34. Problem

56 33 1
                                    

Sinar matahari yang menyorot terang membuat Vania terbangun, sesekali ia mengerjap kan mata nya melihat jam yang ada di narkas nya menunjukkan pukul 06.00 aman masih pagi namun ia harus berangkat lebih pagi karena harus siap siap dulu di sekolah. 

Vania bangkit dari tempat tidur nya dan melakukan ritual mandi nya. Selesai nya ia mengenakan baju sekolah nya dan ia memilih mengkelabang rambut nya kesamping, menyemprotkan parfum ke badan nya, Vania mengambil tas nya yang sudah ia siap kan semalam lalu turun ke meja makan berniat makan bersama Reymond karena mami papi dan Ayra belum pulang.

"Pagi abang." sapa Vania lalu duduk di kursi samping Reymond.

Reymond menoleh ke sumber suara seketika Reymond takjub dengan penampilan Vania.

"Buset cantik amat lo." ucap Reymond seketika menghentikan menyendok makanannya.

"Dari dulu gue cantik lo kan merem terus." ucap Vania menyendokkan makanannya kedalam mulut.

"Kalo lo bukan adek gue udah gue pacarin lo." ucap Reymond becanda.

"Ah bisa ae lo." ucap Vania menonyor kepala Reymond sambil tertawa.

"Yuk berangkat bareng!" ajak Reymond dengan semangat.

"Semangat banget?" ucap Vania heran.

"Boncengin cewek cantik semangat gue." ucap Reymond ngawur.

"Lo naksir gue awas!" peringat Vania.

"Yaelah gue juga masih waras kalik." ucap Reymond.

**************

Vania berjalan beriringan dengan Reymond melewati koridor sekolah yang sudah ramai. Semua cowok pandangan nya menuju Vania, Vania yang merasa jadi puasat perhatian ia merasa sangat risih dan langsung menuju ruang OSIS meninggalkan Reymond yang masih berjalan santai. 

"Eh Kevin sendirian aja." sapa Vania ketika memasukin ruang OSIS.

"Iya nih masih pesen hadiah hadiah buat pemenang lomba." ucap Kevin yang fokus dengan laptop nya.

"Bunga mana?" tanya Vania lalu duduk disamping Kevin.

"Lagi beli minum, gue suruh tadi." ucap Kevin sambil tertawa.

"Rafi mana?" tanya Vania lagi.

"Dia lagi handel lapangan buat nanti lomba, kaya masang masang gitu." ucap Kevin.

"Udah lama ya?" -Vania.

"Lumayan sih, lo rada telat." ucap Kevin.

"Masa sih perasaan gue udah dateng pagi loh." ucap Vania membuka laptop nya.

"Iya, eh lupa lo udah print belum pengumuman buat daftar pentas itu?" tanya Kevin.

"Udah nih tinggal di tempelin aja di papan pengumuman." ucap Vania.

"Yaudah tempelin gih, gue masih disini lama." 

ucap Kevin.

"Eh itu daftar nya online kan?" lanjutnya.

"Iya gue buat gitu aja soalnya nanti kalo daftar langsung pasti rame trus dorong dorongan males teriak teriak gue." ucap Vania.

"Sip bagus deh, yaudah tempelin." ucap Kevin.

"Oke gue tinggal ya." ucap Vania lalu keluar dari ruang OSIS.

Vania menempelkan pengumuman itu di papan pengumuman. Hendak membalik kan badan Vania terkejut dengan kedatangan Aldrian yang tiba tiba. 

"Dugong apaan tu?" tanya Aldrian menunjuk kertas yang barusan di tempel Vania.

"Baca aja!" titah Vania.

"Kita ikut yuk, duet berdua." ajak Aldrian.

"Gampang lo daftar aja nanti online ada caranya tuh dibawah." ucap Vania.

"Iya." ucap Aldrian.

Vania berjalan menuju ruang OSIS diiringi Aldrian dari samping nya.

"Van lo cantik banget deh." puji Aldrian.

"Lah emang kemarin ga cantik gitu?" ucap Vania.

"Ya cantik sih tapi ini lebih gitu." ucap Aldrian.

"Dasar raja gombal lo mah." ucap Vania terkekeh. 

"Al,van tunggu!" teriak Rafi dari belakang.

Sontak mereka berdua membalikkan badan nya.

"Ada apa?" tanya mereka kompak.

"Lo berdua dipanggil ke ruang kepala sekolah." ucap Rafi.

"Oke thanks info nya." ucap Vania.

"Ada apa emang?" tanya Rafi.

"Kapan kapan deh gue ceritanya gue cabut dulu!" ucap Vania lalu pergi bersama Aldrian ke ruang kepala sekolah. 

"Permisi pak." ucap Vania sopan ketika memasuki ruangan disusul Aldrian dari belakang Vania. 

Benar saja disana sudah ada Bobi dan beberapa guru bk. 

"Sini duduk nak." ucap kepala sekolah.

Vania dan Aldrian duduk berdampingan. 

"Apakah benar Bobi melakukan tindakan tidak senonoh kepada kamu?" tanya kepala sekolah.

"Iya." jawab Vania ramah.

"Gue belum sempet apa apa in lo!" jawab Bobi dingin.

"Sama aja udah termasuk tindakan kriminal!" tegas Aldrian.

"Aldrian apakah kamu punya bukti?" tanya kepala sekolah. 

"Ruang OSIS ada cctv nya pak tinggal liat aja." ucap Aldrian.

"Benar juga pak mari kita liat rekaman cctv nya." ucap guru bk.

Mereka melihat rekaman cctv saat kejadian itu, sudah di pastikan Bobi keluar dari sekolahan mana mungkin sekolahan mentoleransi siswa yang seperti itu? 

"Bapak benar benar kecewa sama kamu Bobi!" ucap kepala sekolah

"Yaudah." jawab Bobi dingin.

"Kamu tau kan konsekuensi nya jika melakukan hal tersebut?" ucap kepala sekolah. 

"Tau." ucap Bobi dingin.

"Mulai sekarang kamu dikeluarkan dari sekolah!" ucap kepala sekolah dengan nada tinggi. 

Tanpa aba aba Bobi langsung keluar dari ruang kepala sekolah. 

"Ga ada akhlak." umpat guru bk.

"Yasudah kalian boleh keluar dari sini." ucap kepala sekolah.

"Terimakasih pak." ucap Vania lalu membungkuk kedepan ya seperti orang berterimakasih.

Vania keluar dari ruangan itu bersama Aldrian. 

"Al gue duluan ya." pamit Vania.

"Oke hati hati ya dugong." ucap Aldrian. 

.
.
.

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT YA GUYS
AKU SAYANG KALIANN 🖤

DADAHHHH

About Classic Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang