Bagian tiga belas [sudah revisi]

325 27 3
                                    

Nayla memasuki kelasnya seorang diri. Murid-murid memandangnya dengan tatapan aneh karena memakai baju lelaki.

"Nay, lo pake bajunya siapa?" tanya Tiara menghampiri Nayla yang baru saja hendak duduk di kursinya.

"Baju temen," alibi Nayla sambil tersenyum meyakinkan.

"Lo punya sahabat cowok ya? Sampe-sampe rela pinjemin bajunya segala," tanya Tiara menatap Nayla penuh selidik.

"Ini-"

"Minggir," ucap Reno yang baru saja datang.

Tiara dengan cepat bergeser agar Reno dapat duduk di tempatnya.

"Nay, gue balik dulu," ucap Tiara buru-buru yang diangguki oleh Nayla.

Nayla menolehkan kepalanya ke samping. Menatap Reno yang kini sudah lengkap dengan seragamnya.

"Ngapain lo liat-liat?" tanya Reno tanpa menoleh sedikit pun. Masih fokus bermain game di ponselnya.

"Ng-nggak! Gue nggak ada liatin lo," ucap Nayla cepat-cepat menghadapkan kepalanya lagi ke depan.

Ting!

0878******** :
Gue Gio, pulang bareng gue mau nggak?

Nayla membaca pesan dari Gio dengan perasaan berkecamuk. Kata-kata Putri selalu terngiang-ngiang dipikirannya bila sudah menyangkut tentang Gio.

Nayla :
Maaf Gio, nggak bisa

0878******** :
Kenapa? Lo sibuk?

Nayla :
Ada janji sama temen

0878******** :
Oh oke

Nayla :
Maaf ya Gio

0878******** :
Nggak pa-pa, lain kali aja

Nayla memilih untuk mengakhiri obrolan tersebut. Menerima ajakan Gio sama saja mencari masalah dengan Putri. Sekali-sekali berbohong tidak apa-apa kan?

Nayla menolehkan kepalanya ke samping, menatap Reno yang masih saja asik dengan ponselnya.

"Lo nggak bosen megangin HP mulu dari tadi?" tanya Nayla pelan.

Reno menoleh kearahnya. Menatap tepat di manik mata Nayla. "Emang tangan lo mau gue jadiin handphone?" tanya Reno.

"Gimana?" tanya Nayla tak paham.

"Gue pegangin mulu."

Nayla tersentak di tempatnya ketika ada yang menepuk pundaknya dengan cukup kuat.

"Lo kesambet?" tanya Azka menatap Nayla dengan tatapan bingung.

Astaga. Jadi Nayla tadi mengkhayal? Kenapa rasanya sangat nyata?

"Ng-nggak, gue nggak pa-pa," ucap Nayla menggelengkan kepalanya kuat.

"Gue pikir lo kenapa," ucap Azka lalu duduk di tempatnya.

NAYLA [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang