🌈🌈🌈
Sesuai janji, gue jemput Eri jam 12 siang buat ketemuan sama daddy nya Eri. Kenapa daddy gue ga iku? Ya soalnya daddy percaya sama gue kalo gue bertanggung jawab. Apakah daddy sudah tau tentang ini? Jawabannya adalah belum. Gue ga sempet bilang. Lagian lebih serius masalah gue sama daddy nya Eri.
Setelah nyampe di restoran, kita pergi ke ruang VIP biar lebih private pembicaraannya. Merinding boleh gak? Gimana ga merinding, banyak banget om-om body gurad di luar ruangan VIP kaya mau perang antar yakuza aja.
"Maaf ya saya habis ada urusan sama Yakuza lain, jadi anak buah pada jaga di luar" Om Naoki memcah keheningan.
"Daddy, Eri mau bilang sesuatu"
"Katanya San yang mau ngobrol, kok malah kamu yang mau bilang sesuatu?"
"Eri mau hubungan kita sampai di sini aja, Eri ga mau nikah sama Han" kata Eri, gue bisa liat mukanya merah kaya mau nangis. Gue pegang pundak Eri sebagai tanda penguatan.
"Jadi gini om, kita sadar kalau selama ini kita ga punya perasaan untuk satu sama lain" jelas gue. Kita? Apa kata gue barusan. Yaampun San cowok lucknut lo nih. Mengatas namakan kita padahal buat kepentingan diri sendiri.
"Lho kenapa? Kok-" omongan om Naoki terputus.
"Dad, Kita ga cocok. Selama ini Eri merasa Han lebih cocok jadi kakak buat Eri sama Haru ketimbang jadi pasangan buat Eri kedepannya. Ini udah keputusan dari pihak kita berdua dad" jelas Eri panjang lebar. Mungkin dia takut daddy nya marah duluan makanya dia secepat mungkin jelasin ini semua.
"Maaf om, San merasa ga layak jadi menantu om" gue membungkuk kan badan sebagai tanda minta maaf. Dan gue dengan Om Naoki membuang nafas kasar.
"Sudah saya duga pasti akhirnya begini. Saya lihat hubungan kalian memang gaada kemajuan. Saya juga sadar kalian masih muda untuk sebuah perjodohan. Kalau boleh jujur, saya marah dan kecewa. Saya kecewa kenapa ini tidak berjalan sesuai apa yang saya inginkan. Saya marah pada diri saya sendiri karena memaksa kalian melakukan perjodohan ini. Daddy minta maaf ya Eri sayang" tangan Om Naoki mengelus puncak kepala Eri. Gue liat Eri sudah nangis, entah tersentuh ato dia gamau pisah sama gue. Ahh ga mungkin lah, kok gue malah Geer gini?
"Dan kamu San, terimakasih sudah buat anak-anak saya seneng selama dekat dengan kanu. Saya harap hubungan kalian akan terus berjalan seperti sahabat atau kakak kandung. Saya masih kecewa tapi sebisa mungkin saya menanggapi nya secara dewasa" jelas om Naoki. Gue cuman bisa senyum-senyum aja.
"Maaf om, saya bener-bener minta maaf" kata gue sekali lagi.
Setelah malam itu, gue bilang sama daddy. Gue di marahin habis-habisan. Ya salah gue emang, kenapa gamau bilang dari awal kalo ga bisa nerima hubungan ini. Tapi gimana, gue ga enakan orangnya.
Gue abis babak belur, bukan dipukul daddy tapi dipukul anak buahnya daddy. Walopun kejam, daddy masih ga tega kalo mukul anaknya pake tangan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance | Choi San
Fanfiction[BERHENTI PUBLISH] Aku adalah masa lalu terindahmu namun kesedihan untuk dirimu yang sekarang.