Aku tidak langsung keluar dari studio ketika layar film sudah menghitam dan menunjukan credit production yang kini tengah berjalan. Orang-orang juga sudah mulai membubarkan diri dari dalam ruangan. Begitupun dengan Alana dan Mbak Yumi. Selain aku, ada Elgar, Andi dan Mas Andra yang masih duduk manis di kursi kebesarannya masing-masing.
"Gak keluar?" Tanya Elgar cukup pelan.
Aku menggeleng tanpa menatapnya. "Mau lihat spoilernya Pak, tanggung."
"Oh, ya sudah, saya temani."
Huh? Apa maksudnya dia itu? Temani? Siapa yang minta ditemani sih? Siapa?! Seperti aku mau saja.
Aku menoleh padanya. "Kalau Pak Elgar mau keluar ya keluar saja," kataku dengan senyum skeptis.
Dia menggeleng. "Tidak ah, saya di sini saja. kasian sama kamu. Sudah jomblo sendiri pula."
Wh-what? double damn for you Elgar!
---
Mau ngetes dulu, kira-kira masih ada yang mau baca dan menunggu kelanjutannya gak? wkwk
Aku benerang menghilang beberapa bulan belakangan, maaf ya teman-teman :'D
Klik Star dan jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar yaaaaa gengsssss ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dozent
ChickLitSudah mewanti-wanti supaya tidak bertemu dosen menyebalkan yang kalau sudah beraksi minta dijambak dan dicakar-cakar, nyatanya takdir tidak begitu baik. Kalau sudah begitu, mau tidak mau aku harus berhadapan dengan yang kuhindari.