19• LONG TIME NO SEE

151 26 25
                                        

Suggest: play ' I'm Fine ' by Pentagon

Cahaya matahari yang memasuki jendela besar di kamar Jinho membuat mata cantiknya terpaksa terbuka. Pria manis itu mendudukkan dirinya, entah kenapa kepalanya terasa sangat pusing pagi ini. Ia melihat jam yang ada di lemari kecil di samping tempat tidurnya.

Pukul delapan.

Astaga, Jinho bangun terlalu siang di rumah orang lain. Jinho memutuskan untuk keluar kamar. Berniat untuk mandi dan menyegarkan pikirannya. Karena berdiam diri tak akan menyembuhkan pening di kepalanya.

Namun baru saja ia melangkah keluar, matanya menangkap Changgu yang sudah berpakaian rapi sedang sibuk dengan barang di tangannya.

"Jinho Hyung?"

"Changgu, kau akan ke mana?"

Changgu memasang wajah kecewa karena ia harus meninggalkan Jinho di rumahnya sendirian. Ia seharusnya menemaninya karena tak menutup kemungkinan ayah Jinho bisa datang kapan saja.

"Maaf sekali, Hyung. Ada perubahan Jadwal dan aku harus berangkat pagi," ucap Changgu yang berjalan mendakat. "Hyung... masih tak berniat pulang, kan?"

"Benar."

Changgu benar-benar merasa tak enak. Tapi bagaimanapun juga, ia butuh bantuan Jinho sekarang ini atau ia akan mendapat potongan gaji dan itu tak boleh sampai terjadi.

Menikah butuh uang, Bung.

"Aku janji akan menyelesaikan pekerjaanku secepatnya. Boleh tolong sekalian jaga rumahku? Tenanglah, anggap saja rumahmu sendiri, Hyung."

Changgu menyunggingkan senyum rasa bersalahnya dan menampilkan sederet gigi putihnya. Jinho hanya tersenyum dan mengangguk. Mengisyaratkan pada Changgu untuk tenang dan mempercayainya.

"Tentu saja. Tapi di mana Hyunggu?"

Jinho heran kenapa Changgu harus menitipkan rumahnya saat ia bisa lebih mempercayai adiknya sendiri.

"Dia sudah berangkat entah ke mana sejam yang lalu. Tapi dia menitipkan ini."

Changgu memberikan kamera dengan seperangkatnya dalam tas hitam. Jinho yang menerimanya hanya bisa mengerutkan dahi.

"Nanti akan ada orang yang mengambilnya. Bisa tolong kau serahkan ini, Hyung? Maaf membebankan ini padamu. Perubahan jadwalnya benar-benar mendadak."

Jinho mengangguk, mengerti apa yang diamanahkan sahabatnya. Jinho tentu saja tak mungkin akan menolak permintaan tolong Changgu setelah apa yang Changgu berikan padanya.

"Tak masalah. Serahkan semua padaku, Ggu. Terimakasih sudah membiarkanku tinggal."

"Separuh hak rumah ini adalah milikmu. Sial, aku hampir terlambat. Sampai jumpa nanti, Hyung!"

Changgu segera berlari melenggang pergi dari hadapan Jinho. Pria manis itu hanya bisa menggeleng melihat tingkah sahabatnya. Jinho beralih mengamati kamera yang saat ini ada di tangannya. Ia meletakkannya  di kamarnya dan berniat untuk melanjutkan niatnya yang tadi tertunda.

Air pagi ini sangat hangat. Entah kenapa, hal itu membuatnya sangat nyaman. Beberapa hal baik dan buruk terjadi dalam satu waktu. Ia benar-benar bingung harus senang atau sedih.

Setelah selesai dengan terapi pribadinya, Jinho memilih untuk mengenakan baju yang sudah Changgu sediakan sebelumnya. Baju longgar seperti biasanya. Jinho memutuskan untuk menghabiskan waktunya dengan menonton film, memakan camilan dan membaca beberapa buku. Benar, ia seakan melupakan semua masalahnya.

Kepalanya sedang tak ingin memikirkan masalah saat ini.

Tok Tok Tok

Di tengah adegan sihir menyihir dalam film kesukaannya itu, seseorang mengetuk pintu. Jinho berpikir mungkin itu orang yang akan mengambil kamera. Namun tak menutup kemungkinan bahwa bawahan ayahnya yang akan ia temui. Dengan rasa takut, Jinho membuka pintunya. Mengintip dan melihat seorang pemuda berdiri di depan pintu.

𝐆𝐑𝐀𝐕𝐈𝐓𝐘 || 𝐉𝐨 𝐉𝐢𝐧𝐡𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang