17

5K 436 31
                                    

Aku sekarang berada di kamar tika menyandarkan badanku headboard kasurnya, melihat tika yg mondar mandir kesana kemari.
Kartika menghampiriku dengan baskom air yg terlihat mengeluarkan uap dari sana dan waslap.

" Bebby.. maaf yah kamu jadi begini.." Tika menatap wajah lebamku sendu. " Aku kompres dikit yah sebelum dokter dateng."

Tika dengan sangat lembut mengopres luka ku. " Awww.." Aku sedikit meringis merasakan perih di bibirku, padahal sudah aku tahan sedari tadi biar tika tidak semakin panik.

" Adduuhhh aduuhhh kekencengan yah aku kompresnya?? fffuuhhh... ffuuhhhh" Tika langsung meniup - niup luka di bibirku.

" Heiiii .." Aku mengusap sebelah pipi tika yg sedang sangat serius mengompres kembali bibirku. " aku ga apa kok, im okay.."

" Gimana ga apa kamu begini hiikkksss..." Tika mengeluarkan air mata yg sedari tadi dia tahan.

" Shuuttt udah nangisnya, aku ga suka liat air mata ini turun di wajah cantik kamu." Aku mengusap air mata yg turun dipipinya perlahan dengan kedua tanganku.

" itu darah apa?." Tika melihat bercak darah di seprei dan langsung melihat tanganku. " Aahhhh ya ampun sikut kamu memar dan berdarah... Daddy keterlaluan!!!."

Air mata Tika makin deras turun, semakin melihat luka dan lebam dibandanku, air matanya makin turun, alisnya berkerut menyiratkan kekesalan, tatapanya sendu, aku tidak suka melihat ekspresi itu ada di wajahnya, aku terbiasa melihat dia yg ceria, jail, tertawa bahagia, dan ekspresi menggodanya.

" Tikkaa..." Okay dia mengabaikan ku.

Aku langsung menggengam kedua tangannya yg sibuk meneliti badanku. " Beeiibb.." Ahh akhirnya tika menoleh menatapku dengan wajah bingungnya.

" Udah cukup, aku minta peluk aja boleh?."

Tika langsung menghamburkan badannya ketubuhku memeluku erat.
" Awww..." Aku meringis lupa bahwa dibadanku juga memar - memar.

" Ya ampun aku lupa dibadan kamu juga memar." Tika berusaha melepaskan pelukannya dari tubuhku.

" Heeiii aku yg minta peluk, kamu ga mau peluk aku?."

" Tapi kamunya sakit? Aku gamau nyakitin kamu jadinya."

" Rebahan aja yuk, sini kamu ikut rebahan disebelah aku."

Aku menarik tika ke arahku, merapatkannya ke tubuhku, berusaha menahan sakit di sekejur tubuhku. Aku menatapnya yg masih menatapku dengan sendu.

" Aku ga apa kok begini, dengan ini daddy kamu bisa liat bagaimana aku. Kalau daddy kamu tadi masih mau pukul aku lagi, aku juga ga apa, aku akan tetap bertahan, sudah cukup aku menyerah dan mengalah. Kali ini aku ga akan semudah itu menyerah, saat daddy kamu memintaku untuk menembaknya terbesit semua bayanganmu di ingatan aku, tawa kamu, senyum ceriamu, dan aku sadar kamu yg warnain dunia aku. Aku ga mau semua itu tergantikan dengan kesedihan, aku memilih menmbak dadaku sendiri dibanding aku menyakiti daddy kamu, aku gamau buat kamu sedih."

" Bodooohhhh.." Tika memukul bahuku pelan.

" Awwww..." Nyerinya langsung menjalar keseluruh badanku.

" Maaf.. Maaf." Tika makin tersedu memeluk ku, mengusap - ngusap bahuku.

" kenapa kamu ga pergi aja saat daddy minta kamu? Aku ga kuat liat kondisi kamu kaya gini, rasanya aku ikut sakit, badan aku ikut sakit hiikkss hikksss."

" Aku akan pergi kalau kamu yg minta aku pergi, kamu mau aku pergi.?"

" Ga.. Ga boleh.. "

" Kali ini aku akan bertahan, kamu selalu ada di sisi aku saat aku galau menentukan sikapku, kamu bantu aku untuk lewatin semuanya, kamu semangatin aku untuk kuat. Sekarang giliran aku ada disisi kamu, ada untuk kamu dengan saling menguatkan, aku tau ini ga mudah, kamu dengan segala kesempurnaan kamu." Aku mengusap wajahnya yg masih menitikan air mata.

" Apakah jadi berbeda itu menakutkan ?." Tika ikut menangkup tanganku disebelah pipinya.

" Dulu.. Aku takut, aku lewatin semua sendirian, lewatin semua rasa yg aneh dan mengganjal di hatiku. Aku melewati semua tatapan sedih dan kecewa orang tuaku ketika tau anaknya ini berbeda, bukannya aku tak mencoba menjadi yg selayaknya, aku mencoba dan aku gagal. Aku ternyata ga bisa membohongi hati aku, sampai akhirnya orang tuaku pasrah menerima kondisi anak semata wayangnya ini berbeda. Iya, aku membuat mereka kecewa akan pilihan aku, tapi mereka menyadari ini jalan ku dan pilihan ku, semua ada konsekuensinya dan aku harus lewati."

" Aku sedih bayangin kamu lewatin semuanya sendirian, pasti rasanya seperti tidak adil."

" semua perjalanan aku sampai sekarang ini buat aku belajar dan kuat. Sampai kamu hadir aku sedikit takut sebenarnya, apa aku siap menanggung semua ini lagi. Reaksi daddy masih tak seberapa, dulu aku di caci di maki karna berani menyukai anak gadis mereka. Aku takut mengajak kedunia aku yg kelam ini."

Tika mengeratkan genggaman tangannya, tanganku masih diletakan dipipinya. " El, boleh aku minta kamu genggam tangan aku untuk semua yg akan kita lewatin nanti? Bersandar padaku ketika kamu lelah nanti, kamu ga perlu lewatin semuanya sendiri, ada aku tempat untuk kamu berbagi, ada aku yg akan hapus lelah peluhnu, kita tunjukan pada dunia apa yg kita pilih ini tidak akan merugikan."

Aku tersenyum mendengar ucapan tika " Aku ga perlu tanggapain dunia untuk ini, aku hanya perlu kamu."

.
.
.
.
.
.

angels wing ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang