Dara keluar dari kamar mandi dan sudah tidak menemukan Evan, pasti suaminya sudah duluan ke ruang makan. Mengingat sekarang sudah waktu makan malam bersama, Dara bergegas memakai bajunya lalu menuju ke ruang makan, tidak enak jika membuat semua orang menunggu.
"Malam semua."sapa Dara kepada semua lalu duduk disamping Evan.
"Malam." jawab Mama dana Papa, mata Dara melirik Evan yang hanya diam saja tidak menjawab sapaannya, dia fokus terhadap piring yang telah berisi nasi dan lauk. Selama makan tidak ada pembicaraan sama sekali, sesekali mata Dara melirik Evan namun yang dilirik tampak acuh. Tidak ada pertanyaan yang dilontarkan Evan, tidak ada Evan yang mengomel saat dia tidak ingin makan sayur.
Dara membawa piringnya ke dapur untuk dicuci dia malas sekali makan. Setelah itu pamit undur diri dengan beralasan lelah, padahal dirinya ingin menangis di kamar.
Semua yang berada di meja makan mengamati langkah Dara yang memasuki kamar
"Istri kamu kenapa?"
"Enggak tau." jawab Evan seadanya, tetapi dia tahu bahwa Dara pasti menangis dikamar. Sebenarnya Evan tau jika dari awal duduk Dara melirik dirinya, namun sebisa mungkin dia tidak menghiraukan Dara.
"Mungkin emang capek beneran Ma, biasa ibu hamil."
"Halah pasti kamu tadi aneh-aneh kan sama mantu Mama sampai dia kecapean begitu? Ngaku kamu!"
"Aneh-aneh gimana sih? Udahlah Evan mau ke kamar dulu."
Evan meninggalkan ruang makan setelah menaruh piringnya, semua anggota keluarga diwajibkan meletakkan alat makan mereka sendiri. Evan membuka pintu kamar, melihat sangat istri yang berada dibawah selimut, pasti menangis. Evan berjalan ke sofa lalu membuka laptopnya guna melanjutkan pekerjaan yang tadi dikirim oleh sang sekertaris.
Dara tahu jika Evan sudah masuk ke kamar, tetapi dia tidak menghampiri dirinya, apakah dia harus menghampiri Evan? Baik Dara akan mengesampingkan egonya untuk saat ini, dia tidak tahan jika seperti ini sebenarnya tidak hanya itu saja dia sudah lelah bersembunyi didalam selimut, panas!! Dia lupa tidak menyalakan ac terlebih dahulu.
Dara membuka selimutnya lalu mengusap air matanya melirik Evan yang berkutat dengan laptopnya. Dia berdiri berjalan menghampiri Evan dan duduk disampingnya.
"Mas... " panggil Dara dengan menggoyangkan lengan Evan.
"Hemm.. "
"Aku tau aku salah, aku minta maaf." ucap Dara lirih, namun Evan belum mau menatap dirinya.
"Mas.. "
"Apa?"
"Lihat aku dong."ujar Dara mulai sebal karena diacuhkan. Evan melirik Dara sebentar lalu mengalihkan pandangannya kembali ke laptop.
"Aku minta maaf."ucap Dara mulai terisak.
"Minta maaf kenapa?"
"Kamu diemin aku...hikss.. Aku minta maaf udah ngerjain kamu tadi sore terus aku php in kamu,padahal kamu pengen."
"Pengen apa?"
"Pengen itu, maafin ya." ucap Dara memelas membuat Evan mendekap tubuh Dara.
"Padahal aku marahnya cuma prank sayang." ujarnya terkekeh
Dara langsung melepaskan pelukannya dan menatap tajam Evan, prank? Apa dia bilang? Hanya prank!! Astaga!!
"Kenapa melotot begitu? Kamu terkejut? Selamat anda masuk dalam prank cowok ganteng." ucapnya dengan merentangkan tangannya.
Evan mengambil sesuatu yang berada dikantong celananya, kemudian mengeluarkan sebuah kotak lalu membukanya dihadapan Dara.
"Aku tau aku bukan cowok romantis, awal mulai hubungan kita hanya perjodohan tidak ada kata-kata aku meminta kamu menjadi istri ku, namun saat ini!! Detik ini!! Dara maukah kamu merawat serta membesarkan anak kita bersama, membangun rumah tangga ini menjadi lebih berwarna? Aku akan memberi kamu pilihan, iya atau bersedia?"ujar Evan
KAMU SEDANG MEMBACA
My little wife
RomanceDi jodohin? Nikah? Diumurku yang 18 tahun ini? Gila! Benar-benar gila! Aku tak menyangka akan menjadi istri seseorang diusia semuda ini? Aku takut tak bisa mencintainya, karena mau bagimana pun ini pernikahan terpaksa!! -Dara Yunita Cahaya Aku ben...