Sekarang rasanya Evan ingin berlari lalu menyembunyikan dirinya didalam kamar, rasanya sangat malu!! Bayangkan dirinya sekarang berkeliling komplek dengan menggunakan daster milik sang istri dan wajahnya yang penuh dengn coretan dari tangan handal sang istri.
"Mas senyum dong, jangan cemberut begitu."
"Hemm."
"Ihh jangan jawab begitu aku enggak suka, kamu cuekin aku."
"Iya sayang ini mas senyum, nih senyum." ucapnya dengan tersenyum yang dibuat-buat.
"Gitu dong kan aku makin sayang."
Evan memutar bola matanya malas, jika perempuan yang memintanya seperti ini, Evan tidak akan pernah mau!!
"Aku capek kita pulang ajalah." ucap Dara
"Ayo pulang udah sore juga, mas udah gerah pakai daster begini."
"Mas daster aku itu bahannya bagus ya, bukan daster abal-abal."ucap Dara sengit, astaga! Evan merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa salah bicara sih?
"Enggak sayang emang karena badan Mas gede jadinya keringetan."
"Yaudah ayo pulang, aku enggak suka kamu dilihatin ibu-ibu genit."
Dara menarik tangan Evan supaya jalan dengan cepet, panas hatinya jika berlama-lama disini. Dara mengatur nafasnya, ternyata lelah juga. Tidak terasa sebentar lagi dirinya menjadi ibu-ibu, padahal usianya belum ada 19 tahun. Dara menghempaskan tubuhnya supaya duduk disofa.
"Tolong ambilkan minum boleh Mas?"pinta Dara, Evan mengangguk berlalu mengambilkan minum Dara dan dirinya sendiri. Dara beranjak dari duduknya lalu menyusul Mertuanya yang berada di taman belakang. Duduk bergabung dengan mertua yang sedang berbincang-bincang.
"Mana Evan?"tanya Mama
"Lagi ambil minum Ma."
"Ayah kamu gimana kabarnya Dara, kok enggak main kesini." tanya Papa
"Kemarin sih kita sempet ngobrol ditelfon katanya Ayah masih diluar kota, Ayah sibuk banget biar bisa ambil cuti kalau Dara lahiran, katanya mau lama-lama sama cucunya."
"Ajaklah Ayah kamu itu buat tinggal sama kita, kasian dia kalau dirumah sendirian."
"Mana mau Pah, Ayah maunya dirumah katanya banyak kenangan sama Bunda."
"Aku cariin ternyata disini." ucap Evan berjalan menghampiri mereka, dia sudah berganti pakaian, tidak ada make up lagi diwajahnya mungkin sudah cuci muka.
"Mana daster kamu van?" tanya Mama dengan nada mengejek.
"Mamak kayaknya seneng banget kalau anaknya susah." jawab Evan yang duduk disamping Dara, menyerahkan gelas berisi air putih kepada Dara,tangannya mulai mengelus perut Dara.
"Biarin lah, Mama udah beliin perlengkapan bayi kalian, tapi enggak semua katanya kemarin Dara udah beli online."
"Makasih ma." ucap Dara
"Kembali kasih, buat cucu Mama apasih yang enggak."
Awshh...
"Astaga! Baby kalau nendang jangan kenceng-kenceng Mama kesakitan itu." ucap Evan kepada sang bayi, dia mendekatkan mulutnya ke perut Dara lalu mengecupnya. Evan sangat senang saat sang bayi merespon dengan menendang perut Dara lagi.
"Wahh cucu oma sudah aktif didalam, apalagi kalau diluar."
"Anak Evan ini Ma."
Papa hanya geleng-geleng kepala melihat sang anak yang bucin kepada menantunya itu, lihat mereka tidak tau malu bermesraan dihadapannya. Astaga!! Anaknya itu memang parah sekali, bisa-bisanya mencium dihadapan mereka dan dapat dipastikan sang menantu yang hanya tersenyum malu, wajah masih anak kecil!! Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
My little wife
RomanceDi jodohin? Nikah? Diumurku yang 18 tahun ini? Gila! Benar-benar gila! Aku tak menyangka akan menjadi istri seseorang diusia semuda ini? Aku takut tak bisa mencintainya, karena mau bagimana pun ini pernikahan terpaksa!! -Dara Yunita Cahaya Aku ben...