Bagian lima belas [sudah revisi]

322 35 1
                                    

Brukh!

"Huuaaaaa!"

Nayla dan Tiara menoleh secara bersamaan kearah suara. Ada seorang gadis kecil yang terjatuh.

"Gue kesana dulu," ucap Nayla berdiri dari duduknya lalu menolong gadis kecil itu.

"Ade nggak pa-pa? Ada yang sakit nggak?" tanya Nayla menatap khawatir gadis di hadapannya ini.

Gadis kecil itu mengangguk sambil mengusap air matanya. "Lutut Ella berdarah," gumamnya sesegukan.

Nayla mengambil tisu dari tas ransel kecilnya lalu mengusap kotoran yang ada di sana. "Lukanya harus diobatin, tapi kakak nggak bawa obat merah," ucap Nayla yang masih berjongkok di hadapan gadis bernama Ella.

"Kakak cantik ada di sana," ucap Ella pelan, jaringan menunjuk kearah air mancur.

"Kakaknya Ella ya?" tanya Nayla yang dibalas gelengan oleh gadis itu.

"Anterin Ella kesana ya Kakak baik," ucap Ella dengan pipi menggembung.

Nayla terkekeh pelan, mencubit pipi Ella yang tembem. "Ayo kakak gendong," ucap Nayla mengulurkan tangannya yang langsung disambung oleh Ella.

Nayla berjalan kearah sana, jaraknya tidak terlalu jauh. "Kakaknya Ella yang Mana?" tanya Nayla menatap gadis kecil di gendongannya.

"Itu," tunjuk Ella kepada gadis yang mondar-mandir dengan tatapan khawatirnya.

Nayla mengangguk, berjalan cepat menuju kesana.

"Kakak cantik!" panggil Ella membuat gadis yang lebih tua dua tahun dari Nayla itu menoleh.

"Yaampun kamu kemana aja sih? Kan kakak udah bilang, kakak ke toilet nya sebentar aja," ucapnya mengambil alih Ella dari gendongan Nayla.

"Maaf kak, Ella cuman ngejar kucing tadi," ucap Ella merasa bersalah. "Ella jatuh tapi untuk ada kakak baik yang nolongin!" seru Ella menunjuk Nayla yang hanya tersenyum kikuk.

"Makasih ya udah nolongin," ucap gadis itu-Sinta-

"Sama-sama Kak," ucap Nayla tersenyum tulus. "Aku kesana dulu ya Kak, Ella," pamit Nayla melambaikan tangannya kepada gadis kecil itu.

"Dadah kakak baik!" teriak Ella yang dibalas senyuman oleh Nayla.

"Ka." Sinta menoleh ketika ada yang berbicara di dekatnya.

"Eh Gio, dari mana aja?" tanya Sinta memandang Gio-teman Nayla-dengan bingung.

"Beli minum, nih," ucapnya memberikan pop ice kepada Sinta dan memberikan susu kotak coklat kepada Ella.

"Makasih."

"Pulang yuk Ella, udah sore, Kak Sinta juga harus pulang," ucap Gio kepada adiknya dengan lembut.

Ella menggembungkan pipinya lalu mengangguk. "Yaudah ayo," ucap Gio mengambil alih Ella kepada dirinya.

Mereka berjalan bersamaan sembari mengobrol ringan.

***

"Lo dari mana aja Nay?" tanya Tiara yang sedang memainkan ponselnya.

"Nganterin Ella ke kakaknya," balas Nayla mengambil duduk di samping Tiara.

"Ella siapa?" tanya Tiara mengerutkan keningnya menatap Nayla.

"Itu-anak kecil yang jatuh tadi," ucap Nayla dan Tiara hanya ber'oh' ria saja.

"Pulang yuk, udah sore," ajak Tiara memasukan ponselnya ke dalam sling bag coklatnya.

"Eh tapi, rumah kita kan nggak searah," ucap Tiara sambil berjalan dan menggandeng lengan Nayla.

"Bisa naik taxi kok Ra," ucap Nayla.

"Yaudah yuk kita cari taxi bareng-bareng!" seru Tiara dengan senyum cerianya. Memang, tadi mereka kesini menggunakan taxi.

Keduanya berjalan sambil berbincang-bincang. Tiara yang banyak omong dan Nayla yang pendiam, menanggapi ucapan Tiara seadanya saja.

"Bye Nay, gue duluan! Lo hati-hati ya," ucap Tiara yang sudah masuk ke dalam taxi.

"Bye, lo juga hati-hati," ucap Nayla melambaikan tangannya kearah Tiara sambil tersenyum.

Setelah kepergian Tiara, kini tinggal Nayla yang sedang menunggu taxi yang lewat. Nayla menghembuskan nafasnya pelan ketika tidak Ada satupun taxi yang lewat, angkot yang lewat pun penuh.

Nayla memutuskan untuk duduk di halte yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Membenarkan rambutnya yang dikepang dua serta kacamata bulatnya yang sedikit merosot.

"Apa nggak Ada taxi yang lewat jam segini?" gumam Nayla melihat jam di ponselnya sudah pukul 17.25.

"Apa telfon sopir aja ya?" gumam Nayla sedikit bimbang.

"Telfon aja deh," gumamnya lagi langsung menghubungi nomor Mang Ujang.

***

Part paling pendek, cuman 592 kata doang.

Cape, bye😌

NAYLA [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang