Aku membuka mataku secara perlahan. Mataku terasa begitu berat, kepalaku terasa sangat pusing. Kupandangi kamar yang terlihat sangat asing bagiku. Dan kenapa aku bisa ada disini? Oh, aku ingat. Semalam secara tiba-tiba aku jatuh pingsan. Namun siapa yang membawaku kesini?
“Kau sudah bangun.” aku mendongakkan kepalaku begitu mendengar suara seseorang.
Jantungku berdegup cukup kencang saat melihat sosok Harry di ambang pintu. Ia terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya berjalan menghampiriku.
“Kau pingsan semalam karena terlalu banyak minum. Jadi, aku memutuskan untuk membawamu kesini.” ucap Harry dengan begitu santai. Jadi, dia yang membawaku kesini?
“Dimana Niall?” itulah pertanyaan yang pertama kali aku lontarkan.
Harry terdiam untuk beberapa saat. Matanya bertemu dengan mataku. “Di rumahnya. Dia tidak bermalam disini.”
Aku mengernyitkan dahiku mendengar ucapan Harry. Di rumahnya? Bukankah ini rumah Niall? Tunggu, apakah rumah yang dijadikan acara pesta semalam adalah rumah Harry? Oh Tuhan.
“Jadi, ini rumahmu?” tanyaku untuk memastikan. Harry menganggukkan kepalanya, membuatku semakin terkejut. “Lalu, apakah kamar ini kamarmu?” tanyaku lagi.
“Kau benar sekali. Ini kamarku.” lagi, aku dibuatnya terkejut dengan jawaban yang ia katakan. “Tenanglah, aku belum melakukan apapun padamu. Lagi pula, kau bukan tipeku.”
“Oh, dan kau bukan tipeku.” balasku. “Tidak akan pernah menjadi tipeku.” ulangku.
Dengan itu aku beranjak dari tempat tidur, meraih tas milikku, dan berjalan keluar dari kamar. Kudengar suara langkah kaki di belakangku, itu pasti Harry. Saat aku hendak membuka pintu rumah, seseorang meraih tanganku.
“Watch out, Cleverley. Aku bisa membuatmu menarik kembali ucapanmu.” ucap Harry dengan begitu yakin.
Aku memandangnya dengan tatapan 'are you kidding me?', lalu melepaskan tanganku darinya. “Coba saja jika kau bisa.” ujarku yang langsung keluar dari rumah Harry.
Pria itu sungguh membuatku merasa kesal. Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti tadi? Well, dia Harry Styles, seorang pria yang dapat melakukan apapun. Itulah yang tertulis dalam kamus yang dibuat sendiri oleh Harry.
.....
Kepalaku terasa berat. Sudah aku katakan, aku tidak biasa meminum bir. Terlebih lagi aku meminum terlalu banyak semalam. Aku hanya tidak mau terlihat begitu polos di depan Niall dan teman-temannya.
Paman Jack dan Bibi Sandra sedang tidak di rumah. Mereka memiliki pekerjaan masing-masing. Paman Jack adalah seorang staf pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Inggris, lalu Bibi Sandra adalah seorang dokter.
Tunggu, apakah mereka akan marah karena semalam aku tidak pulang? Plus, aku tidak bersama dengan Gigi. Bibi dan Paman hanya tahu jika aku pergi bersama dengan Gigi.
Well, kuharap mereka tidak akan memarahiku, seperti ayah dan ibu memarahiku. Aku merindukan mereka, terutama ayah, yang pada saat aku berangkat, ia tidak ada di rumah.
Tak ingin terus-menerus merasa pusing, aku memutuskan untuk mencari obat yang mungkin bisa meredakan sakit kepalaku. Aku pun beranjak dari tempatku, lalu berjalan ke arah kotak obat yang tak jauh dari tempatku saat ini.
“Cleverley, apakah kau sudah di rumah?” kudengar suara Bibi Sandra.
Aku menutup kembali kotak obat tersebut, membawa satu butir obat penghilang rasa sakit kepala dan segelas air mineral, lalu berjalan ke arah Bibi Sandra yang terlihat sedang duduk bersandar di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [H.S]
FanfictionShe was too good for him and he was too dangerous for her. [Written in Bahasa] WARNING: This book contains complicated storyline and mature content. So, if you are under 17, just please be a wise reader. Ps. This book is stupid as hell. I warn you.