke rumah sakit cuma pakai kolor doang. Papa panik bukan main tapi malah Mama kamu santai aja."

Benar kata Papa dia tidak boleh takut, harus memberikan semangat untuk Dara. Papa berdiri kemudian menepuk pundak Evan memberikan semangat.

My little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang