"Lee sialan, sialan, sialan!"
Arggghhhh!!!!
Di sanalah Jinho, di ruangan besar miliknya, menutupi seluruh badannya dengan selimut tebal dan sibuk mengguling-gulingkan dirinya ke seluruh sudut tempat tidurnya. Kalian tau orang yang sedang menggila? Itu Jinho saat ini.
Ia benar-benar bingung harus bagaimana saat ini. Ini masih pukul dua siang. Rasanya, ia ingin meminum banyak-banyak obat tidur agar bisa terbangun lusa kemudian, atau bahkan tak perlu terbangun.
Mendengar nama itu hanya akan membuat otaknya memanas. Dan kabar terburuknya, hidupnya akan banyak berhubungan dengan orang itu setelah ini. Jinho benar-benar bersedia melakukan apapun yang ayahnya tugaskan. Asalkan tidak berhubungan dengan manusia yang baginya jelmaan iblis itu.
Kepalanya benar-benar pusing saat ini.
Jinho mencoba menutup matanya. Mengosongkan pikirannya dan membayangkan bahwa ucapan Changgu tadi tak pernah terjadi. Hari ini sangat melelahkan baginya, entah kenapa. Hingga beberapa saat memejamkan matanya, akhirnya lelaki mungil itu dapat mengistirahatkan lahir batinnya. Ia berhasil terlelap.
JEOPGEUN GEMJIYA IJEN JEOPGEUN GEMJIYA IJEN JEOPGEUN GEMJIYA NEOGA SAGWAHAGIJEON KKAJI ~
" Keparat Sialan!"
Begitulah jika seseorang membuat Jo Jinho sampai di ujung pitamnya. Namun, nama yang terpampang di ponselnya membuat emosinya menurun. Nama yang sebelumnya selalu ada di pikirannya dan selalu berhasil membuatnya tersenyum.
Yang Hongseok.
Pemikirannya tentang Hoetaek membuatnya melupakan bahwa hari ini ia baru saja dating dengan adik tingkatnya sendiri. Tanpa membuang banyak waktu, Jinho segera menekan tombol hijau di ponselnya, kembali merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Ia masih ingin tertidur.
"Hong?"
"Hyung!"
"Kenapa eung?"
"Ada apa dengan suaramu, Hyung? Kau terdengar sangat lemas."
Memang. Jinho itu memang sangat lemas sekarang. Ia sangat ingin tertidur. Tapi Hongseok dengan rasa tak berdosa malah memanggilnya di saat yang tidak tepat. Beruntung Jinho masih bisa menahan diri untuk tak menyumpahi pria menyebalkan itu.
"Aku baik-baik saja. Katakan apa yang kau perlukan Honggie. Aku masih ada keperluan."
Tidur itu sebuah keperluan kan?
"Hyung, apa kau mau makan malam denganku nanti?"
Jinho segera membuka matanya. Dahinya mengerut ketika menyadari apa yang baru saja orang di seberang sana katakan. Apa ia baru saja mengajaknya untuk... Berkencan?
"Tentu, Hong."
"Baiklah! Aku akan menjemputmu, Sayang~"
Mata Jinho yang terbuka, terpaksa harus membelalak mendengar dua inti pembicaran yang membuat emosinnya kembali memuncak. Kenapa setelah menjadi pacarnya, setiap perkataan Hongseok terdengar sangat menyebalkan, Sih?!
"Aku bisa berangkat sendiri dan tolong hentikan panggilan itu."
"Ayolah, Hyung! Itu tak akan romant-"
"Atau putus."
Hening.
Jinho tersenyum penuh kemenangan ketika ia tak mendengar perlawanan lagi dari Hongseok. Cukup lama Hongseok tak mengatakan sepatah kata apa pun. Mungkin Jinho akan sering mengatakan kalimat itu setelah ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐑𝐀𝐕𝐈𝐓𝐘 || 𝐉𝐨 𝐉𝐢𝐧𝐡𝐨
Fanfiction[Love, Fall, Hurt, Crazy] Mereka datang. Mereka yang merasakan Cinta, Luka, Sakit, dan Gila. Mereka yang berlomba untuk merebutnya. Mereka yang tidak membiarkan makhluk manis itu tertawa barang sedetik saja. Entah ini kisah mengesankan atau mengena...