3

6.3K 538 13
                                    

Aku kembali mengingat aksi pemdekatan aku dengan beberapa perempuan lain, ada yg gagal, ada yg berhasil beberapa minggu, beberpa bulan sampai akhirnya ketauan oleh chita dan akhirnya bubar.

Dari beberapa percobaan untuk move on dari chita, ada 1 hal yg paling ku sesali, aku tidak berani untuk bersikap tegas kepada chita yg akhirnya aku menyakiti orang yg sudah mulai aku sayangi, orang yg sudah aku berikan harapan atas hatiku.

*flashback

*tookk tookk tokkk
ada seseorang yg mengetuk pintu kelas saat pelajaran berlangsung.

" permisi pa, Elandra Kanistha dipinta untuk menemui ibu Susi diruangan BP segera."

" okay terima kasih, Elandra segera menuju keruang BP, untuk yg lain harap tenang, lanjutkan membaca bab 3." kasak kusuk menyertai pergerakanku ketika teman - temanku bertanya dengan bisikan aku ada berbuat sesuatu atau masalah kembali, yg aku jawab hanya dengan gelengan, aku sendiripun tak paham.

Aku menuju ruang BP ( bimbingan Pelajar ) yg bersebelahan dengan ruang guru, yg posisi rungannya sangat strategis tidak memungkinkan untuk murid kabur - kaburan saat jam pelajaran berlangsung karna semua akses melwati depan ruangan itu dan terpajang white board besar dengan tulisan anak berprestasi dengan penghargaanya dan anak - anak bermasalah yg sering keluar masuk ruang BP dan namaku tercatat dalam white board besar itu 20 besar anak bermasalah.

Aku menghadap ibu susi menerka - nerka apa lagi kasus yg aku buat, terkahir aku membawa buku komi 17+ yg tertinggal di laci sekolah saat ada sidak barang - barang yg dibawa kesekolah, padahal itu juga buku komik berjamaah karna teman teman ptungan untuk membelinya, sialnya terakhir ada di meja belajarku.

" kamu tau kenapa kamu dipanggil kesini ?" aku hanya bisa menggelangkan kepalaku pelan.

" ibu dapat laporan dengan semua kata rahasia umum anak sekolah ini bilang akan tingkah laku kamu selama ini, ibu bukan jijik tapi ingin kamu mengingat kodrat kamu sebagai wanita, dan mengerti atas dosa yg kamu buat."

aku makin tidak paham maksud ibu susi, semua anak sekolah ini paham bahwa bu susi selalu menyebutkan kata dosa saat sedang ceramah."

" kamu ada hubungan apa dengan Azkhia Chita Prameswari ?"

" hahh.. maksud ibu apa?" jantungku berdetak cepat.

" saya rasa kamu paham maksud ibu dan dengan kata rahasia umum disekolah ini. Mereka bilang sudah rahasia umum hubungan sesama jenis disekolah ini, bukan hanya kamu barusan ibu sudah memanggil Gianina, Risha, Putri, Adrew, Rico.. "

aku berpikir keras, itu nama - nama yg sudah rahasia umum pula akan tingkat rainbownya.

" saya bukan anti LGBT atau bagaimana, saya disini guru untuk membimbing kalian kejalan yg benar, dosa nak ap yg kalian lakukan, saya merasa malu sebagai guru disini tidak bisa membing kalian. Apa yg kalian lakukan salah tuhan menciptakan adam dengan hawa, rama dan shinta, bukan seperti adam dengan jordan atau sinta dengan anjanie. Ibu harap kalian mengerti setelah ini kalian akan ada konseling dan bimbingan agama buat kalian sampi ibu merasaa cukup. Tolong ke kelas Azkia untuk menghadap ibu segera. Tim basket putri akan saya pantau, takut banyak penyimpangan disana."

" Ga bisa bu." aku yg tadinya duduk langsung berdiri ketika nama chita di sebut. " ibu boleh hukum saya, marah - marahin saya, catat nama saya besar - besar di white board, atau skors saya sekalipun, tapi jangan Chita bu, ini salah saya, saya yg menyukai chita, saya yg nguber - nguber dia, bukan dia. Ibu bisa cek ke anak - anak lain bahwa chita sekarang punya hubungan dengan Alfred, ibu bisa tanya ke alfred langsung kalau ibu tidak percaya, atau ibu bisa cek akun instagram chita, chita selalu memposting dengan siapa dia berhubunga, dan tidak ada foto saya disitu, saya berani jamin karna chita bukan pacar saya."

