15. Cemas

99 41 2
                                    

"Selamat pagi semua, saya disini selaku ketua osis akan memberi pengarahan sedikit mengenai pemberangkatan camping nanti. 1 jam yang akan datang kita berangkat sekarang kita menunggu bis nya datang dan nanti jangan sampai berebut masuk." jelas Vania kepada seluruh siswa. Vania mengecek keperluan lain nya bersama Rafi.

"Van bis nya udah dateng tuh." ucap Rafi.

"Lengkap belum konfirmasi dulu." titah Vania.

"Harus nya sih bis nya ada 10 tapi ini baru 8" ucap Rafi.

"Kalo gitu suruh sebagian masuk dulu ya?" ucap Vania.

"Yaudah gitu aja." -Rafi.

Vania mengarahkan sebagian siswa menuju bis sampai akhirnya semua siswa mendapat tempat masing masing. 

"Raf atur dulu gue lapor ke pak Jaja dulu kalau semua udah siap." ucap Vania.

"Oke sip." -Rafi.

Vania berlari kecil menuju ruang pak Jaja untuk melaporkan bahwa semua udah siap. Hampir sampai di ruang pak Jaja ada yang mencekal tangan Vania.

"Ada apa Raf?" ucap Vania tanpa menengok kebelakang.

"Raf? Gue Aldrian." ucap Aldrian bingung.

"Sorry gue kira Rafi." ucap nya dingin.

"Dih penyakit cuek nya balik lagi." ledek Aldrian.

"Gausah gangguin gue deh!" bentak Vania.

"Lo kenapa sih kemarin aja manis gitu ke gue sekarang kek setan gini." ucap Aldrian.

"Gue gamau jadi pho hubungan lo sama pacar lo, udah sana mesra mesra an lagi gausah gangguin gue!" ucap Vania ketus.

"Ha?pacar siapa?" tanya Aldrian.

"Mana gue tau lo kan pacar nya kok tanya ke gue, udah ah sibuk gue!" ucap Vania lalu pergi namun tangan nya lagi lagi dicekal oleh Aldrian.

"Apa lagi sih!" bentak Vania.

"Lo cemburu sama Kenya?jadi tadi lo liat Kenya nempel nempel sama gue?" tanya Aldrian.

"Nggak tuh biasa aja." elak Vania.

"Halah ngaku aja deh." ledek Aldrian.

Vania tidak menghiraukan perkataan Aldrian buru buru Vania ke ruang pak Jaja belum masuk ke ruangan nya pak Jaja sudah keluar dari ruangan nya.

"Eh bapak, itu udah siap semua pak langsung berangkat aja?" tanya Vania.

"Iya." jawab pak Jaja.

"Oke pak." -Vania.

Vania segera menemui Rafi untuk segera berangkat.

"Rafi bilang sama seluruh pengemudi bis untuk segera jalan ke lokasi camping." titah Vania.

"Laksanakan." ucap Rafi.

Semuanya sudah beres kini Vania memasuki bis nya dan bergabung bersama Tasya dan Aida.

"Eh Vania." sapa Aida.

"Gue masih sebel tau gak!" ucap Vania.

"Kesel kenapa sih van?Aldrian lagi?" tanya Tasya.

"Eh sya lo kenal gak Kenya itu siapa?" tanya Vania.

"Setau gue itu mantan nya dia." ucap Tasya.

"Oh mantan pantes mesra." ucap Vania.

"Cie yang cembogor." ledek Aida.

"Cembogor apaan?" tanya Tasya.

"Cemburu gitu cemburu." ledek Aida.

Tasya yang mendengar barusan ucapan Aida tertawa kecil akibat ulah teman nya itu.

Beberapa jam perjalanan menuju puncak dengan melihat betapa indah nya pemandangan puncak,udara yang sejuk menjadikan seluruh siswa tak sabar ingin memulainya. Akhirnya seluruh siswa datang di lokasi.

"Uhhh sejuknya udaranya." ucap Vania sambil mengambil udara dan mengeluarkan nya.

"Sejuk bangetttttt." seru Tasya.

"Yuk ikut kumpul kesana!" ajak Aida.

Mereka pun kesana menuju tempat pengarahkan. Disana terdapat pak Jaja yang sedang mengarahkan soal camping nantinya.

"Setelah ini semua nya mendirikan tenda dan sisanya mencari kayu bakar untuk masak dan api unggun." ucap pak Jaja.

Seluruh siswa sudah paham apa yang diperintahkan oleh pak Jaja.

"Van siapa yang cari kayu bakar?" tanya Tasya.

"Gue aja ya lo sama Aida dan temen lain nya bangun tenda nya." ucap Vania.

Vania berjalanan menuju hutan dan mencari kayu kayu saat perjalanan Vania lagi lagi melihat Aldrian sedang mesra mesraan dengan Kenya lebih tepat nya Kenya yang nempel nempel sama Aldrian Vania tampak kesal melihatnya. 

"Dasar cowok php!!!!!" teriak Vania saat sudah berada di dalam hutan.

Vania mencari kayu bakar dengan hati yang dongkol ia terus berjalan tanpa arah merasakan hati nya yang panas melihat kemesraan itu. Kayu pun sudah terkumpul banyak.

"Ditempelin mau aja! Kalo gasuka yaudah jauhin kek ini malah mau aja." geram Vania.

"Loh loh gue dimana ini." ucap Vania bingung.

"Duh jangan jangan gue kesasar lagi." ucapnya.

"Aaaaaaaa!!!!" teriak Vania yang frustasi. 

Vania berusaha mencari jalan keluar tapi sampai saat ini ia belum menemukan. Matahari mulai tenggelam tapi Vania belum sampai ke tenda nya.

"Gue takutt hikss.." tangis Vania.

"Gue capek,laper." keluh Vania.

"Abangggg tolonginn Vaniaaaaa!!" teriak Vania ketakutan.

"Banggg reyy hiksss." Vania masih saja menangis.

Reymond, Putra, Aldrian dan beberapa teman lain nya mencari Vania.

"Vaniaaaa!!!" teriak Aldrian mencari Vania.

"Duh rey kita dari tadi cari gak ketemu ketemu udah malem pula." ucap Putra.

"Hiksss..." suara tangisan.

"Rey lo denger gak kaya ada yang nangis." ucap Aldrian.

Akhirnya mereka pun menuju tempat suara itu dan benar saja disitu ada Vania.

"Bangg reyyy!!" peluk Vania.

"Lo gapapa?" tanya Reymond.

"Gue takut." ucap Vania.

"Iya udah gausah takut." ucap Reymond.

"Beneran gapapa?" tanya Aldrian cemas.

Vania tak menjawab apa apa ia hanya diam karena ia masih kesal melihat kejadian tadi siang.

"Vann." panggil Aldrian.

"Apasih jangan ganggu gue!" ketus Vania.

"Gue gatau apa salah gue kenapa lo sama gue marah marah kaya gini?" tanya Aldrian.

"Urusin sana pacar lo!" ucap Vania.

"Van Kenya tu bukan siapa siapa." jelas Aldrian.

"Iya dia udah gak suka sama Kenya tapi Kenya nya yang nempel nempel." ucap Reymond.

.

.

.

See uu di chapter selanjutnya guys jangan lupa vote and comen ya

About Classic Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang