Suara gemericik air membangunkan Dara dari tidurnya, menengok kesamping ternyata suaminya sudah tidak ada, mungkin sedang mandi. Dengan menggunakan daster rumahan dan mengikat rambutnya asal,Dara bergegas turun kebawah untuk membuatkan Evan sarapan.
Memasuki dapur terlihat Mama yang sudah berkutat dengan wajan berisi nasi goreng.
"Udah bangun sayang."
"Udah Ma, maaf ya Dara telat bangun jadi Mama harus repot-repot masak deh." ujar Dara dengan nada sedih, maklum ibu hamil dikit-dikit nangis, nanti ketawa, sebentar lagi merajuk.
"Gapapa sayang, kamu siapin minuman aja ya."
"Siap Mama cantik."
Mama geleng-geleng kepala melihat tingkah menantu cantiknya itu, rumah ini terasa lebih hidup saat Dara sangat Evan kembali kerumah, biasanya hanya dirinya dan bibik saat Ayah kerja.
Dara dengan cekatan membuat minuman untuk para lelaki dirumah ini. Seperti biasa para lelaki akan meminum kopi, untuk Mama secangkir teh tawar, dan untuk Dara segelas susu ibu hamil.
"Ma aku keatas dulu ya, mau nyiapin baju buat Mas Evan."
"Iya sayang."
Dara menaiki satu persatu tangga dengan hati-hati, kadang jiwa bar-bar Dara muncul dan dia lupa jika sedang hamil, namun sekarang dia tidak pernah lupa, gimana mau lupa kan perut dia udah gede banget.
Saat memasuki kamar tenyata Evan sudah siap dengan kemejanya, namun dia belum mengenakan dasi. Evan itu bos namun tidak pandai dalam memilih dasi.
"Kirain belum selesai mandi."
"Aku bukan kamu, kalau mandi lama."
"Halah gaya kamu, biasanya kamu mandi lama banget."
"Aku bukan lama mandinya, tapi didalam kamar mandi itu ada ritual tersendiri."
"Ritual apa?" Dara berjalan mendekati Evan dengan membawa dasi ditangannya.
"Aku setoran dulu kalau pagi jadinya lama."
"Setoran sambil lihat yang aneh-aneh di handphone, nunduk!" ucap Dara lalu memakaikan dasi, Evan memeluk pinggang Dara, mengamati wajah dang istri dari dekat, manis sekali!!
"Enggak usah kesempatan tangannya."
"Tangannya kenapa sayang?" ucap Evan menggoda Dara dengan tangannya yang sudah turun semakin kebawah meremas sesuatu yang bulat disana. Dara menarik dasi Evan dengan kesel membuat sang empu tercekik.
"Aduh sayang, kalau aku mati gimana?"
"Rasain!sana pakai sendiri!Aku mau mandi." ucap Dara meninggalkan Evan yang masih memegangi lehernya yang terasa panas.
"Untung sayang kalau enggak gue udah hihh." gerutu Evan
"Aku denger ya Mas, nanti malam enggak ada jatah." ucap Dara sebelum menutup pintu kamar mandi
"Ehh enggak sayang, Mas bercanda doang." Evan berlari untuk menyusul Dara sebelum pintu tertutup, namun nasib buruk menimpa Evan, tepat di depan wajahnya pintu tertutup dengan keras membuatnya berhenti.
Blamm
"Astaghfirullah sayang anak, sayang istri." ucap Evan dengan nada pelan, takut jika sangat istri mendengar.
Evan memutuskan untuk mengunggu Dara, dirinya berharap sangat istri mau untuk diajak negosiasi. Bahaya kalau si otong tidak dapat jatah malam ini, dan lebih parahnya bagaimana jika anaknya marah karena tidak ditengok oleh sang ayah? EVAN BEGO!
KAMU SEDANG MEMBACA
My little wife
RomanceDi jodohin? Nikah? Diumurku yang 18 tahun ini? Gila! Benar-benar gila! Aku tak menyangka akan menjadi istri seseorang diusia semuda ini? Aku takut tak bisa mencintainya, karena mau bagimana pun ini pernikahan terpaksa!! -Dara Yunita Cahaya Aku ben...