" okay, saya akan pantau nanti.. Setelah jam pelajaran selesai tolong langsung keruangan konseling, kamu bisa keluar sekarang."

aku langsung berjalan kekamar mandi untuk membasuh mukaku dan mendinginkan kepalaku. Aku melihat seorang wanita yg mondar - mandir kebingungan dikamar mandi.

" kenapa ?" akhirnya aku bertanya melihat raut muka gelisahnya.

" eehhh ka El.. anu... aduhhh inii.. "

" kenapa?" aku kembali lagi bertanya.

dia menunjuk arah belakang rok putihnya, dana aku melihat ada bercak noda merah disana, dan aku langsung paham. " ga bawa ?" dia langsung menggeleng.

" oke tunggu sebentar, gue keruang koperasi dulu." aku langsung kekoperasi membelikan pembalut untuknya.

" tunggu sebentar ka, jangan pergi dulu." aku hanya menjawab dengan anggukan. Aku yg bersenang - senang bisa kabur saat pelajaran kelas berlangsung, sedikit menghilangkan penatku sekeluar dari ruangan bu susi tadi.

" makasih ka." raut mukanya masih terlihat khawatir.

aku langsung melepaskan sweter yg sedang aku pakai, aku sering kena tegur saat memakai jacket dan sweater saat pelajaran berlangsung dan sekarang ada gunanya. " ini pake aja buat nutupin itu, lilit aja dipinggang." dia hanya menggangguk - ngagguk dan langsung memakainya.

" makasih kak el, btw nama aku Tata dari kelas XI-3."

" aahhh Tata, ini toh yg namanya tata yg lagi diperbincangin sama orang - orang anak pindahan baru yg cantik itu." tata hanya bengong mendengar pembicaraanku.

" ehh sorry" aku menggaruk kepalaku yg tidak gatal.

" kaka ga balik ke kelas?"

" males ah, dikit lagi juga bel istirahat. lo mau masuk sekarang?"

" ga kayaknya ka, mau izin pulang aja, ga nyaman rasanya."

" jauh rumahnya?"

" ga ka, deket dari sini tinggal jalan kaki bel istirahat selesai juga udah sampe sekolah lagi."

" ya udah yuk.."

" hahh maksudnya?"

" ya udah ayukkk dianeerin pulang, emang PD jalan sendiri kaya begitu?" tata hanya menjawab dengan gelengan kepala.

" kamu izin pulang sebentar, aku mindik - mindik keluar ya, aku tunggu di samping."

" emang bisa ka?"

" bisa, ada jalan rahasia." aku langsung berlari menuju jalan rahasia tersebut.

mulai dari situ aku dekat dengan tata yg disebut musibah membawa berkah. sepulang sekolah aku berkunjung kerumah chita sperti biasanya, menceritakan aku yg dipinggil keruang bp, konsultasi dan bimbingan keagaman.

Chita sedikit panik karna namanya tersebut. " trus kamu bilang apa lagi?"

" aku bilang pacar kamu alfred, emang benerkan?  emang aku siapa?" dan lagi chita tak pernah mau menjawab pertanyaan arti aku apa.

" sweter kamu mana? kok masih pke seragam sekolahnya."

" di locker sekolah, tadi naro pas dipanggil trus lupa ambil lagi."

" aku ngantuk mau bobo, nunggu kamu lama banget.. sini peluk." aku langsung memposikan diriku, menjadikan tanganku sebagai bantalannya dan memeluknya. Seperti hari - hari biasa setiap pulang sekolah aku mampir kerumah chita memberikan laporan harianku dengan dirinya, dia bilang teman - teman nongkrongku suka memberikan pengaruh tidak baik sampai aku masuk dalah daftar white board pengumuman di sekolah.

Aku yg terseret kasus anak tauran didepan sekolah, padahal aku tidak tau apa - apa hanya beli membeli jajanan saat aksi tauran berlangsung, aku terdorong dan makanan aku terjatuh, jatah makan siangku yg terkahir sudah teronggok dijalaan dan terinjak - injak membuat emosiku naik dan ikut menghajar anak tersebut, dan akhirnya aku ikut dipanggil keruangan BP ke esokan harinya.
.
.
.
.
.
.

maaf yah ga jelas heehhehe
.
.
.

angels wing ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang