Bagian satu [sudah revisi]

908 63 1
                                    

Hi, call me Kaktus!

Cerita ini murni dari otak saya sendiri.

Tolong jangan membawa-bawa cerita lain ke dalam cerita ini!

Happy reading-!!

Bramantyo Group malam ini mengadakan pesta ulang tahun perusahaannya yang ke-tujuh di sebuah hotel bintang lima. Perusahaan ini adalah salah satu investor terbesar di perusahaan Bagaskara, maka dari itu, keluarga Bagaskara malam ini akan menghadiri acara tersebut.

Zara sudah siap dengan dress berwarna merah menyala dipadukan high heals hitam dan juga sling bag berwarna senada. Mama Hana malam ini juga memakai style yang sama dengan Zara, bedanya sang Mama membawa clutch. Sang Papa menggunakan kemeja putih yang dibalut dengan tuxedo berwarna hitam. Benar-benar keluarga yang kompak dan harmonis.

“Semuanya sudah siap?” tanya Papa Bagas. “Kalo gitu, ayo kita berangkat,” lanjutnya.

Let's go, Pa!” seru Zara semangat.

“Bi, kita jalan dulu ya? Jagain Nayla di rumah dan buatkan dia susu sebelum jam sepuluh malam,” titah Mama Hana.

“Baik, Nyonya,” ucap Bibi membungkuk hormat.

“Ayo, Sayang,” ajak Mama kepada Zara yang sedang berkaca di ponselnya. Merangkul pundak Zara meninggalkan ruang tamu.

Mereka semua masuk ke mobil BMW berwarna hitam legam milik Papa. Mereka di mobil diselingi dengan canda dan tawa, Zara yang memang suka berbicara langsung memecah keheningan yang ada.

“Oh iya Pa, kapan Nayla pindah sekolah?” tanya Zara yang duduk di kursi belakang bagian tengah sambil memajukan tubuhnya.

“Mungkin sekitar satu minggu lagi. Kamu kan tau, Nayla susah sekali dibujuk, jadi Papa harus membujuk dia agar mau pindah dengan kekuatan eksktra,” jawab Papa diselingi candaan.

“Keras kepalanya nurun dari Papa, tuh,” sambung Mama terkekeh.

Papa dan Zara tertawa. Teringat sesuatu, Papa kembali bertanya.

“Lana ada hubungi kalian?” tanya Papa membelokan stirnya ke kanan.

Zara dan Mama Hana saling tatap kemudian menggeleng bersamaan. “Nggak ada, Pa,” ucap Mama.

“Kira-kira Kak Lana pulang kapan, Pa, Ma?” tanya Zara.

“Bilangnya sabtu besok akan pulang, dan hari minggu kembali lagi ke sana,” jelas Papa lalu memberhentikan mobilnya berjejer dengan mobil-mobil mewah lainnya.

“Ayo turun, sepertinya acara akan dimulai sebentar lagi,” ucap Papa setelah melirik jam tangannya sebentar.

Mereka turun dari mobil secara bersamaan. Papa berjalan beriringan dengan Mama dan Zara mengekor di belakang mereka. Sesekali tersenyum ketika ada tamu undangan yang menyapa mereka atau sekedar tersenyum singkat.

“Halo Pak Bagas, apa kabar?” sapa salah satu kerabat dekat Papa.

“Halo Pak Farhan, kabar saya baik. Bagaimana dengan anda?” ucap Papa dan kembali bertanya dengan ramah.

NAYLA [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang