19. Ancaman

79 35 2
                                    

Aldrian mulai melangkahkan kakinya menuju garasi karena ia harus menjemput Vania. 

"Lama ya?" tanya Aldrian ketika mendapati Vania yang sedang menunggu nya.

"Enggak terlalu." ucap Vania.

"Yaudah yuk!" ajak Aldrian.

Vania mulai menaiki kotor milik Aldrian. Sesampainya disekolah banyak tatap mata ada yang suka ada juga yang tidak suka. 

"Al liat deh kita di liatin banyak orang." bisik Vania kepada Aldrian.

"Cuekin aja." ucap Aldrian.

"Risih tapi gue." keluh Vania. 

"Dibawa santai aja." ucap Aldrian yang terkesan santuy.

"Okelah." ucap Vania.

Tibalah mereka di parkiran seketika Vania melihat keberadaan Kenya disana. Kenya menghampiri Aldrian dan menggenggam tangan kanan nya, Vania melihat adengan itu dengan muak, sontak Aldrian melepas genggaman itu.

"Kenapa al?" tanya Kenya. 

"Sorry gue udah punya Vania." ujar Aldrian dan menatap Vania yang masih setia disamping nya.

"Maksud nya?" tanya Kenya tak paham.

"Ya gue sama Vania udah jadian. So, lo ga usah deket deket gue lagi!" ujar Aldrian sambil menggandeng Vania pergi.

"Dasar cewek kegatelan bisanya cuma ngerebut cowo orang!" umpat Kenya dalam hati.

Jam pelajaran pun dimulai, 3 jam sudah siswa siswi belajar kini saat nya istirahat.

"Sya, da gue ke ruang osis bentar ya ntar gue nyusul deh." ucap Vania dan dijawab anggukan oleh mereka.

Vania berjalan dengan tenang, tiba tiba ada yang menarik nya sampai ke gudang kosong milik sekolah.

"Maksud lo apa ngerebut cowo gue?!" ucap sewot Kenya lalu mendorong tubuh Vania.

"Apa cowo lo?" ucap Vania sambil tertawa kecil.

"Gak ada yang lucu!" bentak Kenya.

"Trus mau lo apa!" ucap Vania membalas dorongan Kenya.

"Lo jauhin Aldrian!" ucap Kenya.

"Ga akan!" ucap Vania dengan nada tinggi.

"Lo akan dapat perhitungan dari gue kalau lo ga jauhin Aldrian!" ancam Kenya.

"Oh jadi bisa nya ngancem, gue gak takut!" bantah Vania.

"Liat aja cewek ganjen!" ancam Kenya sambil menatap tajam mata Vania.

"Adanya lo yang keganjenan dasar gatau diri, kalau gue sih kaya gitu malu nah ini gapunya malu sama sekali. Miris." ucap Vania sambil terkekeh.

"Lo tu-" ucap Kenya langsung menarik rambut Vania.

Cepat cepat Vania menangkis tangan Kenya yang ingin mencelakainya.

"Lepasin tangan gue!" bentak Kenya.

"Bener bener ga ada akhlak." ucap Vania sambil bergeleng geleng kepala.

"Cepat jauhi Aldrian atau lo bakal kena perhitungan dari gue!" ancam Kenya.

"Mau lo ngancem nya kaya gimana gue ga akan jauhin Aldrian!" ucap Vania dengan nada tinggi.

"Lihat lo bakal nyesel!" ancam Kenya kembali.

"Ga takut!" balas Vania.

Kenya meninggal kan Vania di gudang sendirian setelah Kenya keluar kini bergantian Vania juga keluar dari gudang, lalu Vania berlari kecil menuju kantin karena sudah di tunggu teman teman nya di kantin.

"Dari mana aja sih van?" tanya Aldrian khawatir.

"Mm dari ruang osis kok." ucap Vania berbohong.

Vania tak ingin memberi tau hal ini kepada mereka. Namun Vania akan beritahu hal ini kepada abangnya.

"Oh yaudah ini makan." ucap Aldrian lalu menyodorkan makanan yang sudah dipesannya. 

"Makasih." ucap manis kepada Aldrian.

"Idih sok manis lu." ejek Aldrian.

"Yaudah gue jutekin." ucap Vania.

"Eh jangan dong." ucap Aldrian.

Aldrian menatap Vania tanpa berkedip memandangi nya saat Vania makan.

"Apaan sih liat nya gausah gitu juga kalik." ucap Vania.

"Biarin aja." ujar Aldrian.

Bel masuk pun berbunyi, mereka kembali ke kelas masing masing. 3 jam belajar  berlangsung sampai jam pulang terdengar. Vania pulang bersama Reymond karena ia ingin bercerita pada abangnya.

"Bang gue mau cerita deh." ucap Vania.

"Cerita apaan?" tanya Reymond yang sedaritadi masih fokus pada jalan.

"Tadi gue di ancem sama Kenya katanya suruh ngejauh dari Aldrian kalo ga dapet pelajarannya gitu." jelas Vania.

"Lo gapapa kan dek?" tanya Reymond khawatir.

"Santuy santuy gue gapapa kok." jawab Vania.

"Dikasarin nggak?" tanya Reymond.

"Tadi sih dia hampir ngejambak gue tapi langsung gue tangkis tangan nya nenek sihir itu." jelas Vania.

"Pintar!" puji Reymond.

"Telat muji nya!" umpat Vania.

"Yang penting di puji." jawab Reymond

"Okelah." -Vania.

Merekapun akhirnya sampai kerumah, Vania mengetok pintu rumah menunggu siapa saja yang membukanya.

"Bentar Ayra bukak in." ucap bocah itu dengan lucu nya.

"Loh Ayra nggak tidur siang?" tanya Vania sambil berjongkok berusaha menyeimbangkan Ayra.

"Udah kok kak." ucap Ayra yang sangat menggemaskan.

"Mami mana?" tanya Vania.

"Mami lagi keluar sama papi." ucap Ayra. 

"Ohh." jawab Vania.

"Kakak temenin Ayra berenang yuk!" ajak Ayra.

"Ah kakak capek." keluh Vania.

"Ih kakak ma gitu gak keren, apa apa dikit masa cape dasar lemah!" umpat Ayra.

"Lo bocil tapi ngomong nya nggak bocil." heran Vania.

"Gapapa bocil jaman now ini." ucap Ayra bangga.

"Dasar generasi micin!" umpat Vania.

"Ayokkk!!!" rengkek Ayra dan menarik Vania menuju kolam renang.

"Iya iyaa!" ucap Vania.

"Ganti baju dulu di ruang ganti." titah Vania.

Rumah Rio memang sangat luas sampai sampai di samping kolam renang di khusus kan ada ruangan ganti baju renang jadi bisa ganti baju disana, di ruangan ini juga sudah di siapkan berbagai baju renang jadi komplit lah. 

.
.
.

Jangan lupa tinggal jejak ya vote and comen.
See uuu

About Classic Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang