Hi, call me Kaktus!
Cerita ini murni dari pikiran saya sendiri.
Tolong jangan bawa-bawa cerita lain ke dalam cerita ini!
Happy reading-!!
—
Setelah Gio pergi, Linda datang dengan nampan di tangannya dibantu oleh Mba Sarah membawa satu nampan lagi.
“Tadi gue liat ada Gio deh, kok sekarang gak ada?” tanya Linda duduk di samping Zara.
“Udah pergi,” sahut Zara memakan baksonya.
Linda hanya ber'oh' ria saja. Mereka menikmati makannya dalam diam.
“Hai bro!”
“Uhuk! Uhuk!”
Nayla dan Reno tersedak secara bersamaan dan mengambil gelas yang sama juga bersamaan.
“Maaf,” ucap Nayla mengambil gelas yang lain. Karena semua minuman tadi berada di tengah-tengah meja.
“Hm,” sahut Reno setelah meminum-minumannya.
“Gue ngagetin ya?” tanya Azka polos.
“Ya jelaslah! Gue aja kaget!” ucap Riski menyerahkan satu formulir.
“Apa, nih?” tanya Putri langsung membacanya dengan cepat.
“Gue liat, dong,” ucap Zara langsung mengambil satu kertas lagi.
“Pendaftaran ketua OSIS,” ucap Putri membaca kata yang tercetak tebal.
“Yoi, minat gak?” tanya Azka yang sudah duduk di samping Nayla.
“No! Nambah beban hidup gue aja,” ucap Putri sinis, menyerahkan formulir tersebut kepada Linda.
“Nay, lo gak mau daftar? Bukannya lo mau banget ya?” tanya Zara membuat Nayla menatapnya.
“Enggak deh Za, gue masih murid baru di sini,” ucap Nayla menggaruk tengkuknya.
“Gak pa-pa Nay, nanti lo dibimbing sama Riski,” ucap Azka.
“Nggak deh, makasih tawarannya,” ucap Nayla tersenyum.
“Yaudah deh, kita pergi dulu. Kalo ada yang minat, langsung isi aja formulirnya,” ucap Azka berdiri dari duduknya.
“Duluan, bro,” ucap Riski menepuk pelan pundak Reno.
“Yoi,” balas Reno seadanya.
—
“Langsung pergi?” tanya Nayla tepat di samping motor Gio.
“Iya, atau lo mau ganti baju dulu?” tanya Gio yang sudah memasang helm nya.
“Nggak deh, langsung aja,” ucap Nayla langsung menaiki jok belakang motor Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLA [SEDANG REVISI]
Novela Juvenil(Proses revisi/rombak, jadi maaf apabila ada beberapa part tidak nyambung🙏) Revisinya pas lagi rajin doang:'( Jangan lupa follow^_^ Kenapa yang baik harus kalah dengan yang cantik? Kenapa yang tulus harus kalah dengan yang mulus? Apa sekejam itu du...