3. Starbucks

35.6K 3.9K 59
                                    


Karena 1-3 sudah pernah di publish di blog, jadi dicepetin aja publishnya di watt. Semoga cerita dan karakter di dalamnya bisa hidup dan buat kalian sneng ngikutinnya. 

Hope you like and enjoy 

Happy reading --

.

.

Kalau Hades saja ada, berarti Zeus juga.

-Nathasya

Aku mengantongi ponsel lalu menghidupkan mesin mobil. Mataku yang sudah layu menjerit minta diberi asupan. Kira-kira dua blok dari kawasan kampus, ada outlet Sturbucks dibuka di sana.

"Mbak, Chocolate Mous—"

"Nathasya?"

Aku langsung memalingkan muka dari pelayan ke—Mas Andra? Dia terlihat terkejut melihatku di sini. Tidak berbeda jauh denganku.

"Mas Andra apa kabar?"

Aku langsung berjalan menyambutnya. Kebetulan sekali bisa bertemu dia di sini. Andra ini seniorku di kampus. Sempat menjadi ketua BEM Univ, juga. Beberapa bulan lalu dia sudah diwisuda dan berhasil menjadi fresh graduate yang langsung mendapat pekerjaan di perusahaan besar. Padahal waktu itu dia sempat dapat beasiswa S2 ke Jerman. Tapi tidak ia ambil. Katanya ingin kerja dulu 1-2 tahun baru melanjutkan pendidikan. Entah karena laki-laki ini beruntung atau memang karena kecerdasannya. Aku selalu kagum pada pencapaian-pencapaian Andra.

"Baik. Lo sendiri?" katanya setelah melepas pelukan sekilas kami.

Aku mengangkat bahu. "Mantan mahasiswa kayak Mas Andra selalu tahu lah kondisi mahasiswa semester tua," kataku sekenaknya. "Masih demen Starbuck juga?"

Mas Andra mengangguk.

"Sekali-kali demen perempuan dong Mas," candaku saat Andra menggiring ku kembali ke counter.

"Demen perempuan gak ada yang buy 1 get 1, Nath," pungkas Andra.

Aku geleng-geleng kepala. Alasan saja lah itu. Andra itu sudah lama bergelar S.D alias Sendiri Dulu di belakang namanya. Bukan karena dia sepi peminat. Kalau ditawari, Aku saja mau dengannya. Ganteng, baik, kaya juga, urusan hidup sepertinya tidak perlu dihawatirkan kalau bisa berakhir sama dia. Tapi sayangnya, Andra terlalu pemilih dan... pemburu barang diskonan.

"Mbak, Matcha Mousse satu." Andra memesan sambil memperlihatkan SMS Buy 1 Get 1 --yang selalu setia dikirim Starbucks ke ponsel Andra-- pada waitress. Lalu dia menatapku, "Lo mau pesen apa?"

"Chocolate Mousse, Frappuccino."

Setelah menyebut namanya, Andra menerima bill lalu memberi sejumlah uang kepada penjaga counter. "Lo kelihatan sibuk?" Andra sudah berbalik sambil melirik laptop yang memang sedari tadi aku tenteng di tanganku.

"Kan, mahasiswa rajin," kataku sambil nyengir, bersamaan dengan pesanan kami yang sudah selesai dibuat.

Aku dan Andra lalu mengambil tempat di dekat dinding kaca. Supaya mata lebih segar saja. Biarpun yang dilihat hanya berupa kendaraan yang hilir mudik entah kemana.

"Gimana kerjaan Mas Andra? Kelihatan santai banget." Aku meletakan minumanku, duduk, lalu membuka laptop dan menghidupkannya.

"Kemarin abis menangin tender gue Nath. Jadi sekarang lumayan bisa santai. Selagi bisa nyantai, ya gue manfaatin."

The DozentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang