13

5.7K 484 25
                                    

Hari ini aku malas untuk berangkat kuliah, kakiku masih sedikit nyeri tapi sudah tidak teralu sakit setelah diurut dengan mbo jum, ibu urut paling ampuh di daerah sini.

Aku merebahkan badanku dikasur, memainkan ponselku sedikit bosan, aku teringat eka memblock no chita di ponselku, aku langsung membuka kembali blocknya. Aku melihat display picture yg terpajang di applikasi tersebut, masih ada rasa sedikit rasa rindu disana, menyisakan rongga tak nyaman dihatiku, hatiku banyak merasakan pahit dan sakit namun kali ini aku haru belajar dengan kenyataan hidup ini, kali ini aku akan benar merelakan dia pergi, berbahagia dengan yg lain, sudah cukup aku menjadi selingan dia dihati, tak akan ku paksakan lagi hubungan sesama ini.
Aku meninggalkan pesan untuk Chita sebelum aku block kembali, aku harus belajar tau diri dan belajar meneguhkan hati.

pagi mentari...
kali ini aku menyadari untuk kali ini aku menetapkan hati
perjalanan fana cintaku ini hanya berputar - putar dengan diriku sendiri
Kau sosok mentari yg tak akan pernah bisa ku gapai nan jauh tinggi
aku hanya layang - layang yg berusaha terbang tinggi
aku tak memebenci angin yg mengombang ambingku ketika ku terbang tinggi
aku tak membenci hujan yg menjatuhkan rintiknya ketubuh ini.
Kini aku menarik layang - layangku turun ke bumi
Cukup menikmati sinarmu jauh disini dan menunggu Pelangi memberiku warna yg kunanti.

****

Aku berjalan ke taman mencoba menghilangkan penat dihati ini, aku tau seharusnya aku tak meratapi diri, menurut Eka dia yg rugi kehilangan orang yg mencintai sepenuh hati, mungkin saatnya nanti dia akan menyesali.

Aahhh senja dan lagi langit mulai temaram, aku melangkahkan kakiku ke arah tempat duduk ditaman ini, langkahku terhenti.. Dia..
Aku memberanikan diri untuk menghampiri.

" Haii.. Cotton candy.. " dia terkejut tiba - tiba melihatku duduk disebelahnya. " Masih suka sama cotton candy?" aku meliriknya yg memegang cotton candy.

" Udah ga, setelah cotton candy terakhir, semua cotton candy rasanya pahit, tidak semanis dulu." Dia menatap jauh kedepan tanpa melihatku.

" Iti ga dimakan, karna rasanya pahit?"

" Hmmm.. " Dia hanya bergumam pelan.

Aku memberanikan diri menggem tangannya.
" Maaf kalau aku lancang.." Aku menatapnya dalam ketika dia kini menatapku. " Aku, Elandra yg bodoh ini. Aku Elandra yg bodoh dengan namanya mencintai. Aku Elandra yg tak sadar ada hati yg disakiti saat tak berani berisikap untuk meneguhkan hati. Sampai saat ini pun, otak aku ini rasanya masih terbayang wajah terakhir kamu mengeluarkan air mata, kecewa dengan sikap ku padamu dan saat itu aku sadar bawha aku salah, bahwa aku melukai hati orang yg aku sayangi, sadar aku tak pantas lagi."
Tanpa sadar aku menitikan air mata, membuka lagi kenangan lama sungguh menyesakan diri.

" Iya kamu bodoh.. Dan lagi benar kamu bodoh saat mencintai."

Aku menundukan kepalaku sedih mendengar ada rasa sakit ketika Tata berbicara.

" Kebodohan mu lebih besar, saat kamu meragukan orang yg kamu sayangi, kamu jadi terus perbandingan rasa sayang aku ke kamu, aku bukan Chita, bukan.. ketika aku bilang sayang, sungguh memang aku sayang.. Ketika aku bilang cinta, sungguh aku betul cinta.. Cinta buat aku kata yg sakral yg ga bisa aku ucapkan sembarangan."

Hening.. hanya terdengar daun yg bergemerisik ketika digoyangkan oleh angin, langitpun sudah perlahan meredupkan sinarnya, tergantikan oleh cahaya rembulan disana.

" Hhaahhh... setelah sekian lama akhirnya aku bisa ungkapin ini." Tata menyandarkan badannya ke kursi.

" Iya aku tau kesalahan terbesarku saat aku ragu, saat aku merasa tak pantas bersanding dengan kamu, rasanya aku memang bukan siapa - siapa."

" dan kebodohan kamu lagi, bukan kamu yg menentukan aku pantas atau tidak untuk kamu. Bukan orang lain yg bilang bahwa kamu ga pantas berjuang untuk orang yg kamu sayangin, sampai kapan kamu ngeraguin diri kamu sendiri? sampai kapan kamu ngerasa pantas untuk disakitin sama cinta yg jelas ga artinya buat dia hahh.. sampai kapan otak kamu mau dipermainin sama kata - kata chita? Diakan yg bilang itu semua kekamu dulu? Diakan yg bilang aku ada main sama yg lain? Apa kamu tanya aku untuk kebenarannya? Ga!! Aku sakit kamu raguin cinta aku, aku sakit kamu dengan bodohnya percaya!!" Tata sudah menangis tersedu menunjuk - nunjuk ke arah dadanya.

Aku langsung memeluknya erat, tata berusaha menolak pelukanku, kali ini aku ga semudah itu menyerah dan kembali memeluknya erat.
" Maaf.. Maafin aku.. maaf udah nyakitin kamu, maafin aku yg buta ga liat semua kenyataanya, aku cemburu saat itu."

*ppllaaakkk... " tata menaparku kencang.

" Kalau tamparan kamu bisa buat kamu lebih lega, kalau tampran kamu bisa nebus kesalahan aku dulu, silahkan tampar aku sesuka hati kamu." Aku mengrahkan tangannya untuk menampar - nampar pipiku.

" Bodoohhh!!" Tata menarik tangganya dari gengamanku.

Tata mengusap air matanya, menatap pipiku yg tadi ditamparnya. " sakit?" Tata mengelus pipiku dengan jemarinya.

Aku mengenggam tangannya yg berada dipipiku, menekannya disana tetap berada dipipiku, aku menarik nafas pelan dan ku hembuskan. Aku menatap kedua bola matanya yg masih tersisa bekas air mata, aku mengusap air matanya dengan tanganku yg bebas.

" Udahalah semua udah lewat, lain kali kamu harus percaya dengan diri kamu sendiri, bukan kamu yg menetukan pantas atau tidaknya, gunanya mulut kamu itu untuk komunikasi, hubungan yg baik terjalin karna komunikasi 2 arah dengan baik. Aku juga dulu salah ga berani mempertahankan apa yg jadi milik aku, menyerah ketika kamu berbuat salah, harusnya aku disana menguatkan kamu, tapi aku pasrah dan melepaskanmu."

" Oliv apa kabar?" aku bertanya ke tata.

" Seinget aku terakhir dia bilang kuliah diluar kota, aku udah jarang komunikasi sama dia."

" Kamu udah ga sama oliv?"

" sejak kapan aku sama dia? Aku sama dia cuma berteman dengan baik, dia nemenin aku dimasa - masa sedih aku."

Aku tersentak mendengar penuturan Tata. " Ta.. tapiii.. dia bilng sama aku bahwa dia suka sama kamu, dia mau deketin kamu."

" Trus kamu mundur? Ngerasa mungkin aku lebih pantas sama oliv? mungkin aku bisa bahagia sama oliv karna oliv lebih dari mampu buat aku?" aku hanya menjawab dengan anggukan pelan.

" sampe sebegitunya yah kerjaan chita itu nempel di otak kamu. Ga semua tentang materi, ga semua ga melulu materi, dulu dengan semua sikap kamu, manisnya kamu ke aku, itu aja udah bikin aku bahagia. Kamu bisa turunin ego kamu disaat kamu ga bisa bayarin kebutuhan pacar kamu, mungkin pacar kamu aja udah seneng ga tralu nyusahin kamu, kamu ga sadar orang yg kamu sayangin itu juga pengen bikin kamu bahagia."

" Belajarlah lebih baik buat orang yg kamu sayangin nantinya, jangan lagi kamu lakuin kesalahan yg sama." Tata mengelus pipiku perlahan. " Aku pamit yah, udah malem." Tata berdiri, menatapku, mengecup keningku lama.
" Aku sayang kamu, berbahagialah.. Aku udah maafin kamu, hati aku udah ga sesakit dulu, mungkin ini tujuannya ketika aku iseng ke taman ini, buat ketemu kamu."

Tata tersenyum kepadaku sebelum bernjak pergi meninggalkan ku meresapi semua ini.

.
.
.
.
.
.
.
.

Hargailah orang yg sangat sayang padamu, kamu tidak akan pernah tau seberapa usahanya untuk membahagiakan kamu.

.
.
.
.
.

angels wing ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang