Chapter 1.7

31.5K 2.6K 256
                                    

“Cleverley!” aku membuka kedua mataku secara perlahan begitu mendengar sebuah teriakan yang cukup keras di kamarku.

Aku terbangun dan mendapati sosok Jeazline berada di ambang pintu; sedang memandangku bersama dengan Harry yang masih tertidur.

Sialan.

Dengan cepat aku beranjak dari tempat tidurku untuk menjelaskan semuanya pada Jeazline. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman. Pasalnya, Jeazline tidak pernah melihatku tidur bersama dengan seorang pria.

“Aku bisa menjelaskan semuanya,” ucapku dengan gugup. “Dia adalah temanku—Harry—yang dimana dia sedang mengalami masalah sehingga harus bermalam disini. Ini tidak seperti yang kau lihat, kami berdua belum melakukan apa-apa, sungguh.” sambungku dengan nada bicara yang terkesan tergesa-gesa. Bagaimana tidak, Jeazline baru saja melihatku bersama dengan Harry.

“Hey, hey, hey, kau kenapa? Aku tidak akan memarahimu karena melihatmu bersama dengan seorang pria disana. Lagi pula, itu urusanmu bukan urusanku, benar? Aku percaya kau gadis baik-baik. Jadi, apakah pria itu pacarmu?” balas Jeazline yang langsung membuatku terperangah.

“Pacar? Come on, dia hanya 'teman'ku, tidak lebih dari itu.” balasku dengan menekan kata 'teman'.

Aku cukup beruntung karena Jeazline yang melihat kami berdua, bukan Paman ataupun Bibi. Bayangkan jika mereka yang melihatku bersama dengan Harry sedang tidur dalam satu tempat tidur yang sama. Tuhan, aku tidak ingin itu terjadi.

“Aku hanya ingin membangunkanmu tadi, namun sepertinya aku juga membuatmu terkejut, eh?”

“Begitulah, tapi kumohon kau jangan mengatakan apapun pada Paman dan Bibi atau ayah dan ibu tentang hal ini, oke?”

“Oke.”

“Kau yang terbaik,”

“Kau harus membayarku nanti.”

“Membayar? Dengan apa?”

“Aku hanya bercanda. Lebih baik kau hampiri pacarmu itu.” seketika aku terdiam mendengar ucapan Jeazline. Bisakah Jeazline berhenti menganggap jika Harry adalah pacarku?

Pacarku? Harry? Yang benar saja, duh.

Aku pun melangkahkan kakiku masuk ke dalam kamar. Kulihat Harry yang sedang duduk di tepi tempat tidur. Aku melangkahkan kaki menghampirinya, kemudian mengambil tempat disamping Harry. Ia menoleh begitu aku duduk disampingnya.

“Yang tadi itu siapa?” tanya Harry.

“Kakakku, Jeazline.” jawabku pelan.

“Cley, aku lapar, apakah kau punya stok makanan yang bisa aku makan?”

“Kenapa kita tidak makan di luar?” usulku.

Harry mengernyitkan dahinya memandang ke arahku, seolah-olah tak percaya dengan apa yang baru saja aku ucapkan.

“Hmmm? Apa? Kenapa kau memandangku seperti itu?” ujarku memprotesnya.

Ia mengacak-acak rambutku, lalu tersenyum miring. Aku merasa seketika pipiku memanas.

“Kalau begitu ayo kita berangkat.”

.....

Aku dan Harry tiba disebuah kedai makan yang letaknya tak jauh dari rumah Paman. Untungnya saat kami berangkat, Paman dan Bibi sudah tidak ada di rumah. Hanya ada Jeazline yang sedang menonton tv tadi.

Kami menempati satu tempat kosong sebelum akhirnya memesan makanan dan minuman. Suasana di kedai pagi ini sangat sepi, hanya ada beberapa orang yang 'memutuskan' untuk sarapan disini.

Complicated [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang