Chapter 0.9

38.5K 2.7K 377
                                    

Aku beranjak dari tempatku untuk melihat siapa membunyikan bel. Aku meraih gagang pintu, lalu membukanya. Mataku terbuka dengan lebar begitu melihat seseorang yang ada dihadapanku saat ini, Jeazline.

"Cleverley!" Ujar Jeazline yang langsung membawaku ke dalam pelukannya. Aku yang masih bingung kenapa ia bisa ada disini hanya dapat berdiam diri.

Beberapa saat kemudian ia melepaskanku dari pelukannya, memandangku dengan senyum yang tidak henti-hentinya menghilang. Aku masih tidak percaya jika Jeazline akan datang ke Inggris. Bukankah tadi Ibu mengatakan jika ia sedang ada di Perancis?

"Aku baru saja tiba dari Perancis. Aku memutuskan untuk menjengukmu, Paman dan Bibi. Bagaimana kabarmu?" lagi, aku hanya bisa terdiam mendengar ucapan Jeazline. "Hey, kenapa kau hanya berdiam diri?" tanya Jeazline lagi.

Aku menggelengkan kepalaku, tersenyum kecil pada Jeazline. "Aku hanya tidak percaya jika kau ada disini. Kau tahu, aku sangat merindukanmu." Balasku.

Jeaz terkekeh dan kembali membawaku ke dalam pelukannya, namun untuk waktu yang singkat. Aku pun mempersilakannya masuk, lalu memberitahukannya jika Paman dan Bibi sedang tidak ada di rumah.

"Aku membuat pancake, apa kau mau?"

"Boleh, kebetulan aku belum makan tadi."

Kami berdua pun sarapan bersama. Terasa cukup menyenangkan karena aku tidak perlu sarapan sendiri. Sesekali aku mengamati Jeazline. Dia sangat cantik, pantas banyak pria yang suka padanya. Saat ia mulai menyadari jika aku sedang mengamatinya, aku pun menundukkan kepalaku.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Jeazline.

"Eh? Tidak."

Aku pun melanjutkan kegiatanku lagi sebelum akhirnya berpamitan pada Jeazline jika aku harus pergi kuliah dan mengatakan aku akan pulang terlambat karena harus mengerjakan tugas kami –aku, Niall dan Harry yang belum diselesaikan. Sebenarnya aku malas untuk mengerjakan tugas ini. Ini semua karena adanya Harry di kelompokku.

.....

Setibanya di kampus aku langsung berjalan menuju kelas. Suasana pagi terasa cukup ramai, mungkin ada di antara mereka yang harus berkonsultasi dengan dosen untuk persiapan sidang. Terkadang aku berharap dapat lulus secepat mungkin, lalu mendapatkan pekerjaan yang bagus.

Ketika aku tiba di depan kelas, aku berhenti sejenak karena dengan tidak sengaja mataku menangkap sosok Harry yang sedang berciuman dengan Victoria. Apakah mereka tidak memiliki tempat khusus? Aku  memutar mataku sebelum akhirnya masuk ke dalam kelas. Di kelas aku langsung menempati kursi yang dekat dengan jendela, sehingga aku bisa melihat keadaan di luar. Ini memang sudah menjadi kebiasaanku, mengambil tempat yang dekat dengan jendela.

Beberapa saat kemudian, kurasakan seseorang masuk ke dalam kelas. Hal itu membuatku langsung mendongakkan kepalaku dan melihat Harry masuk ke dalam kelas. Ia nampak tersenyum kecil padaku.

"Aku sempat melihatmu tadi." Ucap Harry.

"Maksudmu?"

"Aku melihatmu sempat berhenti untuk mengamatiku berciuman dengan Victoria. Apa kau ingin kita melakukan hal yang sama?" aku mengernyitkan dahiku mendengar ucapan Harry. Aku? Ingin melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh Harry dan Victoria? Tidak akan.

"Tidak, terima kasih."

"But you'll regret it, love."

"I don't even care, just stop talking please?"

Secara tiba-tiba suasana menjadi sangat sunyi. Kulihat Harry yang sedang bermain dengan ponselnya. Aku pun memutuskan untuk keluar dari kelas, mungkin membeli cokelat hangat. Saat aku hendak keluar dari kelas, seseorang menahanku. Aku menoleh dan mendapati Harry disana.

Complicated [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang