42

478 30 6
                                    


"Gue mau ngambil apa yang gue lepasin beberapa taun lalu, kalian nurut atau.. atau kepala kaian gue jadiin pajangan di ruang 09" suara itu terdengar mengintimidasi.

"Tapi tuan, bos besar melarang kami untuk-"

BRAKKKK

"Bos kalian itu gue!! Turuti atau kepala kalian bener-bener berakhir di ruangan 09" Jaejung membuang tumpukan buku di meja kerja nya.

'Calon CEO' itu mengacak rambutnya. Tangannya mencari tabung obat gemetaran.

Ia mengeluarkan beberapa pill obat, lalu mengeuknya dengan air mineral diatas meja.

"Lupakan! Jangan dengarkan ocehan saya tadi. Panggil Doyeon ke sini" Jaejung mentralkan napasnya yang gak karuan.

Sial, hidup normal kok susah sih. Batin Jaejung.

Jaejung mengidap skizofrenia beberapa tahun lalu. Jaejung depresi, alasannya tidak jelas. Ia hanya cemas berlebihan. Kadang ia berhalusinasi dan mengacau di depan anak buah orangtuanya itu.

Sebenarnya dokter menganjurkan untuk sering-sering konsultasi di rumah sakit. Namun Jaejung menolak, ia enggan bolak balik masuk rumah sakit.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari luar ruangan Jaejung.

Tanpa disuruh, Doyeon masuk dengan pakaian bak penerus perusahaan.

Kim Doyeon, teman dekat Jaejung sejak tahun lalu. Orangtua Doyeon dan orangtua Jaejung adalah sahabat dekat. Perusahaan mereka sedang merencanakan kerjasama di tahun yang akan mendatang.

Doyeon sangat menyukai Jaejung, siapa yang ga suka? Tinggi tampan, apalagi saat Jaejung mengenakan kemeja dan jas nya. Seperti suami idaman.

"Ada apa? Lo kangen ya.." goda Doyeon lalu duduk di sofa ruang kerja Jaejung.

"Suruh orangmu cari mereka, bilang gue yang suruh. Suruh cepet, paling lamb-"

"Ini bukan kantor mafia kan? Gue ga salah masuk kan?" Potong Doyeon.

"Paling lambat minggu depan atau-"

"Atau kepala mereka bakal di pajang di ruangan 09. Ya ya, nanti gue suruh. Bisa gak ga pake orang gue terus? Udah berapa orang yang gue relain buat dipajang di ruangan bodoh punya lo itu?!" Protes Doyeon.

"Mau dipajang juga? Jangan banyak ngomong deh." Ancam Jaejung bercanda.

"Obat lo habis? Waras kan? Mau masuk penjara ya?"

"Bisa-bisa dihukum mati sih" lanjut Doyeon.

"Buat apa sih? Orang-orang kek mereka gini pasti susah nyari nya" Doyeon membaca beberapa lembar kertas yang diberikan Jaejung tadi.

"Kepo, nanti juga tau sendiri" jaeab Jaejung malas.

"Ck, buronan? Mantan pegawai? Temen? Siapaaa?!"

"Berisik!!"

"Ck, ga seru. Lo panggil gue ke sini cuma buat ini? Oke bhay" Doyeon menatap Jaejung malas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Distance | Choi San Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang