Bagian dua belas [sudah revisi]

330 25 3
                                    

Nayla kembali berjalan menuju kelas seorang diri. Lorong sudah sepi karena sudah jam pelajaran pertama.

"Nayla!" Nayla refleks memberhentikan langkahnya ketika namanya dipanggil.

Dari arah kiri, ada Gio yang sedang berlari kecil kearahnya. Nayla hendak kembali berjalan agar terhindar dari Gio, namun pergelangan tangannya sudah lebih dulu ditahan.

"Lepas, Gi," pinta Nayla dengan suara pelan.

"Gue manggil lo, kenapa lo malah mau kabur sih?" tanya Gio dengan alis menyatu, pertanda lelaki itu bingung.

Nayla mengarahkan pandangannya ke segala arah. "Udah bel, gue mau ke kelas," ucap Nayla buru-buru pergi.

"Nay!" panggil Gio namun Nayla tak menghiraukannya.

"Aw." Nayla meringis ketika kepalanya menubruk dada bidang Reno yang hendak berjalan keluar kelas.

"Lo jangan pake mata nggak sih?!" sentak Reno pelan.

Nayla semakin menundukkan kepalanya dalam-dalam ketika seluruh mata murid-murid menatap ke arah mereka.

"Dimana-mana, jalan itu pakai kaki," sewot Nayla dengan suara pelan.

"Minggir!" sentak Reno membuat Nayla langsung menyingkir secepat kilat.

Nayla berjalan cepat menuju kursinya. Sedang tidak ada guru. Sedang rapat atau datang terlambat?

"Riski," panggil Nayla membuat Riski yang sedang memainkan ponselnya mendongak.

"Ya?"

"Gurunya belum dateng ya?" tanya Nayla masih dengan posisi berdiri di damping mejanya dan menghadap ke arah Riski.

"Ada rapat," jelas Riski dan Nayla hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.

Nayla duduk di tempatnya lalu mengeluarkan novel yang dipinjamnya. Tidak Ada teman mengobrol dan itu membuat Nayla bosan.

"Hai?" sapa gadis berambut hitam legam.

Nayla menoleh kearahnya. "Hai," sapa balik Nayla sambil tersenyum kikuk.

"Gue boleh duduk?" tanya gadis itu.

"Duduk aja," ucap Nayla mempersilahkan.

Gadis tersebut langsung duduk, lalu mengulurkan tangannya kepada Nayla.

"Tiara," sebut gadis itu tersenyum manis.

"Nayla," balas Nayla menyambut uluran tangan Tiara dengan ramah.

"Boleh dong, gue jadi temen lo?" tanya Tiara ragu-ragu.

"Boleh kok," ucap Nayla senang.

"Nanti ke kantin bareng ya? Gue balik ke tempat duduk dulu," ucap Tiara sambil berdiri dari duduknya.

"Iya, Ra," ucap Nayla lalu fokus pada bukunya lagi.

Satu jam berlalu, kelas semakin ricuh saja. Tak lama, bel tanda istirahat telah berbunyi nyaring membuat seluruh murid bersorak senang.

NAYLA [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang