Dara memasuki supermarket dengan langkah anggun, beberapa pasang mata menatapnya kagum, ada juga yang julid pasalnya wajah imut Dara membuatnya tidak pantas disandingkan dengan perut yang besar, terkesan seperti anak dibawah umur yang hamil duluan padahal dirinya sudah memiliki suami.
Berjalan dengan mendorong troli belanjaan, memasukkan barang apa saja yang ia akan beli, yang sangat wajib Dara beli adalah camilan untuk mengisi stock jika dia lapar tengah malam.
"Camilan udah, daging udah, sayuran udah apalagi yang belum ya?" ucapnya pada diri sendiri, memeriksa semua yang dia butuhkan. Ternyata dirinya belum memasukkan susu ibu hamil bisa kena omel Evan jika persediaan dirumah habis.
Dara berusaha menggapai kotak susu yang berada di bagian atas namun nihil kotak itu bahkan tidak bergerak sedikitpun.
"Siapa yang naruh disitu gue hihh juga tuh orang."omel Dara, emang dasar emak-emak.
"Abang tolongin saya ambil ini dong."ucapnya kepada salah satu pegawai swalayan tersebut.
"Baik mbak."
"Lain kali jangan taruh di tempat tinggi saya susah mau ambil."
"Tapi itu sesuai sama tempatnya buk."
"Wahh mas nya ngajak gelud nih."
"Engga kok mbak saya cuma ngejawab aja."
"Bodolah mas, tapi makasih ya mas." ucap Dara lalu pergi ke kasir
"Astaga ternyata ibu-ibu hamil ngeri ya." guman mas pegawai swalayan.
Dara memutuskan untuk mampir ke kantor Evan, dia bosan jika dirumah sendiri. Dara membalas sapaan dari para karyawan dengan senyum indahnya, dia bukan Evan yang akan diam saja. Sombong amat!!
Dara berjalan keruangan Evan, melirik meja sang sekertaris namun yang didapati kosong tidak berpenghuni, mungkin sedang piknik!
Dara membuka pintu ruangan Evan dengan pelan dia berniat untuk mengagetkan Evan.
"Dorrr!" ucapnya lalu berhenti saat melihat tidak ada orang diruangan itu.
"Lah berasa orang gila gue."ucap Dara lalu mendudukkan dirinya disofa.
"Anjim pegel banget sih, ini kaki apa talas bogor?" ucapnya dengan memijat kakinya yang sedikit bengkak.
Sedangkan yang dicari sedang berada di ruang meeting, memperhatikan apa saja yang diucapkan oleh rekan bisnisnya.
"Bagaimana pak Evan, bapak bersedia bekerjasama dengan perusahaan kami?"
"Cukup menjanjikan sekali apa yang bapak sampaikan tadi, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik."ucap Evan
"Terimakasih pak Evan,semoga kedepannya kita menjadi rekan yang baik dan selamat atas kehamilan istri bapak."ucap rekan bisnis Evan berdiri dari duduknya kemudian menjabat tangan Evan.
"Do'akan semoga lancar sampai lahiran pak."ucapnya dengan senyum merekah, jika berkaitan Dara dan sang calon anak Evan akan seperti itu, meninggalkan sifat dinginnya menjadi lelaki sensitif.
Setelah perbincangan sejenak, mereka keluar dari ruang meeting diikuti oleh sang sekertaris.
"Bapak ingin makan siang dikantin atau saya pesankan?" tanya sang sekertaris
"Tolong pesankan saya nasi padang lengkap dengan sayur, pakai ayam sama rendang ya. Saya sedang ingin makan itu, oiya pesankan saya minuman juga."
"Baik Pak, saya permisi."ucapnya dengan badan sedikit menunduk.
Evan membuka pintu ruangannya lalu terkejut mendapati sang istri yang tertidur disofa, berjalan masuk menutup pintu dengan perlahan takut membangunkan Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My little wife
RomanceDi jodohin? Nikah? Diumurku yang 18 tahun ini? Gila! Benar-benar gila! Aku tak menyangka akan menjadi istri seseorang diusia semuda ini? Aku takut tak bisa mencintainya, karena mau bagimana pun ini pernikahan terpaksa!! -Dara Yunita Cahaya Aku ben...