33. Hero

60 36 2
                                    

Aldrian merasakan ponsel nya bergetar ternyata Vania menelfon nya, dengan cepat Aldrian mengangkat nya. 

"Hallo sayang?" ucap Aldrian.

"TOLONGG!!!" teriak Vania dari telefon. 

"Van lo kenapa?" tanya Aldrian panik. 

"LO JANGAN MACEM MACEM!!" teriak Vania lagi. 

Aldrian yang mendengar suara triakan Vania langsung Aldrian berlari dan menyusul Vania di ruang OSIS. 

*******************
Bobi baru membuka 3 kancing baju Vania terlihat sedikit belahan dada Vania. Vania memejamkan mata nya ia terus berdoa  berharap ada yang menolong nya.  

Bugg bugg

Aldrian menarik kerah baju Bobi dari belakang dan menghajar nya tanpa ampun. 

"BRENGSEK LO APAIN CEWEK GUE HAH!!" ucap Aldrian yang terus memukuli Bobi. 

Bobi ganti membalas pukulan Aldrian sehingga darah segar keluar dari sudut bibir Aldrian. 

Tak tinggal diam Aldrian pun kembali menghajar Bobi. Vania yang melihat nya teriak teriak sendiri tak tau apa yang harus diperbuat. 

"COWOK BAJINGAN KAYA LO PANTESNYA MATI!!" ucap Aldrian dengan emosi yang menggebu gebu. 

Para siswa yang masih di sekolah pun menghampiri mereka dan melerai nya. Aldrian yang masih tak terima terus saja ingin menghabisi Bobi sekarang juga. 

"Al tenang ada apa ini?" tanya Jastin melerai Bobi dan Aldrian, Jastin adalah kapten basket yang sekarang sedang ekstra. 

"GIMANA BISA TENANG HAH?! CEWEK GUE DILECEHIN!" ucap Aldrian memberontak saat Jastin dan lain nya melerainya

Team cewek pun menghampiri Vania yang tengah menangis. 

"Al udah al!" ucap Jastin. 

"LAKI LAKI BRENGSEK INI HARUS DILAPORIN KEPALA SEKOLAH!" ucap Aldrian masih tak santai. 

Bobi pun dibawa pergi dari hadapan Vania dan Aldrian. Aldrian menghampiri Vania yang tubuhnya bergetar ketekutan. 

"Van lo gapapa?" tanya Aldrian merangkul Vania. 

"Minum dulu." ucap cewek yang berada di samping nya. 

"Terimakasih." ucap Vania lalu meminumnya. 

"Van lo ga diapa apa in kan?" tanya Aldrian pelan.

Vania memeluk Aldrian dan menangis di pelukan nya. 

"Dia belum sempet ngapa ngapin kamu kan?" tanya Aldrian khawatir. 

"Hiks hiks." Vania masih belum bisa bicara ia sangat ketakutan karena hal ini adalah hal yang pertama baginya. 

"Yaudah kita ke mobil ya, pulang." ajak Aldrian. 

Vania mengangguk. 

"Makasih ya." ucap Aldrian kepada mereka yang sudah membantu Vania.

"Sama sama, gue cabut ya." pamit mereka. 

Aldrian pun mengangguk, lalu menggandeng Vania menuju mobil nya. 

"Makasih al." ucap Vania yang usai menangis.

"Sama sama, bilang sama gue lo belum diapa apa in kan?" tanya Aldrian yang masih saja khawatir. 

"Enggak lo udah hajar duluan tadi." ucap Vania. 

"Syukur deh lo belum di apa apain sama dia." ucap Aldtian bernafas lega. 

"Gue nyesel ga ikut masuk tadi jika gue telat gue bakal benci sama diri gue sendiri karna gue gabisa jaga orang yang gue sayang." lanjut Aldrian.

"Makasih al." ucap Vania tersenyum manis.

"Kalo mau kemana mana lo telfon gue kalo ga minta temenin abang lo." ucap Aldrian.

"Iya, lo ada kotak P3K gak?" tanya Vania. 

"Ada di belakang, buat apa?" ucap Aldrian yang masih fokus menyetir. 

"Gue obatin luka lo ya." ucap Vania. 

"Yaudah." ucap Aldrian lalu memarkir kan mobil nya di pinggir jalan.

"Sini." ucap Vania mendekat ke arah Aldrian memastikan apa saja luka Aldrian.

Vania mengambil kapas dan air, luka di bibir Aldrian ia bersihkan dulu. 

"Ah pelan pelan van." adu Aldrian.

"Iya ini udah pelan kok." ucap Vania yang masih konsentrasi membersihkan luka Aldrian.

Setelah selesai ia pakaikan obat merah di sudut bibir Aldrian yang robek. 

"Makasih van." ucap Aldrian memegangi tangan Vania yang sedang memakaikan obat merah di bibir nya. 

Vania tersenyum manis dan menaruh kotak kembali ke belakang.

"Sama sama al." jawab Vania. 

"Manis banget." puji Aldrian.

"Apanya yang manis?" tanya Vania.

"Langsung pulang apa kemana dulu nih?" tanya Aldrian.

"Langsung pulang aja." ucap Vania. 

"Yaudah pulang." ucap Aldrian.

**************
Sesampai nya di rumah Vania masuk kamar melepas sepatu dan menyambar handuk lalu mandi. 30 menit kemudian Vania baru keluar dari kamar mandi.

"Ahh capek banget gue." keluh Vania lalu merebahkan tubuhnya di kasur sebentar lalu mengambil laptop.

Vania mulai berkutat dengan laptop nya, mengerjakan tugas OSIS nya. Vania mengambil ponsel nya dan mengirim file yang sudah ia kerjakan ke group sesuai perkatanyaan rapat.

Pekerjaan sudah selesai kini ia tinggal tidur dan harus semangat buat besok, karena besok sudah mulai perayaan ulang tahun sekolah. 

Hampir saja Vania terlelap dalam tidur nya ia terbangun lagi karena suara ketokan pintu yang kencang mau tak mau Vania membuka nya.

Ceklekk

Vania membuka pintu dan langsung saja Reymond menginterogasi Vania dengan pertanyaan pertanyaannya.

"Van lo gapapa kan?" tanya Reymond panik.

"Gapapa apa nya?" jawab Vania santai lalu kembali ke tempat tidur nya. 

"Katanya Aldrian tadi lo disekolah itu?" tanya Reymond berjalan menyusul Vania. 

"Iya." jawab Vania singkat.

"Kok bisa? Tanya Reymond. 

"Tadi gue ngambil flashdisk di ruang OSIS waktu jalan mau ke ruang OSIS Bobi udah kaya 'hay' gitu trus gue cepet cepet ngambil barang gue kan eh dia masuk ke dalem trus pintunya dikunci gue takut trus gue telfon Aldrian tapi sama Bobi hp gue di buang ternyata masih nyambung telfon nya trus Aldrian ngehajar Bobi trus udah." ucap Vania panjang lebar. 

"Kurang ajar bisa bisa nya ngelecehin adek gue belum tau dia gue siapa!" geram Reymond.

"Udah bang yang penting kan gue gapapa." ucap Vania.

"Iya gapapa sih gapapa tapi dia kurang ajar kalo diulangin gimana!" ucap Reymond sewot.

"Aldrian udah mastiin kalo Bobi bakal keluar dari sekolah." ucap Vania. 

.
.
.

AKHIRNYA ALDRIAN NOLONGIN, ALDRIAN SEREM BANGET KALO MARAH:V

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT YA GUYS
AKU SAYANG KALIANN 🖤

SEE YOU GUYSSS

About Classic Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang