Chapter 1.1

32.8K 2.6K 256
                                    

“Aku tidak suka suasana seperti ini, setidaknya katakan sesuatu, Cleverley.” ujar Harry seraya mengemudikan mobilnya.

Aku menghembuskan nafas berat, “Aku tidak tahu harus mengatakan apa. Berdiam seperti ini jauh lebih baik menurutku.” balasku dengan sedikit melihat ke arah Harry.

Aku baru sadar jika Harry cukup tampan. Wajahnya mengingatkanku pada seseorang. Dia benar-benar mempesona.

“Kau sudah puas memandangku seperti itu? Apakah kau terpesona dengan wajahku?” seketika aku mengalihkan pandanganku begitu mendengar ucapan Harry. Sial, dia tahu jika aku sedang melihat ke arahnya? Bahkan disaat ia sedang mengemudikan mobil seperti ini?

Aku menggelengkan kepala, dan mulai menyandarkan tubuhku. Ia sudah membuat mood-ku hancur pagi ini.

“Cleverley aku berbicara denganmu.” ucap Harry dengan nada yang terdengar cukup kesal.

Aku menoleh ke arahnya, “Aku tahu. Apakah pertanyaanmu tadi perlu aku jawab?” balasku.

Ia terkekeh. Apa yang lucu dari ucapanku tadi? Kenapa ia tertawa seperti itu? Aku mengernyitkan dahiku melihat Harry yang seakan tidak bisa berhenti tertawa, kurasa pria ini memang memiliki sedikit gangguan mental.

“Kau lucu sekali Cleverley, sungguh.” itulah yang aku dengar. Ia semakin membuatku kehilangan banyak mood hari ini. “Astaga, kenapa aku tertawa begitu keras tadi?” ucap Harry, kemudian ia menghentikan tawanya. Hal ini semakin membuatku yakin jika mentalnya memang sedikit terganggu.

Beberapa menit kemudian, kami tiba di halaman parkir kampus. Aku langsung melepaskan sabuk pengaman yang sedang aku gunakan, lalu keluar dari mobil. Kini aku dapat bernafas lega. 25 menit berada di dalam mobil yang sama dengan Harry adalah hal paling membosankan.

Tanpa menunggu Harry yang sedang sibuk dengan ponselnya, aku pun mulai melangkahkan kakiku. Baru beberapa langkah aku berjalan, seseorang meraih pundakku, dan merangkulku. Disaat itulah aku tahu jika orang itu adalah Harry. Aku seperti sudah hafal pria ini dengan mencium parfum yang ia gunakan, mint.

Aku mendongakkan kepalaku, melihat Harry yang nampak memandang lurus ke depan. Beberapa kali aku mencoba untuk menjauh dari Harry, namun semua usahaku hanya sia-sia. Ia bahkan semakin membawaku ke dalam dekapannya, membuat jantungku seketika berdebar cukup kencang. Sialan, terkutuklah kau Harry.

“Cleverley!” teriak seseorang yang aku yakini adalah suara Gigi. Dengan itu aku berusaha untuk melepaskan diriku dari dekapan erat Harry, namun kesialan selalu datang padaku, ia tetap menahanku di dalam dekapannya.

Kulihat Gigi yang semakin mendekat ke arahku, ia terlihat sedikit tidak nyaman dengan keberadaan Harry disini.

“Hey Gigi...” sapaku padanya dan berusaha untuk terlihat santai.

“Hey Cleverley dan—Harry.” balas Gigi, namun Harry tidak menjawab sapaan Gigi, membuatku hanya bisa memandang Gigi dengan tatapan 'abaikan saja dia'.

Akhirnya kami bertiga pun berjalan menuju kelas bersama-sama. Harry masih merangkul pundakku—atau bahkan lebih pantas disebut sebuah pelukan? Karena jarak diantara kami memang sangat dekat, tubuhku dan Harry saling bersentuhan satu sama lain.

.....

Aku berusaha merenggangkan semua otot-otot tubuhku yang terasa begitu kaku setelah 2 setengah jam berada di dalam mata kuliah yang membosankan dengan dosen yang begitu menyebalkan.

“Cleverley, aku ingin ke cafeteria. Kau mau ikut?” tawar Gigi padaku. Dengan cepat aku membalasnya dengan sebuah anggukkan kepala.

Aku pun beranjak dari tempatku, membawa serta tas dan buku-buku milikku. Saat kami hendak keluar dari kelas, seseorang menghalangi jalan kami dengan berdiri di depan pintu.

Complicated [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang