32• WE'RE SORRY

57 18 21
                                    

Jinho yang baru saja bermain dengan gitarnya memutuskan untuk kembali masuk ke kamar. Namun pandangannya kembali menampakkan dua orang yang tengah berdiri di depannya dengan penutup kepala. Seperti copet amatiran.

"Mari ikut kami," ucap salah satunya.

"Ck, kalian itu siapa lagi?" Tanya Jinho dengan wajah malasnya. Dia tidak suka. Dia itu baru saja tenang dan lihatlah, masalah baru sudah datang lagi.

"Kami akan memberitahumu saat di mobil."

"Bagaimana bisa ada orang lain yang masuk? Cih, Apartemen Hui memang murahan," gumam Jinho.

"Kami hanya ingin menyelamatkanmu, Hyung."

"Selamatkan apa? Aku baik baik saja. Kalian yang mengangguku. Pergi sana, sialan."

Jinho melewati keduanya seakan tak terjadi apa-apa. Jinho duduk di sofa dan kembali memainkan gitarnya. Jinho bersenandung, tak menyadari bahwa tak lama lagi dia akan diculik. Sedangkan dua orang di sampingnya hanya bisa terdiam di tempat menanggapi reaksi Jinho yang diluar dugaan mereka.

"Hyung, waktu kami tak lama."

"Shhh berisik! Kalian ini mengoceh apa? Sudah kubilang untuk pergi kan? Suamiku itu psikopat, lo. Aku bisa saja memasak daging kalian untuk makan malam nanti."

Dua orang itu terdiam. Mengerutkan dahinya. Tak menyangka akan perubahan yang sudah terjadi dengan Jinho. Apa yang Hui lakukan hingga Jinho kembali ke sifat lamanya? Pikir Yanan. Jinho memasang wajah kesal sambil memakan camilan yang ada di depannya.

Dua pria itu menatap satu sama lain. Salah satu memberikan isyarat dan satu lagi menanggapinya dengan anggukan. Pria yang sedikit lebih pendek mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan berjalan mendekati Jinho.

"Menjauh! Kau mau apa?!" Teriak Jinho reflek dengan menodongkan gitarnya sebagai senjata. Tak mengabaikan teriakan Jinho, Pria itu membekap mulut beserta hidung Jinho. Dan tak lama kemudian pria mungil itu mulai memejamkan matanya tak sadarkan diri.

"Maafkan aku Hyung, tapi sekarang kau milikku," gumamnya merasa bersalah. Pria itu mengelus pipi Jinho dengan senyuman kemenangannya. Namun yang lebih tua segera berdehem dan menatapnya tajam.

"Milik kita."

Mengingat kenyataan, pria itu hanya memutar matanya malas. Yang lebih tua hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju pintu, mengutak-atiknya entah melakukan apa.

"Satu pertanyaan Hyung," tanya yang lebih muda dengan Jinho yang masih ada di gendongannya. Yang ditanya pun menoleh, matanya melihat raut kebingungan dari rekannya. "Bagaimana kita membawanya?!"

Pria yang lebih tua hanya menanggapinya dengan senyuman miring dan gelengan kepala. Dia kembali menaruh perhatiannya pada pintu.

"Tadi sudah kusuruh membawa koper, kan?"

《GRAVITY》

Sesuatu yang bagaikan akan keluar dari mulutnya membuat Jinho terbangun. "Ah, perutku mual hamil kali ya-?"

Apa yang ada di depan matanya membuat Jinho menghentikan pemikiran randomnya itu. "Hngg, di mana?"

Mata Jinho menyapu ke seluruh sudut ruangan. Ruangan besar berwarna putih dan hitam. Terlihat sangat mewah namun juga sangat hampa suasananya. Seperti lama tak ditinggali. Barang-barangnya pun hanya ada ranjang dan lemari dengan kaca yang sangat besar di depannya. Mengingat apa yang baru saja terjadi, Jinho membanting kembali tubuhnya ke ranjang.

"Ah, aku baru saja diculik. Ck, benar-benar merepotkan. Orang-orang kenapa sih. Belum pernah lihat manusia manis apa gimana ya?"

Baru sebentar Jinho memejamkan matanya, pintu terbuka dan menampakkan dua manusia lain memasuki ruangannya dengan raut wajah senang.

𝐆𝐑𝐀𝐕𝐈𝐓𝐘 || 𝐉𝐨 𝐉𝐢𝐧𝐡𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang