3• LEECOST

241 32 17
                                    


"

Halo."

"Selamat siang, Tuan muda."

"Aku tak ada banyak waktu. Cepat katakan."

"Saya ditugaskan untuk memberitahukan bahwa tuan besar sudah sampai di rumah."

"Apa?!"

"Beliau ingin bertemu dengan anda. Secepatnya, Tuan."

"Kenapa ayah pulang?"

"Maaf, Tuan. Saya tidak diizinkan untuk menjawab pertanyaan anda."

"Sial! Baiklah, aku pulang."

"Transportasi sudah sampai di depan kampus anda, Tuan."

"Baiklah."

Jinho menutup panggilan itu sepihak. Ayahnya pulang mendadak dari keperluan bisnisnya di luar negeri. Pasti ada yang sedang tidak baik-baik saja. Hanya kepentingan yang serius yang membuat sang ayah mau pulang dari pertemuan pentingnya.

Masalah sepertinya sudah menunggunya di rumah.

Ia melihat Hongseok yang tengah bergumam pada dirinya sendiri. Gila sekali. Jinho hanya terkekeh melihat pemandangan menggelikan di hadapannya. Tak bisa dipercaya bocah gila itu sekarang adalah kekasihnya.

Ia berjalan menghampiri Hongseok kembali. Mengingat bahwa ia harus pulang secepatnya dan meninggalkan Hongseok setelah pria itu berlari tiga kilo hanya untuk menemuinya, membuat hatinya merasa sangat bersalah.

"Ada yang salah, Hyung?"

"Maaf Hong, aku benar-benar harus pulang sekarang."

"Hah? Kenapa?! Biar kuantar, Hyung!"

Kau mau antar aku dengan apa, Sayang? – Jinho

"Obati dulu kakimu itu. Maafkan aku harus meninggalkanmu seperti ini."

"Hyung, aku...," Ucap Hongseok sembari berusaha untuk berdiri.

Jinho tersenyum dan menahan pundak Hongseok, mengisyaratkannya untuk tetap duduk.

Sial, Jinho harus pulang secepatnya atau ia akan mendapatkan tambahan masalah. Kenapa bocah satu ini sangat menyebalkan.

"Duduk saja, Bodoh! Tunggu sampai kakimu lebih baik."

"Tapi Hyu-"

Cup

"Maaf, aku harus pergi sekarang. Itu sebagai ganti yang tadi. Pulanglah dengan mobil hitam yang nanti ada di depan kampus. Sampai jumpa, Hong!"

Jika begitu baru mau diam? Apa harus seperti itu untuk membuatnya diam?

Sialan, wajah Jinho memerah sepenuhnya. Ia berusaha untuk berlari secepatnya dan menghilang sejauh mungkin dari pandangan Hongseok. Tak memedulikan Hongseok yang saat ini membatu di tempatnya. Sial! Jinho merasa sangat murahan.

Seakan melupakan perbuatannya, Jinho segera menuju mobil hitam yang sekarang sudah terparkir di depan kampusnya. Ia masuk dan membuka jas kelulusannya. Topinya? Ia sudah melepasnya sedari tadi. Jinho membanting dirinya ke kursi. Ia menyenderkan kepalanya ke kursi mobil dan memejamkan matanya seiring mobil berjalan. Punya pacar ternyata melelahkan.

"Pak Kim, nanti setelah mengantarkan saya pulang, tolong kembali ke sini untuk menjemput teman saya ya?"

"Baik Tuan muda," Jawab Pak Kim tegas.

"Tidak seperti biasanya anda sampai mengirimkan tumpangan untuk teman anda. Ada yang darurat, Tuan?"

"Dia sekarat."

𝐆𝐑𝐀𝐕𝐈𝐓𝐘 || 𝐉𝐨 𝐉𝐢𝐧𝐡𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang