Seorang laki-laki menatap lurus sebuah layar di depan nya, dia tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata saat melihat calon buah hatinya. Dara tersenyum melihat Evan hampir menitikan air mata saat melihat layar USG di depannya.
Sesuai perkataan dokter, Dara harus ditemani oleh sang suami jika memeriksa kandungannya.
"Dok tolong dicetak ya." pintar Evan
Dara turun dari ranjang dibantu oleh Evan, sederhana namun membuat jantung Dara berdebar. Mereka sudah menikah selama beberapa bulan, namun Dara masih saja berdebar saat diperlukan begitu manis oleh Evan.
"Kandungannya sehat, nanti saya berikan vitamin. Jangan lupa makan makanan yang bergizi."
"Saya mau bertanya boleh?" tanya Evan
"Kalau hubungan suami istri masih boleh kan dok?"tanya Evan yang langsung dihadiahi cubitan dari Dara
"Aduh sakit sayang... Kan nanya biar kalau kita ngelakuin engga nyakitin baby nya." ucap Evan dengan mengelus lengannya, pasti akan membekas di kulit putihnya
"Gapapa mbak ini pertanyaan yang wajar bagi pasangan yang baru mengalami pertama kali. Jadi engga usah malu,untuk hubungan suami istri tetap boleh dan untuk posisi usahakan ibu merasa nyaman." jelas sang Dokter
"Terimakasih Dokter."
Diperjalanan pulang, Dara diam saja mengamati jalanan. Tiba-tiba Evan dibuat kaget saat Dara meminta untuk menghentikan mobilnya
"Kanapa?" tanya Evan bingung
"Mau rujak itu." tunjuk Dara pada gerobak yang berada dipinggir jalan, Dara menatap Evan dengan wajah yang dibuat seimut mungkin
"Ya ampun... Imut banget, jadi pengen ngamar."
Dara mendengus mendengar pernyataan Evan, otak suaminya itu tidak jauh dari ngamar.
"Ayo beli, tapi makannya disana enggak mau dibungkus."
Evan menuruti permintaan Dara, dia keluar dari mobil lalu menggandeng tangan Dara.
"Bang, rujaknya 1 enggak pakai nanas ya." pinta Evan
"Kok cuma 1? Kamu enggak mau?"
"Aku enggak suka rujak sayang."
Dara mengangkat bahunya acuh berjalan mendahului Evan untuk duduk dibawah pohon.
Evan duduk dibangku kosong samping Dara, sembari menunggu pesanan Evan mengelus perut Dara dari luar.
"Beberapa bulan lagi perut kamu jadi gede ya?"
"Iyalah orang ada bayinya."
"Pasti gemes banget, lihat anak kecil perut nya gede."
Dara menoleh menatap Evan, semenjak hamil Dara itu sangat sensitif dan galak.
"Kamu mau bilang aku gendut!"
"Gapapa gendut kan aku yang buat kamu gendut." ucap Evan mengecup bibir Dara sekilas. Dara menepuk lengan Evan keras, mereka ditempat umum dan suaminya itu asal nyosor aja. Dara mengamati sekitar dan mendapati ibu-ibu yang melihat kearah mereka.
Dara menyembunyikan wajahnya di lengan Evan, Evan melepaskan lilitan di lengannya lalu membawa Dara kedalam pelukannya. Dara mengumpat dalam hati, pasti sekarang ibu-ibu itu menilai Dara yang tidak-tidak.
"Aku malu."cicit Dara
"Malu kenapa?" Evan bingung dengan pernyataan Dara
"Ibu-ibu ngeliatin kita." sontak Evan menatap sekitar dan ternyata benar mereka semua menatap ke arah dirinya dan Dara, bahkan abang yang berjualan menghentikan kegiatan mengulek bumbu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My little wife
RomanceDi jodohin? Nikah? Diumurku yang 18 tahun ini? Gila! Benar-benar gila! Aku tak menyangka akan menjadi istri seseorang diusia semuda ini? Aku takut tak bisa mencintainya, karena mau bagimana pun ini pernikahan terpaksa!! -Dara Yunita Cahaya Aku ben...