Bagian sembilan belas [sudah revisi]

270 26 1
                                    

✨Jangan lupa tinggalkan jejak✨

***

Sakit.

Satu kata yang menjabarkan perasaan Nayla saat ini.

Berdiri dipembatas tangga sambil menghadap ke bawah, tepatnya kearah dua orang berbeda genre yang sedang berbincang-bincang sambil tertawa.

"Lebay banget sih Nay, masa liat mereka berdua ngobrol doang mau nangis," gumam Nayla tersenyum kecut ketika merasakan matanya memanas.

Nayla membalikan badannya, karena tidak ingin melihat keduanya lebih lama. Namun karena tak melihat jalan akibat sibuk melap air matanya yang hendak keluar, Nayla jadi menabrak lemari dan sialnya lagi, vas bunga yang ada di sana jatuh akibat tersenggol.

Prang!

"Astaghfirullah!" ucap Nayla pelan karena terkejut. Nayla lalu memunguti bekingnya satu persatu.

"Aw!" Nayla refleks sedikit berteriak ketika jarinya terkena beling.

Zara yang sedang asik mengobrol langsung tersentak ketika mendengar suara Nayla. Berdiri dari duduknya lalu berlari menaiki anak tangga.

"Za, jangan lari-lari!" peringat Reno yang masih duduk di sofa memperhatikan langkah Zara.

"Nayla!" teriakan Zara refleks membuat Reno bangkit dari duduknya dan berlari menuju lantai atas.

"Lo kenapa?!" tanya Zara terkejut ketika melihat dua jari Nayla mengeluarkan darah.

"Ng-nggak, gue nggak pa-pa," ucap Nayla masih terus memunguti beling-belingnya.

"Liat tangan Lo!" Reno berjongkok dan mengambil paksa tangan Nayla.

"Eh?!"

Terkejut? Tentu saja! Bahkan Zara pun tercengang melihatnya. Bagaimana tidak? Reno secara tiba-tiba mengambil tangan Nayla lalu mengisap darah di kedua jarinya secara bergantian. Sudah seperti vampire, eh enggak!

"Reno...Lo?" Zara tak sanggup berkata-kata lagi ketika melihat aksi Reno.

"Jangan lupa obatin, nanti bisa infeksi," ucap Reno berkata setelah melepaskan tangan Nayla. Nayla yang seperti orang bingung hanya bisa mengangguk.

"Gue pulang dulu Za, cepet sembuh," ucap Reno mengusap puncak kepala Zara sebentar lalu bangkit dari tempatnya berjongkok tadi.

Ini yang namanya sudah dibawa ke langit lalu dijatuhkan lagi?. Tadi Reno sudah bersikap manis kepada Nayla, tapi kepada Zara juga?

Reno membuka pintu mobilnya lalu menutupnya dengan lumayan kencang. Bodoh! Satu kata untuk Reno saat ini. Mengapa juga dirinya harus repot-repot membantu Nayla?!

Dukh!

Reno memukul stirnya lumayan kencang, merutuki dirinya sendiri.

"Bodoh! Ngapain juga gue nolongin tuh cewek!" gumam Reno mulai menjalankan mobilnya.

Reno menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum kecut. "Gue cuman kasihan! Lagi pula dia juga udah obatin luka gue tadi," ucap Reno membantah sesuatu yang tiba-tiba saja muncul.

NAYLA [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang