Cleverley-Harry moment, enjoy!
** ** **
“Uh, Harry...” aku mencoba untuk mencairkan suasana yang menurutku sangat canggung.
Harry menoleh ke arahku dengan alis yang terangkat, “Kenapa?” tanyanya.
“Kau—uh, kau punya—”
Belum sempat aku melanjutkan ucapanku, Harry sudah memotongnya. “Ya, aku punya, kenapa?”
“Astaga, aku belum mengatakan apapun.” balasku dengan cukup kesal.
Akhirnya aku memutuskan untuk berdiam diri. Berusaha untuk mengajak berbicara Harry bukanlah sesuatu yang tepat untukku saat ini.
Beberapa menit kemudian, Niall datang membawa serta sebuah nampan berisi tiga gelas jur jeruk, mungkin? Beserta dengan makanan ringan. Senyumku mengembang begitu Niall menatap padaku. Ah, pria ini memang tahu sekali bagaimana caranya membuatku kehilangan banyak oksigen.
Ia meletakkan gelas-gelas dan makanan ringan itu di atas meja.
“Maaf harus membuat kalian menunggu lama, kau tahu kan aku tak pandai membuat minuman.” ucap Niall dengan begitu polos, membuatku hanya tertawa kecil.
.....
“Akhirnya tugas ini selesai, thanks God.” ucapku yang langsung bersandar pada sofa.
Aku mendengar suara hembusan nafas Niall, kemudian ia ikut bersandar, kecuali Harry. Ia sibuk dengan ponsel kesayangannya itu. Kurasa hidupnya banyak dihabiskan dengan bermain bersama ponselnya, mungkin? Aku tak terlalu peduli dengan pria itu.
“Sudah pukul 8 malam. Kita mengerjakan tugas ini selama 4 jam, rekor yang sempurna.” ucap Niall sembari memandang ke arah jam tangannya.
Aku menganggukkan kepala, “Rekor sempurna, sangat sempurna.” balasku.
“Lebih baik kita langsung pulang.” ujar Harry secara tiba-tiba.
Aku pun mengangguk setuju karena tidak ingin membuat Paman dan Bibi khawatir. Akhirnya kami berdua berpamitan pada Niall. Aku dan Harry berjalan menuju ke arah mobil yang terparkir dengan begitu sempurna di garasi rumah.
Tanpa banyak berbasa-basi, aku langsung masuk ke dalam mobil, diikuti oleh Harry. Sementara Niall nampak menunggu di pintu pagar.
“Terima kasih, berhati-hatilah!” ujar Niall.
“Terima kasih kembali.” balasku dengan sebuah senyuman.
Lagi, suasana di dalam mobil terasa begitu sunyi. Aku dan Harry tidak berbicara satu dengan yang lain, karena aku sendiri terlalu malas untuk berbicara dengan Harry.
“Aku ingin menemui temanku sebentar.” ujar Harry.
Aku mengernyitkan dahi, “Namun kau harus mengantarku pulang lebih dulu.” balasku.
Ia menghembuskan nafas berat sebelum akhirnya tertawa kecil, “Kami akan bertemu di sebuah klub malam yang jaraknya tak jauh dari sini. Jadi, lebih baik kau ikut denganku.” aku terdiam mendengar ucapan Harry. Klub malam?
Aku berpikir untuk mencerna ucapan Harry. Bagaimana jika kami memerlukan waktu yang cukup lama untuk berada di klub tersebut? Belum lagi Paman dan Bibi pasti akan mencariku, karena aku—aku dilarang untuk pulang terlalu malam.
“Kau harus mengantarku pulang lebih dulu, Harry. Paman dan Bi—”
“Kau ikut denganku, paham?”
Dengan terpaksa aku mengikuti ucapan Harry. Aku akan ikut dengannya ke sebuah klub malam. Tuhan, ini adalah kali pertama di dalam hidupku. Klub malam? Ayolah, di Irlandia bahkan aku belum pernah pergi keluar malam melewati pukul 8.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [H.S]
FanfictionShe was too good for him and he was too dangerous for her. [Written in Bahasa] WARNING: This book contains complicated storyline and mature content. So, if you are under 17, just please be a wise reader. Ps. This book is stupid as hell. I warn you.