07. Seperti Kucing dan Tikus

131 69 14
                                    

Vania dan Aldrian tidak mengikuti pelajaran selama masa pelatihan. Cukup melelahkan karna jika latihan nya tidak sungguh sungguh ya siap siap aja pulang malam. Vania dan Aldrian harus berlatih serius tentunya membutuhkan waktu yang lama. Satu minggu waktu yang diberikan sekolah untuk Vania dan Aldrian melakukan latihan nya. Waktu latihan kurang 5 hari lagi setelah itu mereka akan dibawa di Jakarta untuk mengikuti kompetisi itu.

"Gimana Vania, Aldrian ada kesulitan?" tanya pembina.

"Nggak ada sih bu." jawab Vania.

"Bu nanti kita disana berapa hari?" tanya Aldrian.

"Sekitar 2 hari." jawab pembina.

"Yasudah saya akan menghadiri rapat guru jadi kalian latihan sendiri nanti saya akan datang kembali dan mengoreksi kekurangan kalian." ucap pembina.

"Oke bu." jawab Vania.

Pembina itu pergi meninggal kan ruang musik, sekarang tinggal Vania dan Aldrian yang berada di ruang musik.

"Eh misis coba deh lo berdiri." ucap Aldrian.

"Siapa lo nyuruh nyuruh gue!" jawab Vania sinis.

"Gue heran sama lo." ucap Aldrian.

"Heran kenapa?" tanya Vania mulai penasaran.

"Lo kok pendek banget. Hahahah." Aldrian puas meledek Vania.

"Puas puasin ketawanya!" ucap Vania.

"Makan mulu sih lo pendek iya gemuk iya." ucap Aldrian disela tawanya.

"Gue ideal ya!" Vania memberi tatapan sinis kepada Aldrian.

"Masa sih?" tanya Aldrian.

"ALDRIAN DIEM GAK LO!!" teriak Vania.

"Eh gila lo ya suara lo kalo kaya gini jelek banget." ucap Aldrian.

"BIARINN!!" jawab ketus Vania.

"Marah mulu lo cepet tua loh." ucap Aldrian membujuk Vania.

"Bodo yang tua gue kok yang repot lo!" jawab Vania.

"Satu kali lagi kita latihan abis itu istirahat gimana setuju gak?" tanya Aldrian.

"Mmm oke setuju deh lagian gue juga udah capek." ucap Vania.

"Oke setuju." 

Aldrian mulai memainkan gitar nya dan Vania mengeluarkan suara merdu nya. Mereka terlihat sangat kompak. 15 menit latihan sudah selesai kini mereka sedang istirahat tak lama kemudian pembina datang.

"Sudah selesai latihan nya?" tanya pembina.

"Belum bu ini masih istirahat." jawab Vania.

"Udah berapa kali kalian latihan?" tanya pembina.

"2 kali ini sih bu." jawab Aldrian.

"Udah istirahat nya?" tanya pembina.

"Udah sih bu." jawab Vania.

"Ya sudah dimulai sekarang saya akan mengoreksi nya." ucap pembina.

Dijawab anggukan oleh Aldrian dan Vania. Aldrian mulai memainkan gitar nya dan Vania mengeluarkan suara nya. Pembina mengoreksi dengan teliti. 10 menit waktu yang mereka gunakan kini pembina akan memberikan komentar nya.

Prok prok prok

Pembina memberikan tepukan tangan yang meriah.

"Wah wah wah kalian kompak sekali." puji pembina.

"Terimakasih bu." Vania dan Aldrian menjawab dengan bersamaan.

Vania kaget karna berbicara bersamaan dengan Aldrian.

"Apa sih lo nyama nyamain aja!" protes Vania.

"Mana gue tau orang gue tadi juga mau ngomong gitu." jawab Aldrian.

"Dasar plagiat!" umpat Vania.

"Lo tu yang plagiat!" ucap Aldrian tak mau kalah.

"Lo pokok nya!" -Vania.

"Elo!" -Aldrian.

"Udah udah kalian ini bertengkar terus kaya tadi dong kompak!" ucap pembina.

"Males bu kompak sama dia." ucap Aldrian.

"Hih apa lagi gue males pakek banget." ucap Vania.

"Gue lebih males." -Aldrian.

"Pantes bego ternyata males belajar." Ucap Vania.

"Sorry aja ya gue tu jago." ucap Aldrian.

"Jago nyontek maksud nya." ejek Vania.

"Yaelah tau aja lo." ucap Aldrian becanda.

"Ampun deh kalian ini berantem terus kerjaan nya, kompak dikit dong." ucap pembina.

Dijawab hembusan nafas oleh mereka. 

"Sudah ya saya tinggal dulu." ucap pembina.

"Iya bu." jawab Vania.

Pembina pun keluar dari ruangan itu.

"Kira kira Tasya, Aida ngapain ya dikelas lama nggak ketemu." ucap Vania monolog.

"Mana gue tau orang gue sama lo dari tadi disini." jawab Aldrian.

"Siapa juga sih yang ngomong sama lo?" ucap sewot Vania.

"Ya trus lo ngomong sama siapa orang disini cuma ada kita berdua." -Aldrian

"Ya gue ngomong sendiri lah." -Vania.

"Lo gak gila kan?" tanya Aldrian.

"Agak sini deh." titah Aldrian.

Vania mendekat ke Aldrian lalu Aldrian memegang jidatnya memastikan Vania sehat atau tidak.

"Enggak panas tuh tapi kok agak gila ya." ucap Aldrian setelah memegang jidat Vania.

"Jadi lo ngatain gue gila gitu?" ucap Vania dengan nada tinggi.

"Iyaa." jawab Aldrian.

"IHH ALDRIANN!!!" teriak Vania.

"Hahahahaha." Aldrian tertawa puas terlah ngatain Vania.

"Awas aja ya lo!" ancam Vania.

"Awas apa coba?" tanya Aldrian.

"Lo kok nyebelin banget sih!!" -Vania.

"Nyebelin tapi suka kan?" ledek Aldrian.

"Apaan sih gajelas tau gak!!" -Vania.

"Masa sih gajelas?" tanya Aldrian.

"BODOAMAT!! POKOKNYA GUE GAK DENGER." Vania mengeluarkan nada tinggi nya dan menutup telinga nya.

"Beneran nggak denger?" tanya Aldrian.

"NGGAKK!!!" jawab Vania.

"Nah itu lo jawab otomatis lo denger kan." ucap Aldrian.

"Oh iya yaa bego banget sih gue." ucap Vania sambil menepuk jidat nya.

"Lo anak siapa sih? Gaberes deh lo kayak nya." -Aldrian.

"Males ah ngomong sama lo, ngomong sendiri aja noh sama tembok!!" ucap Vania.

Matahari sudah tenggelam jam menunjukkan pukul 18.00 Vania dan Aldrian memutuskan untuk pulang karna sangat lelah sudah latihan seharian. 

.
.
.

Segitu dulu ya manteman:v

Kalo ada penggunaan kata yang salah atau typo komen aja ya biar syahra tau mana yang salah:)

Jangan lupa vote and follow😉

About Classic Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang