24• SEOK!

139 22 49
                                    

"SEOK!"

Teriakan Hongseok membuat kedua orang yang sedang berpelukan itu menghentikan setiap pergerakannya. Pria yang lebih kecil membatu di tempatanya saat menyadari apa yang baru saja ia lakukan. Pikirannya berhasil menyimpulkan apa yang baru saja terjadi.

Dia tertangkap basah.

Jinho segera menjauhkan dirinya dari Wooseok. Ia sendiri bahkan tak tau apa yang ada di pikirannya saat dia berani memeluk adik dari kekasihnya sendiri. Ia mengusap mata basahnya sebelum menatap seseorang yang saat ini menyorotkan pandangan tak percaya. Namun emosi Hongseok segera terkalahkan tak lama kemudian. Terkalahkan oleh air mata yang ternyata belum menghilang dari mata orang yang ia sayang.

"Hyung? Ada apa denganmu?!"

Tak ada jawaban.

Hongseok berjalan mendekati kedua orang itu. Pertanyaannya sebenarnya ambigu. Bermakna dua. Antara kekecewaannya dengan perbuatan Jinho dengan adiknya dan menuntut jawaban atas apa penyebab air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Wooseok berdiri dan merapihkan pakaiannya yang berantakan. Ia menatap Hyungnya yang saat ini menaruh perhatian penuh pada si mungil. Wooseok mendecih, ia tertawa dalam hati ketika mengingat apa yang Sudah Hyungnya itu lakukan pada kedua orang terdekatnya.

Wooseok berjalan searah dengan Hongseok yang saat ini masih tak memberikan perhatian padanya. Tangan Wooseok menahan bahu kiri kakaknya, membuat langkah Hongseok terhenti dan mengalihkan pandangan pada yang lebih tinggi. Mata Hongseok penuh kebencian menatap adiknya. Tangannya sudah mengepal erat tak kuat untuk melayangkan tinjunya sekarang Juga. Apa yang dikatakan Hyunggu ternyata benar-benar terjadi.

Wooseok terkekeh ketika ia melihat ekspresi marah Hyungnya. Ia tertawa ketika mengetahui ternyata beginilah reaksi kakaknya setelah menyakiti perasaan dua orang sekaligus. Tidak merasa bersalah. Lucu sekali.

"Udah enak tinggal dibuang aja ya, Hyung?" tanya sang adik dengan penuh sarkas. Tangan besar itu masih tak berniat untuk pergi dari bahu yang lebih tua. Wooseok justru mencengeramnya erat. Hongseok yang tak mengerti dari maksud adiknya justru membuatnya semakin frustasi. Ia menatap Wooseok tajam, tangan kanannya menepis tangan besar yang saat ini masih setia menyentuh bahunya.

"Maksudmu apa?" Tanya Hongseok dengan ia yang mendorong bahu adiknya kasar. Wooseok terkekeh meremehkan. Otak kakaknya ternyata tak secemerlang miliknya.

"Nanti juga tau, Hyung," ucap Wooseok yang berniat pergi. Takut jika Jinho melihat pertengkarannya dengan kakaknya sendiri. Namun Hongseok menahan lengan Wooseok kasar dengan sedikit cengkraman.

"Kau mau pergi seenaknya setelah semua yang kau lakukan barusan Hmm?"

Hongseok mendorong bahu adiknya kasar. Membuat Wooseok terhuyung kebelakang namun si manusia setengah galah itu masih kuat untuk menahan beban tubuhnya. Wooseok justru terkekeh dan mendorong Hyungnya balik. Ia sudah kehilangan kesabarannya.

Tangan Wooseok yang mengepal dan tatapannya yang tajam terpaksa harus ia tahan ketika ekor matanya menangkap pria mungil di sofanya dengan mata merah tengah menatap apa saja yang mereka lakukan.

Dengan terpaksa Wooseok tersenyum.

"Tentu tidak!" ucapnya dengan nada yang cukup keras.

Wooseok berniat menunjukkan pada Jinho bahwa mereka baik-baik saja. Dengan badan kaku karena menahan emosi, Wooseok dengan terpaksa memeluk Hyungnya. Raut wajahnya berubah di sana. Yang lebih muda sengaja mencakar pundak kakaknya membuat Hongseok mendesis karena perih yang dirasa. Wooseok tersenyum miring dan mendekatkan mulutnya ke telinga Hongseok.

𝐆𝐑𝐀𝐕𝐈𝐓𝐘 || 𝐉𝐨 𝐉𝐢𝐧𝐡𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang