25. Main Layangan

65 30 0
                                    

Aldrian dan Vania berjalan jalan menelusuri jalanan yang sedikit macet saat siang hari, Aldrian menghentikan motor nya.

"Loh kenapa berhenti?" tanya Vania.

"Pakek jaket ini biar ga ketauan." ucap Aldrian.

"Oh oke." Vania memakai jaket yang diberikan Aldrian.

Aldrian melajukan motornya kembali dipinggir jalan terpampang orang jualan layangan dengar cepat Aldrian menuju lokasi tersebut.

"Pak layangan nya satu ya!" ucap Aldrian.

"Pilih aja yang mana." ujar penjual layangan itu.

"Yang ini aja pak." pilih Vania.

Bapak itu mengambil layangan yang dipilih Vania lalu mengantongi nya.

"Berapa pak?" tanya Aldrian.

"Dua puluh ribu." ujar penjual.

Aldrian mengeluarkan uang berwarna biru dan memberikan nya kepada penjual layangan.

"Kembalian nya ambil aja pak." ucap Aldrian.

"Makasih." ujar penjual.

Aldrian menaiki motor miliknya diikuti Vania dari belakang. Mereka memutuskan memainkan layangan nya di lapangan yang nyaman.

"Ini lapangan nya al?" tanya Vania ketika sudah sampai tujuan.

"Iya, nyaman gak?" tanya Aldrian.

"Nyaman, sejuk banget al." ucap Vania.

"Yaudah main yuk!!" ajak Aldrian.

"Gue gabisa main nya." ucap Vania.

"Lo pegangin layangan ini, begitu gue teriak lepasin lo lepasin layangan nya." jelas Aldrian.

Vania menggangguk paham kini layangan sudah di tangan Vania.

"Lo mundur!!" titah Aldrian.

Tak bicara Vania memundurkan langkahnya.

"Gimana udah al?" teriak Vania ketika ia merasa cukup mundur jauh.

"Dikit lagi van." teriak Aldrian balik.

"Okeoke. Udah segini?" ucap Vania.

"Cukup cukup." -Aldrian.

Dirasa angin berasa begitu bersahabat kembali Aldrian meneriaki Vania untuk melepaskan layangan nya.

"Lepas vann!!!" seru Aldrian.

"Yeyy!!! Layangan nya terbang tinggi." seru Vania lalu mendekat ke arah Aldrian.

Aldrian yang sibuk memainkan layangan membuat Vania ingin main rasanya.

"Al gue juga pingin main dong." ucap Vania.

"Sini sini!" ucap Aldrian.

Lalu Aldrian memberi ikat layangan ke Vania sedangkan Aldrian berada di belakang Vania yang juga memegang ikat layangan itu.

"Alll layangan nya mau jatoh!!!!" panik Vania.

"Enggak udah tu." ucap Aldrian santai.

Vania sedikit melirik kearah Aldrian.

"Ya ampun ternyata ganteng juga ya." ucap Vania dalam hati ketika memandangi wajah Aldrian cukup lama.

"Kenapa? Gue tau kok gue ganteng liat nya biasa aja." ucap Aldrian seolah olah tau apa yang dipikirkan Vania.

"Gr banget lo jadi orang." elak Vania

"Halah masi gamau ngaku aja lo." ucap Aldrian.

Hampir satu jam mereka bermain layangan kini mereka sudah merasa lelah dan memutuskan untuk berhenti.

"Duduk disitu yuk!" ajak Aldrian lalu meraih tangan Vania dan mengaitkan nya dengan tangan nya.

"Yuk!" ucap Vania.

Mereka duduk bersebelahan dan sedikit berbagi cerita atau bisa dibilang berbincang bincang.

"Al laper nih makan yuk!" ucap Vania.

"Yaudah yuk!" jawab Aldrian.

Mereka kembali menaiki motor milik Aldrian dan mencari makan.

"Van disitu aja ya?" ucap Aldrian lalu menunjukan warung itu yang berada di pinggir jalan.

"Dijamin enak deh." lanjutnya.

"Yaudah yuk!" jawab Vania.

Mereka mendekati warung baso itu, Aldrian memarkirkan motor nya dan melepas helm nya begitu pun Vania.

"Bang baso 2 es jeruk 2 ya!" pesen Aldrian begitu sudah mendapat tempat duduk.

"Siap." ucap penjual baso.

"Sambil nunggu baso nya kita main yuk!" ajak Aldrian.

"Main apaan?" tanya Vania.

"Ayam ayaman." ucap Aldrian.

Vania mengangkat satu alis dan berkata, "Permainan apa tu?"

"Cara main nya gini kita genggaman tangan tapi yang jari jempol enggak trus nanti kita adu japit japit an cempol siapa nanti yang kejepit jempol nya berarti kalah." jelas Aldrian.

"Oh gitu." ucap Vania.

"Paham?" tanya Aldrian.

"Enggak." jawab Vania.

"Ogeb lu!" umpat Aldrian.

"Canda kalik." ucap Vania.

"Yaudah yuk!" lanjutnya.

Mereka akhirnya bermain ayam ayaman dan ternyata yang kalah adalah Vania.

"Ah lo mah curang orang gue belum siap juga udah dijepit!" celoteh Vania.

"Yee ngaku aja kalik kalo kalah." ucap Aldrian.

"Nggak orang gue menang kok." eyel Vania.

"Dih ngaku ngaku nih bocah." ucap Aldrian.

"Fakta tau!" kesal Vania.

"Iya deh iya." ucap Aldrian mengalah.

Setelah menunggu lama akhirnya baso itu datang juga.

"Ini mas, mbak." ucap penjual baso itu lalu menaruh pesanannya satu per satu di meja nya.

"Makasi bang." ucap Aldrian saat makanan sudah dihadapan mereka.

"Sama sama." ucap penjual baso lalu pergi.

"Al siniin kecap nya!" titah Vania.

"Siniin sambel nya!" titah balik Aldrian.

"Tuh!" ucap mereka bersamaan.

"Tukeran!" ucap mereka bersamaan lagi.

"Lo kalo makan baso suka nya kecap sama sambel aja ya?" tanya Aldrian.

"Iya, lo juga?" tanya Vania balik.

"Kok bisa samaan ya." ucap Aldrian sambil tertawa.

Akhirnya mereka memakan baso nya sampai ia kenyang. Dirasanya mereka sudah kenyang mereka memutuskan untuk pergi dari tempat itu sebelum meninggalkan tempat itu Aldrian membayar baso tersebut.

"Kemana lagi nih?" tanya Aldrian saat mereka sudah berada di tempat parkiran.

"Ke taman aja gimana?" usul Vania.

"Boleh juga tuh." ucap Aldrian menyetujuinya.

.
.
.

Hey hey balik lagi:v
Vote and coment ya jangan lupa!
See uu

About Classic Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang