Masih dengan backsound music yang sama dengan part kemarin. Confession is not Flashy~
.
.
.Dua puluh menit lagi menuju prosesi pengesahan pernikahan Kak Fara yang akan digelar pukul 15.00 WITA. Acara pernikahan dilaksanakan menggunakan adat Bali untuk prosesi awal. Orang sini menyebutnya Perwiwahan, yaitu pengesahan perkawinan dua insan beda jenis antara seorang laki-laki dan perempuan, dalam bentuk upacara keagamaan, melakukan janji suci untuk menikah dan mengesahkan ikatan tersebut secara hukum, norma agama dan sosial.
"Natha?" panggil Kak Fara pelan dan serak.
"Kenapa kak?"
Dari gerakan matanya aku tahu dia lagi gugup. Gak heran sih, orang mau menikah pasti dag dig dug campur aduk perasaannya. Bahkan denger-denger ada yang mendadak mikir mau kabur.
Dia melirik, memastikan Bi Lia yang sedang mengatur bunga keluar kamar untuk mengambil keperluan lain.
"Ambilin wine dong?"
Aku langsung memasang wajah gak enak. Bisa-bisanya minta Wine di saat begini.
"Cepetan. Sedikit ajaaaa, Natha. Biar bisa rilex."
Aku diam sambil menatapnya beberapa saat. Lalu menghela napas karena gak bisa gak nurut sama maunya Kak Fara, sebelum beranjak ke pojok ruangan di dekat nakas.
Ini rahasia kami. Ada beberapa botol dengan konsentrasi alkohol berbeda yang sering disembunyikan dalam bilik khusus di kamar ini, termasuk wine. Kaki sering memarahi Kak Fara kalau ketahuan minum-minum di luar.
Dia bukan peminum berat. Kak Fara hanya menggunakan minuman itu di saat butuh saja. Aku juga pernah icip-icip sedikit.
Minuman itu memang cenderung bisa bikin rilex. Karena acara hari ini sangat penting, white wine adalah hal paling aman yang bisa dia minum.
"Nih..." Aku menyerahkan seloki kecil padanya.
Kak Fara mengambilnya sambil nyengir. "Thank you."
Aku hanya memutar mata dengan malas. Sementara yang akan menikah langsung menengguk cairan itu hingga tandas.
"Gak ada nambah ya, Kak? Bisa masalah."
Kak Fara ngangguk saat minuman itu berhasil mengalir ke dalam tubuhnya. Lalu gak lama, wajah Elgar menyembul di ambang pintu kamar.
Nih ya, saking seringnya lihat Elgar mondar-mandir sejak beberapa hari lalu di sekitar resort entah itu buat main catur atau ngopi bareng Kaki, atau juga buat ngomongin topik yang aku gak ngerti soalnya selalu berhubungan dengan bisnis skala makro, aku sampai gak terkejut lagi dengan sosoknya yang mungkin bisa tiba-tiba ada di tengah laut atau justru terdampar di pinggir pantai dengan keadaan mengenaskan.
Dia masuk dengan langkah ringan. Begitu juga dengan Kak Fara yang langsung berdiri dari kursinya lalu mereka berpelukan singkat.
"Selamat Ra. Gak sangka lo laku juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dozent
ChickLitSudah mewanti-wanti supaya tidak bertemu dosen menyebalkan yang kalau sudah beraksi minta dijambak dan dicakar-cakar, nyatanya takdir tidak begitu baik. Kalau sudah begitu, mau tidak mau aku harus berhadapan dengan yang kuhindari.