"Yang Hongseok!!"
Pemuda yang di panggil hanya diam dengan senyum yang sedari tadi tak hilang dari wajahnya. Perlahan tangannya menggenggam tangan mungil orang di depannya. Menatap lekat Jinho yang saat ini menatapnya dengan emosi tertahan. Hongseok sudah tahu akan seperti apa reaksi Jinho. Ia juga sudah paham apa yang akan terjadi setelah ini. Dan Hongseok sudah menyiapkan dirinya atas itu semua.
"Aku tahu ini mendadak. Tapi maaf, aku tak bisa menahan ini lagi, Hyung."
Jinho diam, masih setia membulatkan matanya dengan mulut yang terbuka lebar. Otaknya masih belum bisa mencerna apa yang terjadi. Hongseok baru saja mengungkapkan perasaannya. Ya, itu yang terjadi. Dan hati Jinho tak percaya bahwa orang yang selama ini ia anggap adiknya sendiri ternyata mencintainya.
"Maaf jika aku akan membuatmu sangat tak nyaman setelah ini. Aku akan menerima apapun keputusanmu, Hyung."
Jinho menyadarkan dirinya dan mulai mengerti situasi yang saat ini terjadi. Ia menarik napas dalam dan mengusap wajahnya kasar. Jinho benar-benar benci situasi seperti ini. Situasi di mana ia harus memikirkan setiap perkataan yang akan ia ucapkan. Atau ia akan menyakiti hati orang lain.
"Kau sadar apa yang baru saja kau katakan, Hongseok?"
Hongseok menatap Jinho lekat, tak melepaskan tangan yang saat ini masih ada digenggamannya. Pertanyaan orang ini membuatnya tertawa dalam hati. Jinho ternyata masih belum bisa mengerti bagaimana usaha Hongseok saat ia memutuskan untuk menyatakan perasaannya. Dia pikir Hongseok tidak tidur semalaman kemarin karena apa?
"Aku tak pernah sesadar ini, Hyung..."
Hongseok terkekeh setelahnya. Mungkin ia terlalu gila menyatakan karena mencintai orang yang selama ini menganggapnya adik sendiri. Jinho menatap sayu orang di depannya saat ini, tak tau apa yang harus di katakan. Pikirannya dipenuhi berbagai macam pertanyaan. Namun mulutnya seakan kelu untuk mengeluarkannya.
"Kenapa kau menyukaiku?"
Bodoh!
Kenapa Jinho justru menanyakan hal seperti itu saat masih banyak pertanyaan penting yang harus ia tanyakan?! Jinho hanya meruntuki dirinya dalam hati. Jinho memang tak mengerti kenapa Hongseok bisa mencintainya. Tapi ia juga takut Hongseok akan tersinggung setelahnya.
Hongseok hanya tersenyum singkat sebelum menjawab.
"Mana kutahu, Hyung! Kau manis!"
Hening.
Tak ada reaksi dari si mungil dalam beberapa saat. Jinho memutar otaknya, memikirkan tentang apa yang baru saja ia dengar. Hongseok mencintainya karena dia manis? Hanya itu? Jangan bercanda!
"Apa?"
"Senyummu itu manis! Aku tak ingin melihatnya diperuntukkan orang lain."
Jinho masih tak percaya kenapa ia harus bertemu adik tingkat bodoh ini. Alasan macam apa itu? Sangat tidak berbobot.
"Hong, aku sedang sangat tidak berniat untuk bercanda saat ini."
"Aku sama sekali tak bercanda, Hyung."
Hongseok saat ini tak tau jika mood Jinho sedang tidak baik-baik saja. Adik tingkatnya baru saja menyatakan perasaannya dengan alasan yang tidak masuk akal. Dan saat ini bahkan Jinho tak mengerti kenapa wajah Hongseok begitu serius. Ucapan dan wajahnya itu sangat jauh berbeda, seakan itu hanya satu-satunya alasan yang ia miliki.
"Sangat berat ketika harus melihatmu tersenyum untuk orang lain."
"Hong...," panggil Jinho memastikan bahwa orang di depannya saat ini benar-benar sedang tidak bercanda. Hongseok hanya mengangguk sebagai respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐑𝐀𝐕𝐈𝐓𝐘 || 𝐉𝐨 𝐉𝐢𝐧𝐡𝐨
Fiksi Penggemar[Love, Fall, Hurt, Crazy] Mereka datang. Mereka yang merasakan Cinta, Luka, Sakit, dan Gila. Mereka yang berlomba untuk merebutnya. Mereka yang tidak membiarkan makhluk manis itu tertawa barang sedetik saja. Entah ini kisah mengesankan atau mengena...